Jakarta - Presiden Joko Widodo memilih Gus Yaqut masuk kabinet. Banyak warga berharap besar dengan pergantian posisi Menteri Agama RI kepada Gus Yaqut ini. Namun, ada juga yang kontra dengan keputusan Presiden RI, salah satunya adalah Said Didu.
Mantan Staf Khusus Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral ini menuliskan cuitannya di Twitter melalui akun @msaid_didu yang berisi, “Terima kasih atas penjelasan mas Qodari. Akhirnya kami tahu bahwa Bapak Presiden inginkan Menag untuk ‘menggebuk’ Islam. Sekali lagi terima kasih,” dengan mengutip tulisan akun @_Banyoe yang memuat tulisan berisikan ungkapan Qodari.
Baca Juga:
Setelah cuitan Said Didu terunggah di sosial media Twitter, jagat maya pun geger. Pernyataan Said Disu mendapat banyak balasan dari netizen.
Muannas Alaidid dengan username @muannas_alaidid seorang pengacara ikut berkomentar atas cuitan Said Didu. “Tinggal penetapan tersangka loh bapak di laporan LBP, hati-hati,” tulisnya dengan mengutip cuitan Said Didu. Setelah respon tersebut, Said Didu menghapus cuitannya.
“@saididu ngegas penuh kebencian atas ditunjuknya @Ansor_Satu sebagai Menag dengan narasi adu domba umat Islam, begitu disentil @muannas_alaidid cuitannya eh langsung dihapus. didu didu.” tulis salah satu netizen dengan username @wisnu_aj1 yang sempat mengambil gambar cuitan Said Didu yang hilang.
Tinggal penetapan tersangka loh bapak di laporan LBP, hati-hati.
Banyak netizen yang bertanya-tanya mengapa Mantan Staf Khusus Menteri era periode pertama Jokowi ini menghapus tweet-nya. Namun, rekam digital tetap ada. Sebagian mengabadikan cuitan Said Didu dengan tangkap layar atau screenshot. Tangkapan layar pernyataan Said Didu yang bernuansa SARA dan dapat memecah belah golongan pun menyebar di jagat maya.
Baca Juga:
Ada warganet mengingatkan Said Didu agar lebih berhati-hati melontarkan pernyataan. “Saya berharap @PolriBareskrim @yanmas_reskrim segera menindak-lanjuti kasus laporan LBP terhadap @msaid_didu ini. Saya berharap dan mendukung juga agar @CCICPolri proaktif bertindak cepat dan tegas setiap konten yang berisi adu domba berdasarkan SARA,” tulis akun @FerdinandusSaja.
Selain itu ada juga yang berpendapat, “Qodari menyatakan ‘keras kepada kelompok Islam tertentu’ SD (Said Didu) menggeneralisir menjadi ‘keras kepada kelompok Islam’ kata ‘tertentunya’ dihilangkan. Ini berbahaya.. Artinya berbeda jauh,” tulis akun @indrazil. (Hafidjah Nuraulia S)