Untuk Indonesia

Sandi Lebih Hebat dari Nabi

Sandiaga Uno merasa lebih jago, lebih hebat dibanding Nabi Yusuf. - Ulasan Eko Kuntadhi
Calon wakil presiden nomor urut 02 Sandiaga Salahuddin Uno. (Foto: Antara/M Risyal Hidayat)

Oleh: Eko Kuntadhi*

Mulanya Sandiaga Uno hanya seorang pengusaha. Ia masuk politik, mencalonkan diri jadi wakil gubernur. Bersama Anies, Sandi memenangkan pertarungan di Jakarta dengan menjajakan agama secara murah.

Pendukungnya mengelukan Sandi. Lalu dia melangkah maju sebagai cawapres mendampingi Prabowo. Dari seorang pengusaha awam agama, tetiba oleh PKS, Sandi dinobatkan sebagai santri. Santri post islamisme.

Kalau soal mengasong agama PKS memang jagonya. Partai ini selalu membungkus ambisi politiknya dengan jargon agama. Ternyata santri saja gak cukup. Lalu Hidayat Nur Wahid mengangkat Sandi sebagai ulama.

Nyatanya posisi ulama belum cukup bagi Sandi. Soalnya lawan Sandi dalam Pilpres adalah Jokowi didampingi Kiai Ma'ruf Amin. Semua juga tahu, Kiai Ma'ruf itu ulama betulan. Ia ketua MUI merangkap Rais Am PBNU. Buku karyanya berkenaan dengan ilmu-ilmu agama bertebaran. Kiai Ma'ruf seorang ahli fiqh yang cukup disegani.

Dalam ilmu agama, membandingkan Sandi dengan Kiai Ma'ruf, sama seperti membandingkan anak yang baru belajar Iqro I dengan seorang qori kelas dunia. Yang satu masih terbata-bata mengeja huruf hijaiyah, satunya lagi sudah melantunkan bacaan dengan indah.

Tapi ini politik. Bagi Sandi dan kelompoknya yang suka mengasong agama, Sandi tetap harus mengalahkan Kiai Ma'ruf dalam pemahaman agama. Setidaknya rakyat harus percaya bahwa Sandi bukan sekadar 'ulama', tapi lebih itu.

Di sinilah mungkin Sandi memutar otak. Kira-kira bagaimana mengalahkan ilmu agama seorang ulama?

Aha! Dia memilih melompat. Sasarannya bukan Kiai Ma'ruf. Ia berkampanye lebih hebat dari Nabi. Dengarlah statemennya. "Jika Nabi Yusuf butuh waktu tujuh tahun menangani krisis ekonomi, saya dan Prabowo hanya butuh tiga tahun menyelesaikan krisis di Indonesia," ujarnya jumawa.

Dengan mengatakan bahwa Nabi utusan Allah saja bisa dikalahkan dengan mudah, apalagi sekadar ulama seperti Kiai Ma'ruf. Nabi Yusuf yang dibimbing Allah secara langsung, keok jika berhadapan dengan Sandiaga. Apalagi orang lain.

Kehebatan Sandi yang merasa lebih jago dibanding Nabi Yusuf ini adalah hal yang luar biasa. Nabi Yusuf yang namanya diabadikan Allah dalam sebuah surat dalam Alquran, gak ada apa-apanya dibandingkan dengan Sandiaga Uno.

Tapi sebetulnya Sandi tidak benar-benar paham isi surah Yusuf. Dalam Alquran dikisahkan, Nabi Yusuf tidak menangani krisis ekonomi. Ia berhasil mengantisipasi datangnya krisis. Selama tujuh tahun masa subur dan panen raya, Nabi Yusuf mengusahakan tabungan bahan makanan. Makanan itu dipersiapkan sampai datangnya masa paceklik selama tujuh tahun sesudahnya.

Jadi Nabi Yusuf bukan menangani krisis. Pada zaman Nabi Yusuf, krisis belum terjadi. Nabi Yusuf mengantisipasi agar tidak terjadi krisis ketika kondisi alam tidak bersahabat. Nabi Yusuf mengajarkan bagaimana cara mengantisipasi segala kemungkinan buruk ke depan.

Kondisinya sama seperti di Indonesia. Ekonomi kita sekarang baik-baik saja. Pertumbuhan di atas 5 persen, inflasi terjaga, pengangguran turun, ketimpangan menyempit.

Jika membaca arah perkembangan ekonomi dunia, Indonesia memang harus bersiap. Seluruh negeri harus disiapkan agar bisa menyongsong segala kemungkinan masa depan.

Itulah yang dilakukan Jokowi sekarang. Ia membangun infrastruktur agar potensi bisa digali maksimal. Ia mengejar penghematan bahan bakar fosil, digantikan dengan minyak nabati agar defisit bisa diantisipasi. Ia fokus pada pembangunan sumber daya manusia agar rakyat Indonesia siap bersaing.

Jokowi mengambil hikmah dari kisah Nabi Yusuf dalam Alquran. Ia menyiapkan manusia Indonesia untuk menghadapi kemungkinan terburuk dari perkembangan ekonomi dunia.

Sementara Sandi tidak melihat kisah Alquran sebagai hikmah. Dia lebih suka jumawa mengatakan dirinya lebih hebat dari utusan Allah. Padahal, debu yang menempel di ujung terompahnya Nabi Yusuf saja, mungkin jauh lebih mulia dibandingkan Sandiaga Uno.

Siapa yang tersinggung dengan pernyataan Sandiaga Uno, bahwa dirinya lebih hebat dibandingkan Nabi? Orang PKS tidak ada komentar. Laskar FPI santai saja. HTI apalagi. Mereka tidak masalah Nabinya dilecehkan. Atau mungkin saja mereka percaya Sandiaga dan Prabowo lebih hebat dari Nabi Yusuf.

*Penulis adalah Pegiat Media Sosial

Berita terkait