Jakarta - Presiden RI Keenam Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) menantang keberanian Menteri Koordinator Perekonomian Airlangga Hartarto dan Menteri Koordinator Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan, serta Badan Intelijen Negara (BIN) untuk mengungkap siapa sponsor demo tolak Omnibus Law Undang-Undang Cipta Kerja.
"Jadi kalau saya ditanya ya seperti itu. Tapi yang paling bisa menjawab, yang paling bisa mengklarifikasi semuanya ini ya beliau-beliau," kata SBY melalui akun Youtube Partai Demokrat, seperti dikutip Tagar, Selasa, 13 Oktober 2020.
Kalau ditanyakan begitu kalau yang paling baik ya tanyakan kepada beliau-beliau itu. Siapa yang dimaksud aktor yang menunggangi, menggerakkan, dan membiayai itu
Kendati demikian, SBY tidak percaya jika tuduhan itu benar dialamatkan kepadanya dan Partai Demokrat. Pasalnya, dia mengaku memiliki hubungan yang baik dengan Airlangga, Luhut, dan BIN.
"Saya kok enggak yakin ya kalau Pak Airlangga, Pak Luhut, atau BIN yang dimaksud itu saya. Hubungan saya dengan Pak Airlangga selama ini baik, dengan Pak Luhut juga baik, dengan BIN juga enggak ada masalah. Saya enggak yakin kalau BIN anggap saya ini sebagai musuh negara. Saya kira enggaklah ya," ujarnya.
"Kalau ditanyakan begitu kalau yang paling baik ya tanyakan kepada beliau-beliau itu. Siapa yang dimaksud aktor yang menunggangi, menggerakkan, dan membiayai itu," kata dia menambahkan.
Sebelumnya, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marinves) Luhut Binsar Pandjaitan menengarai, terdapat pihak-pihak yang 'menunggangi' demonstrasi besar-besaran terkait Omnibus Law Undang-Undang Cipta Kerja demi kepentingan pemilihan presiden (Pilpres) 2024.
Luhut mengklaim, pemerintah memiliki alat untuk mendeteksi kepentingan politik oposisi, yang acap kali menyengat kebijakan politik pemerintahan Presiden Joko Widodo atau Jokowi.
- Baca juga: Luhut Endus Ada Kepentingan Pilpres 2024 dalam Demo Cipta Kerja
- Baca juga: Dituduh Sponsor Demo, SBY: Sama Dengan Mempermainkan Tuhan
"Ya pasti ada lah. Enggak usah orang pintar juga melihatnya kan ada, kita kan bisa lihat dari semua. Ya kan pemerintah punya tools-nya juga untuk gitu-gituan, apa sih susahnya itu," kata Menko Marinves Luhut saat diwawancarai Pemimpin Redaksi Kompas Budiman Tanuredjo, dilihat Tagar dari kanal YouTube Kompas TV, Jumat, 9 Oktober 2020.[]