Sampai Kapan Anarkisme Suporter Berakhir?

Para suporter yang semula bertujuan untuk mendukung tim masing-masing, saat ini mulai melebar dan berubah dari tujuannya untuk meramaikan sepakbola.
Sejumlah suporter membentangkan bendera Merah Putih berukuran besar saat memberikan dukungan pada pesepakbola timnas Indonesia. (Ant/Andika W)

Jakarta, (Tagar 2/7/2019) - Dalam sepakbola anarkisme, adalah tindakan yang sering terjadi dan masih banyak dilakukan oleh “oknum” suporter. Para suporter yang semula bertujuan untuk mendukung tim masing-masing, saat ini mulai melebar dan berubah dari tujuannya untuk meramaikan sepakbola. 

Memang, olahraga ini tidak bisa lepas dari pemain ke-12, sepak bola tanpa suporter itu ibarat sayur tanpa garam, terlebih suporter Indonesia yang memang dikenal fanatik. Dimana setiap pertandingan sepakbola, ketika klub maupun Tim Nasional (Timnas) Indonesia bertanding, hampir setiap stadion selalu disesaki oleh penonton dan di Indonesia hal itu adalah bisa dan biasa.

Pujian

Media asing, Fox Sport Asia melalui jurnalisnya John Duerden, melakukan perjalanan ke Indonesia. Dia, terkesima dengan aksi suporter Bali United saat menghadapi PSMS Medan di pekan pertama Liga 1 dan aksi suporter Persija Jakarta, The Jakmania pada Piala AFC. Bukan soal kuantitas yang menjadi penilaian oleh Fox Sport Asia, melainkan kualitas atmosfer pertandingan hasil kreativitas dari The Jakmania.

"Anda harus bertanya-tanya apa yang akan terjadi di Indonesia jika tim nasional pernah berhasil mencapai Piala Dunia. Perayaan mungkin akan terlihat dari luar angkasa. Jutaan turis datang ke Indonesia tanpa pernah tahu bahwa mereka berada di tempat yang mencintai sepakbola," tulis John Duerden.

Brigata Curva Sud (BCS), sebutan suporter PSS Sleman, juga sempat masuk cover majalah sepakbola Polandia bernama To My Kibice edisi musim panas 2017. To My Kibice merupakan majalah bulanan yang ditujukan kepada para penggemar sepakbola yang terbit sejak 2001. BCS masuk dalam kategori suporter terbaik bersanding dengan suporter garis keras di seluruh dunia seperti CSKA Sofia (Bulgaria), Newell's Old Boys (Argentina), Dynamo Dresden (Jerman), dan Legia Warszawa (Polandia).

Tidak hanya dari media asing yang memuji suporter Indonesia, salah satu pelatih ternama yaitu Jose Mourinho yang kerap menangani tim-tim besar dunia seperti Inter Milan, Chelsea, Real Madrid, sampai Manchester United, sangat kagum dengan evoria penonton Indonesia. Ketika Chelsea berkunjung ke Indonesia pada 2013 yang lalu. 

“Penonton di Indonesia fantastis dan sangat bergairah dalam sepak bola, penonton di Indonesia sangat luar biasa,” ujar Mourinho.

Beberapa pemain sepak bola dunia juga sempat kagum dengan suporter Indonesia. Seperti dua pemain Belanda  Robin Van Persie dan Arjen Robben, kaget dengan antusias suporter Indonesia saat mereka membela tim Belanda melakukan laga uji coba dengan Timnas Indonesia 7 Juni 2013 yang lalu.

Menurut Robben  suporter sepak bola Indonesia sangat luar biasa dan tidak kalah besar dengan suporter tim-tim Eropa. “Sangat luar biasa dengan sambutan yang ada di Indonesia mulai dari bandara hingga bertanding di Stadion. Suporter Indonesia sangatlah luar biasa,” kata Robben seusai pertandingan, sebagaimana dilansir dalam laman liputan6.com.

Pujian juga datang dari legenda Jerman, Franz Beckenbauer pernah memuji loyalitas para suporter Indonesia. Dia menyebut Indonesia adalah negara yang mempunyai suporter paling fanatik. Karena, setiap tim kesayangannya bermain, maka rata-rata kepadatan stadion bisa mencapai 96 persen. (gil)



Berita terkait
0
LaNyalla Minta Pemerintah Serius Berantas Pungli
Ketua DPD RI, AA LaNyalla Mahmud Mattalitti, meminta pemerintah serius memberantas pungutan liar (pungli). Simak ulasannya berikut ini.