Satgas PEN Ingin Rakyat Merasa Aman dengan Insentif

Tugas pemulihan Satgas PEN bersifat cepat dan jangka pendek.
Petugas kebersihan berjalan di depan toko yang tutup di area Pasar Asem Reges, Jakarta Barat, Selasa, 21 Juli 2020. Pengelola Pasar Asem Reges menutup sementara pasar tersebut dari Senin (20/7) hingga Rabu (22/7) menyusul satu orang pedagang terkonfirmasi positif Covid-19 berdasarkan hasil tes usap (swab test). (Foto: Antara/Nova Wahyudi)

Jakarta - Ketua Satuan Tugas (Satgas) Pemulihan Ekonomi Nasional Budi Sadikin menjelaskan lembaganya bertugas untuk memulihkan ekonomi. Tugas pemulihan, kata dia, sifatnya cepat dan jangka pendek.

"Juga harus fokus ke program transformasi ekonomi yang sifatnya fundamental dan jangka panjang," kata Ketua Satgas Pemulihan Ekonomi Nasional Budi Sadikin seperti dilansir di situs Sekretariat Kabinet, Jakarta, Kamis, 30 Juli 2020.

Satgas PEN harus fokus ke program transformasi ekonomi yang sifatnya fundamental

Ia menuturkan rasa aman dalam masa pemulihan memerlukan insentif ekonomi atau stimulus fiskal. Rakyat, kata dia, dapat merasakan rasa aman dengan insenstif walaupun pendapatan dari kerjanya berkurang.

Baca juga:

Wakil Menteri BUMN ini menuturkan sejuah ini pemerintah telah banyak mengeluarkan program insentif ekonomi. Namun melihat pentingnya pertumbuhan ekonomi kuartal ketiga, sehingga kata dia, akan fokus ke beberapa program secara spesifik.

Program spesifik ini mencoba menjaga pertumbuhan ekonomi dan lapangan kerja di rakyat. “Dua program utama yang akan kami konsentrasikan dalam dua sampai empat minggu ke depan adalah program bantuan UMKM produktif. Bantuan ini dalam bentuk grant dalam bentuk bantuan, bukan dalam bentuk pinjaman,” ucapnya.

Rencananya, lanjut dia, pemerintah akan memberikan Rp 2,4 juta per orang. Bantuan ini diharapkan digunakan bukan hanya untuk kehidupan sehari-hari tapi juga mengembangkan UMKM.

Berdasarkan permintaan Presiden Jokowi, Budi berusaha meningkatkan jumlah UMKM penerima bantuan. Jumlah diupayakan bertambah bertahap hingga 10 sampai 12 juta UMKM.

“Ini akan langsung kita berikan secara bertahap ke mulainya dari 1 juta yang sudah kita identifikasi, nanti akan naik secara bertahap ke 12 juta UMKM,” tuturnya.

Sementara Menteri Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah (UKM) Teten Masduki mengatakan, UMKM paling terpuruk dalam krisis ekonomi akibat pandemi corona. Situasi ini berbeda ketika krisis ekonomi menghantam pada 1998. 

"Ini berbeda dengan krisis 1998 yang saat itu UMKM justru menjadi penyelamat ekonomi nasional, bahkan ekspornya bisa tumbuh sampai 50 persen," ujar Teten kemarin di Jakarta. 

Pagebluk, kata dia, telah memukul UMKM dari dua sisi: suplai dan permintaan. Sejak Covid-19 mewabah, pelaku UMKM kesulitan melakukan produksi, distribusi hingga mendapatkan konsumen. "Jadi, hari ini betul-betul terganggu," ucapnya.[]

Berita terkait
Menteri Koperasi Apresiasi Atensi Bara JP kepada UKM
Menteri Tetan Masduki mengapresiasi perhatian Bara JP terhadap UMKM yang tengah terpukul akibat pandemi Covid-19.
Bara JP Ingatkan Pemerintah Soal Krisis Ekonomi 2020
Barisan Relawan Jokowi Presiden (Bara JP) mengingatkan pemerintahan soal potensi krisis ekonomi tahun ini akibat pandemi Covid-19
Jokowi Teken Perpres Perlindungan Hak Anak Korban
Presiden Jokowi, resmi meneken Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 75 Tahun 2020 tentang hak anak korban dan anak saksi korban tindak pidana.
0
DPR Terbuka Menampung Kritik dan Saran untuk RKUHP
Arsul Sani mengungkapkan, RUU KUHP merupakan inisiatif Pemerintah. Karena itu, sesuai mekanisme pembentukan undang-undang.