Bandung - Wakil Gubernur Jawa Barat, Uu Ruzhanul Ulum, berencana mengundang warga Desa Sirnamanah, Kecamatan Darangdan, Kabupaten Purwakarta, Jawa Barat, yang terkena timbunan tanah urugan proyek kereta cepat termasuk PT Kereta Cepat Indonesia China atau PT KCIC, PT Wijaya Karya (WIKA) dan Pemerintah Kabupaten Purwakarta untuk mencari solusi atas bencana yang terjadi di wilayah tersebut.
“Langkah yang diambil hari ini, kami akan mengundang semua orang yang berkepentingan di tempat ini, bersama KCIC, WIKA, bersama Pemkab Purwakarta. Nanti akan dirapatkan (untuk) mencari keputusan terbaik. Keinginan masyarakat oleh petugas sudah terdengar,” tuturnya di Bandung, Kamis, 20 Februari 2020.
1. Bukan Hanya Sawah Tetapi Irigasi Turut Tertimbun
Ia pun berharap dari pertemuan PT Kereta Cepat Indonesia China atau PT KCIC, PT Wijaya Karya (Wika) dan Pemerintah Kabupaten Purwakarta serta warga terdampak tersebut dapat memenuhi harapan kedua belah pihak atau pihak-pihak terkait, solusi yang berakhir win-win solution.
Kang Uu sapaan dari Uu Ruzhanul Ulum menjelaskan, hasil dari peninjauan ke Desa Sirnamanah, Kecamatan Darangdan, Kabupaten Purwakarta beberapa waktu lalu diketahui sejumlah warga mengaku kecewa karena persawahan di Desa Depok, Kabupaten Purwakarta yang selama ini menjadi sumber pencaharian hidup mereka tertutup tanah urugan proyek kereta cepat Jakarta-Bandung PT KCIC.
“Kunjungannya (beberapa waktu lalu) untuk meninjau langsung sawah yang terdampak merupakan wujud kepedulian Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jabar terhadap warga Kab. Purwakarta, dan menampung aspirasi warga,” jelas dia.
Dari peninjauan tersebut,menurut pengakuan warga setempat ternyata urugan tanah proyek PT KCIC ini pun tak hanya menimbun sawah seluas 6 hektar di Blok 8 Parakan Leuwi tetapi menutupi aliran irigasi sawah sejak 2019. “Mereka (warga) pun mengaku belum menerima ganti rugi dari pihak pengembang proyek,” terang Kang Uu.
Kang Uu menambahkan, meskipun terjadi bencana timbunan urugan tanah yang menimpa warga Desa Sirnamanah, Kecamatan Darangdan, Kabupaten Purwakarta dari proyek kereta api cepat PT KCIC ini, ia mengingatkan kalau proyek PT KCIC ini merupakan proyek strategis Pemerintah Pusat yang bertujuan salah satunya meningkatkan aksesibilitas wilayah, terutama di Jawa Barat sekaligus untuk mengembangkan kota-kota baru.
2. Ganti Rugi Belum Terima Proyek Jalan Terus
“Untuk itu Pemprov Jabar berusaha mendengarkan aspirasi warga sekaligus membantu upaya penyelesaian yang terbaik bagi seluruh pihak. KCIC program pemerintah, yang manfaatnya sendiri adalah untuk masyarakat, maka harus saling memahami, harus ada rasa memiliki terhadap kereta cepat ini nantinya," tambah dia.
Sementara itu, Atini salah seorang warga Desa Sinarmanah yang sawahnya tertimbun urugan proyek PT KCIC mengatakan, dirinya sudah tiga kali melakukan pertemuan dengan pihak pengembang tetapi hingga kini belum menerima kompensasi.
“Saya minta dibayar per meter Rp 1 juta, tapi KCIC memintanya R p50 ribu per meternya. Kami nggak kasih, tapi proyek malah (terus) berjalan. Kalau nggak dibayar, ya, kami rugi karena dari sini (sawah) sumber penghasilan saya dan (sekarang) saya nggak punya gaji (pemasukan)," kata dia.
Warga Sinarmanah lainnya, Iwan, juga mengaku sawah miliknya tertimbun tanah galian proyek kereta cepat Jakarta-Bandung dan sejak Agustus tahun lalu pembayaran ganti rugi belum ia terima dari pihak pengembang.
"Kami tidak mau disewa, area persawahan sudah seperti ini sudah tidak bisa ditanami padi, apalagi irigasi yang biasa mengairi persawahan di sini sudah tertimbun," kata Iwa. [].