Sumenep - Hujan deras yang mengguyur Pulau Madura membuat sejumlah pemukiman rumah tergenang air. Pemukiman tersebut salah satunya lembaga Pondok Pesantren (Ponpes) Annuqayah, Kecamatan Guluk-Guluk, Sumenep.
Akibat derasnya hujan, seorang santri bernama Romiz Roqi Dhaifullah 14 tahun, terseret arus banjir. Beruntung santri asal Desa Kalianget Barat, Kecamatan Kalianget, Sumenep tersebut bisa diselamatkan temannya.
Peristiwa santri terseret arus banjir benar.
Pengurus Yayasan Ponpes Annuqayah Muhammad Sholeh mengatakan, Romiz diseret arus banjir gorong-gorong, ketika ia sedang bermain air di halaman lembaga saat hujan turun bersama teman-temannya.
"Peristiwa santri terseret arus banjir benar," kata Muhammad Sholeh dihubungi Tagar, Senin 17 Februari 2020.
Menurutnya, peristiwa kejadian tersebut berlangsung sekitar pukul 13.45 WIB, Romiz berusaha ditolong temannya dan langsung dilarikan ke rumah sakit di lingkungan pesantren. Sekarang kondisi santri yang masih duduk di bangku MTs itu sudah mulai membaik.
"Daerah luka di bagian tubuh mengenai pipi, lutut, dan siku, sekarang tinggal menyembuhkan lukanya," tuturnya.
Dia menyampaikan bahwa pemberitaan seputar santri terseret arus hujan tersebut sedikit menimbulkan simpang siur informasi. Sebab di media sosial sempat dikabarkan jika santri binaanya terseret hingga meninggal dunia.
"Tadi ada rumor hingga meninggal, padahal tidak," ucapnya.
Saat ini, keberadaan Romiz sudah tidak lagi di pesantren, karena dibawa pulang, setelah mendapatkan pertolongan medis dari lembaga kesehatan di pesantren dan dirawat orang tuanya.
Pamekasan Dikepung Banjir
Sementara itu, di Kabupaten Pamekasan tepatnya di Perumahan Nyalabu Permai, Desa Nyalabu Laok, Kecamatan Kota Pamekasan, digenangi air setinggi lutut pria. Hujan yang turun mulai pukul 14.25 WIB hingga pukul 19.40 WIB itu, membuat sejumlah aktivitas warga berhenti.
Pantauan Tagar, air meluap hingga ke jalan akibat gorong-gorong mempet. Warga bersiaga dan bekerja bakti dengan membuang tumpukan benda yang menjadi pemicunya. Kemudian di setiap gang diberi plang atau tanda jika jalan dalam kondisi banjir.
"Satu di antaranya pertokoan. Hujan turunnya mulai tadi siang. Ini masih belum surut," kata Ibnu, 50 tahun, warga setempat kepada Tagar.
Koordinator Reaksi Cepat Badan Penanggulangan Bencana Daerah Pamekasan Budi Cahyono mengakui jika genangan air yang mengguyur Perumahan Nyalabu Permai menjadi daerah banjir paling akhir ditangani pihaknya. Sebab genangan air tidak hanya ada di satu titik lokasi.
"Saat hujan, tim kami langsung bagi tugas, karena banyak lokasi yang harus ditangani," ucap Budi.
Untuk menyurutkan air, Budi menggunakan mesin penyedot air. Dengan demikian, selain air mengalir di gorong-gorong dan tidak meluap, air akan semakin mengurang.
Beberapa titik wilayah yang tergenang air, di antaranya, Jalan Jokotole Pemda Timur, Jalan Niaga, Jalan Gazali, Jalan Amin Jakfar, Jalan Jilbudan, Jalan Segara, Jalan Kabupaten, Jalan Brawijaya, Jalan Mandilaras, dan Jalan Nyalabu Laok. []