Sampai di Mana Perburuan Ilmuwan Terhadap Vaksin Covid-19?

Dari hari ke hari korban berjatuhan, trennya naik. Dunia berharap-harap cemas, menanti vaksin penangkal virus corona Covid-19.
Ilustrasi - Ilmuwan di berbagai negara sedang berusaha membuat vaksin untuk menangkal virus corona Covid-19. (Foto: Pixabay/padrinan)

Jakarta - Dunia berharap-harap cemas, menanti vaksin penangkal virus corona Covid-19. Dari hari ke hari korban berjatuhan, trennya naik. Jumlah kasus di Indonesia hingga Minggu, 22 Maret 2020, yaitu 514 terkonfirmasi positif, 437 dalam perawatan, 29 sembuh, 48 meninggal.

Untuk mengetahui seluk-beluk vaksin atau obat penyakit corona Covid-19, berikut tanya jawab dengan dr. Bayu Satria Wiratama seperti dilansir dari kawalcovid-19.id.

Apakah saat ini ada vaksin untuk Covid-19?

Sampai saat ini belum ditemukan vaksin yang dapat melindungi manusia dari Covid-19.

Saya mendengar bahwa China sudah memiliki vaksin untuk COVID-19?

Saat ini China dan negara-negara lain masih dalam tahap pengujian klinis untuk calon vaksin Covid-19. Menurut perkirakan, vaksin akan selesai secepat-cepatnya sekitar 6-8 bulan dari sekarang, jika pengujan berjalan lancar. Untuk sementara waktu tidak ada vaksin untuk Covid-19 yang bisa digunakan.

Apakah vaksin influenza dapat melindungi saya dari Covid-19?

Tidak. Vaksin untuk influenza tidak dapat melindungi Anda dari infeksi virus SARS-COV-2, penyebab penyakit Covid-19, karena dibutuhkan vaksin yang spesifik untuk melindungi seseorang dari suatu penyakit.

Apakah vaksin untuk pneumonia dapat melindungi saya dari virus SARS-CoV-2?

Tidak. Vaksin terhadap pneumonia, seperti vaksin pneumokokus dan vaksin Haemophilus influenza tipe B (Hib), tidak melindungi Anda dari virus SARS-CoV-2. Virus ini sangat baru dan berbeda, sehingga membutuhkan vaksin tersendiri. Para peneliti, dengan dukungan WHO, sedang berupaya mengembangkan vaksin untuk melawan virus SARS-CoV-2.

Jadi, apakah vaksinasi merupakan upaya yang sia-sia?

Tidak. Meski vaksin-vaksin yang tersedia tidak dapat secara khusus melindungi Anda dari virus SARS-CoV-2, vaksinasi untuk penyakit pernapasan tetap dianjurkan untuk melindungi kesehatan Anda.

CoronaIlustrasi - Hindari kerumunan di tempat umum untuk mencegah penyebaran virus corona Covid-19. (Foto: Pixabay/freakwafe)

Sebelumnya, Direktur Jenderal Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), Tedros Adhanom Ghebreyesus, mengatakan vaksin untuk menanggulangi virus corona (Covid-19) yang dirancang sejumlah ilmuwan di beberapa negara, akan diujicobakan untuk pertama kali ke manusia pada hari ke-60 setelah Pemerintah China berbagi data urutan genetik (genetic sequencing) virus ke pihak lain.

"Ini adalah pencapaian yang luar biasa," kata Ghebreyesus dalam sesi pengarahan harian di markas WHO, Rabu, 18 Maret, dikutip Tagar dari laman resmi Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) pada Kamis, 19 Maret 2020.

Ghebreyesus mengatakan WHO bersama ilmuwan masih berupaya mempelajari dan berusaha menemukan obat untuk Covid-19. Para ilmuwan atau peneliti berasal dari negara-negara mitra badan kesehatan dunia PBB.

"WHO bersama mitra menjalankan rangkaian riset di sejumlah negara dan mencoba membandingkan hasil satu sama lain. Penelitian skala internasional ini dirancang menghimpun informasi dan data dalam jumlah besar demi menunjukkkan pengobatan seperti apa yang paling efektif. Kami menyebut langkah ini sebagai wujud solidaritas dalam melakukan uji coba," ujar Ghebreyesus.

Beberapa negara menyatakan kesiapan ikut aksi tersebut, di antaranya Argentina, Bahrain, Kanada, Prancis, Iran, Norwegia, Afrika Selatan, Spanyol, Swiss, dan Thailand. "Saya yakin akan ada lebih banyak negara yang akan bergabung," tuturnya.

Peneliti di Akademi Ilmu Pengetahuan dan Kedokteran China, lembaga yang berada di bawah Tentara Pembebasan Rakyat Cina (PLA), pada Selasa, 17 Maret 2020, telah menerima izin dari pemerintah untuk melakukan uji klinis vaksin Covid-19 pada pekan ini. Uji coba itu akan dilakukan pihak akademi bekerja sama dengan perusahaan bioteknologi asal Hong Kong, CanSino Biologics.

Sementara itu, peneliti di Amerika Serikat, pada Senin, 16 Maret, mengumumkan uji klinis vaksin Covid-19 telah dilakukan untuk pertama kali ke manusia. Vaksin yang dianggap berpotensi mencegah penularan Covid-19 itu dikembangkan Institut untuk Alergi dan Penyakit Menular Nasional AS serta perusahaan bioteknologi Moderna.

Berdasar data dari laman Worldometers, situs penyedia jasa statistik independen, wabah virus corona (Covid-19) dilaporkan telah memakan korban meninggal dunia hingga sebanyak 8,908 jiwa. Dalam skala global, virus mematikan ini telah menjangkit di sebanyak 152 negara dengan jumlah pasien positif sebanyak 1216,822 kasus dan pasien sembuh sebanyak 84,383 orang.

Sejumlah negara teleh memberlakukan opsi karantina wilayah atau lockdown untuk memutus rantai penularan virus corona Covid-19. Dalam waktu bersamaan, para ilmuwan dari berbagai belahan dunia berlomba-lomba melakukan riset dan memproduksi vaksin dari penyakit baru yang ditemukan pertama kali di Wuhan, China, pada akhir tahun 2019 ini. []

Baca juga:

Berita terkait
Tiga Biotek Uji Coba Vaksin Corona ke Manusia
Moderna, BioNTech, dan CureVac tengah mengembangkan vaksin virus corona (COVID-19). Vaksin ini akan diuji coba kepada manusia.
Unair Surabaya Klaim Temukan Vaksin Tangkal Covid-19
Rektor Unair Surabaya Prof Nasih mengaku temuan itu masih berupa draft dan akan dibuat setelah ada izin dari Balibang Kemenkes.
Amerika Serikat Uji Coba Vaksin COVID-19
Amerika Serikat (AS) memulai uji coba klinis vaksin virus corona. Uji coba itu dilakukan kepada kalangan terbatas.
0
Tinjau Lapak Hewan Kurban, Pj Gubernur Banten: Hewan Kurban yang Dijual Dipastikan Sehat
Penjabat (Pj) Gubernur Banten Al Muktabar meninjau secara langsung lapak penjualan hewan kurban milik warga di Kawasan Puspiptek.