Saran Pengamat Militer Agar Tak Seperti Afghanistan

Pengamat militer dan intelijen Susaningtyas Kertopati mengatakan, Indonesia harus terus melakukan penguatan nasionalisme sebagai bangsa Indonesia.
Ilustrasi: Gerilyawan Taliban merebut kembali kekuasaan di Afghanistan, 20 tahun setelah invasi AS menggulingkan mereka dari kekuasaan (Foto: voaindonesia.com/AFP)

Jakarta - Pengamat militer dan intelijen Susaningtyas Kertopati mengatakan, Indonesia harus terus melakukan penguatan nasionalisme sebagai bangsa Indonesia.

”Bangsa ini beruntung Bung Karno begitu tegas agar kita lakukan nation character building. Kitapun punya Pancasila dan UUD 45. Bayangkan bila kita bimbang ragu sebagai bangsa akan mudah digalang oleh kelompok radikal dan ekstrem," kata dia, Rabu, 18 Agustus 2021.

"Terlebih methode penggalangan dengan Enabling Environtmen yang piawai membuat orang terbuai dan menganggap normal radikalisme itu. Hanyalah hal itu yang dapat membuat bangsa ini utuh tetap ada dalam negara yang berdaulat" ujarnya.

Dia menjelaskan, pengaruh situasi di Afganistan terhadap Indonesia tentu saja ada meskipun tidak secara langsung. Saat ini, Taliban berhasil mengambil alih kekuasaan pemerintah sah Afganistan.

"Jika kita melihat warga Afganistan yang sangat kesukuan dan tidak mimiliki identitas nasional memang tanpa harus melampaui perang konvensional berdarah pun Taliban mudah untuk tundukan Afganistan,” katanya.

Langkah pemerintah melarang HTI dan IM, tegas dia, sangat tepat karena sadar atau tidak mereka embrio radikalisme dan perpecahan bangsa. Apalagi organisasi atau kelompok teroris yang berafiliasi ISIS maupun Al Qaeda harus ditangani dengan tegas oleh aparat.

Kelompok-kelompok ini jelas ingin menghancurkan nasionalisme dan identitas kebhineka tunggal ikaan bangsa Indonesia dengan menanamkan budaya mereka yang terus dikaitkan dengan agama. Politik agama itu disalahgunakan untuk mencapai tujuan menguasai Indonesia.

”Kita sebagai bangsa jangan pernah lelah menunjukan nasionalisme, toleransi dan Semangat persatuan dan kesatuan jikalau memang tidak ingin bernasib sama dengan Afganistan. Terlebih Indonesia secara geografis lebih luas,” ujarnya. []

Baca Juga: Uni Eropa Desak Pendekatan Internasional Hadapi Taliban

Berita terkait
Uni Eropa Tunggu Waktu Untuk Berbicara dengan Taliban
Uni Eropa belum akan memberikan pengakuan terhadap rezim Taliban yang secara de facto menguasai Afghanistan
Taliban Klaim Afghanistan Akan Jadi Negara Islam
Afghanistan akan menjadi negara Islam. Saat ini mereka berhasil menguasai jantung negara, Kabul.
Amerika Tidak Perkirakan Kemajuan Taliban Secepat Itu
Para pengecam mengatakan kepergian Amerika dapat menciptakan krisis kemanusiaan dan surga bagi ekstremis
0
Ini Alasan Mengapa Pemekaran Provinsi Papua Harus Dilakukan
Mantan Kapolri ini menyebut pemekaran wilayah sebenarnya bukan hal baru di Indonesia.