Samsung Curi Peluang Huawei, Penjualan Melesat 50 Persen

Raksasa elektronik Korea Selatan, Samsung berhasil mencuri peluang pabrikan smartphone asal China, Huawei yang terkena boikot Amerika Serikat.
Smartphone terbaru Samsung. Raksasa elektronik Korea Selatan, Samsung berhasil mencuri peluang pabrikan smartphone asal China, Huawei yang terkena boikot Amerika Serikat. (Foto: Tagar/Getty Images/smartphone terbaru Samsung).




Jakarta - Raksasa elektronik Korea Selatan, Samsung berhasil mencuri peluang pabrikan smartphone asal China, Huawei yang terkena boikot dari Presiden Amerika Serikat, Donald Trump. Pendapatan dari unit ponsel pintar Samsung mencatat rekor pendapatan US$ 59 miliar atau setara Rp 864,7 triliun pada triwulan III 2020.

Pendapatan yang melesat itu dipicu oleh lonjakan penjualan smartphone sbesar 50 persen. Sementara keuntungan dari unit microchip meroket hingga 82 persen. Samsung juga mencatat pertumbuhan yang kuat dalam penjualan TV dan peralatan premiumnya selama Juli hingga September.

Perusahaaan elektronik terbesar di dunia yang baru saja ditinggal bosnya, Lee Kun Hee itu membukukan laba bersih triwulan III 2020 mencapai US$ 83 miliar. Perolehan ini melonjak 49 peresn dibandingkan periode sama tahun lalu, seperti diberitakan dari BBC News, Kamis, 29 Oktober 2020.

Kinclongnya bisnis seluler dan chip Samsung tak terlepas dari imbas yang dialami rivalnya, Huawei, perusahaan asal China. Sanksi pemboikotan produk China oleh pemerintah AS, telah menghantam pangsa pasar Huawei.

Huawei sebelumnya telah memproduksi dan menimbun chip smartphone menjelang AS menjatuhkan sanksi larangan produk-produk China beroperasi di Negeri Paman Sam itu.

Pada Agustus 2020 lalu, Departemen Perdagangan AS menyatakan akan menjatuhkan sanksi pada perusahaan asing yang menjual chip ke Huawei tanpa terlebih dahulu mendapatkan lisensi. Pemerintahan Trump memboikot perusahaan teknologi China , karena masalah keamanan nasional, termasuk Huawei, TikTok, dan WeChat.

Huawei Mate 40 ProRender Huawei Mate 40 Pro. (Foto: Tagar/OnLeaks x PriceBaba)

Microchip yang Tengah Booming

Hasil kuat Samsung datang di tengah konsolidasi dalam industri microchip di AS. Microchip memiliki berbagai macam aplikasi, dan ditemukan di produk ritel seperti ponsel pintar dan elektronik konsumen serta di infrastruktur komersial seperti pusat data.

Raksasa pembuat chip, AMD minggu ini mengumumkan akan membeli Xilinx senilai US$ 35 miliar, membayar premi untuk saingannya dalam kesepakatan yang hampir mencapai rekor. Bulan lalu, pembuat chip grafis Nvidia setuju untuk membeli pembuat chip seluler Inggris Arm dari Softbank dengan nilai US$ 40 miliar.

Konsolidasi tersebut didorong oleh melonjaknya harga saham Nvidia dan AMD. Ini membuat mereka memiliki uang tunai untuk investasi di microchip. Beberapa analis menyebutkan, kebangkitan dan konsolidasi industri AS dapat mendorong pemerintah China untuk berinvestasi lebih banyak dalam teknologi microchip.

"Booming di industri microchip bisa mengarah pada percepatan dalam penelitian dan pengembangan," kata Natasha Kassam, seorang partner peneliti di Institut Lowy.

Pandemi Covid-19 memberikan imbas positif terhadap pembuat microchip. Kebijakan bekerja dari rumah (work from home) selama pandemi membuat permintaan chip melonjak pesat. Selain Samsung, SK Hynix Korea, perusahaan asal Korea Selatan juga melaporkan keuntungan yang besar pada triwulan II 2020. []

Berita terkait
Bos Samsung Meninggal Ekonomi Korsel Hancur, Apa Hubungannya ya
Bos Samsung Group, Lee Kun Hee belum lama ini meninggal dunia, ini akan memnberikan implikasi terhadap perekonomian Korea Selatan.
Siasat Huawei Genjot Transformasi Digital di Asia Pasifik
Huawei memperkenalkan perubahan paradigma, demi menumbuhkan ekosistem kuat demi menggenjot transformasi digital
Begini Perjalanan Bos Besar Samsung Hingga Meninggal Dunia
Kisah perjalanan Bos Samsung yang meninggal pada Minggu, 25 Oktober 2020. Lee Kun-hee diketahui mengambil alih Samsung pada tahun 1987.