Sabuk Hijau Bandara YIA Yogyakarta Belum Terlaksana

Penanaman sabuk hijau Bandara YIA di Kulon Progo belum terlaksana karena sejumlah tambak udang masih beroperasi di sisi selatan bandara.
Proses perataan tambak udang di selatan Bandara YIA belum lama ini. (Foto: Tagar/Harun Susanto)

Kulon Progo - Proses penanaman sabuk hijau atau green belt sebagai mitigasi bencana di sisi selatan Bandara Yogyakarta International Airport (YIA) belum terlaksana. Penyebabnya sejumlah tambak udang masih beroperasi di pesisir selatan Jawa.

Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Kulon Progo Sudarna mengatakan perihal penertiban tambak udang antara Pemerintah Kabupaten Kulon Progo dengan para petambak di DPRD Kulon Progo pada akhir Oktober lalu, kedua belah pihak sepakat penertiban dilakukan di tambak yang sudah berhenti beroperasi.

Adapun tambak yang masih aktif, akan ditunggu hingga udang selesai dipanen. "Masa panen bisa 100-120 hari, jadi masih ada yang beroperasi hari ini," ucap Sudarna di Kulon Progo, Senin, 2 Desember 2019.

Sudarna menjelaskan, berlandaskan hasil audiensi tersebut, Pemkab Kulon Progo memberi batas waktu operasional tambak udang sampai akhir Desember mendatang. Saat tenggat waktu tersebut terlampaui, tambak diratakan seperti yang dilakukan sebelumnya.

Menurut dia pada Desember nanti targetnya semua tambak sudah diratakan. Setelah semuanya diratakan, akan segera dilanjutkan dengan penanaman sabuk hijau yang ditangani oleh Balai Pengelolaan Daerah Aliran Sungai (BPDAS) Serayu Opak Progo Yogyakarta.

"Pemkab Kulon Progo sudah menyiapkan lahan pengganti bagi petambak. Lokasinya ada di Desa Banaran, Kecamatan Galur," ujarnya.

Sudarna menambahkan, berdasarkan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Kulon Progo, lahan di Banaran diperuntukkan bagi budidaya air payau, termasuk tambak udang. Banaran dipilih karena luasan lahan tambak mencukupi. 

Totalnya seluas 116 hektar (Ha), sekitar 35 Ha di antaranya sudah digunakan. Sisanya dinilai cukup untuk menampung petambak dari selatan bandara.

Pemkab Kulon Progo sudah menyiapkan lahan pengganti bagi petambak.

Sudarna menuturkan tugas Pemkab Kulon Progo perihal tambak udang sudah dijalankan. Selain menyiapkan lokasi, sosialisasi mengenai pemindahan juga telah dilakukan, dengan mempertemukan petambak udang dan Pemdes Banaran serta petambak udang di wilayah tersebut.

Penertiban tambak udang sudah dilaksanakan pada 31 Oktober dan 1 November lalu. Meski sempat ada perlawanan dari petambak, sedikitnya 130 kolam tambak digusur dan menyisakan sekitar 60 kolam yang masih aktif. Sisa tambak yang masih aktif ini baru akan digusur setelah panen pada bulan ini.

Harmaji salah seorang petambak mengatakan, perlu ada kejelasan perihal masa depan petambak setelah digusur. Tempat relokasi belum ada kejelasan meski sudah disiapkan lokasi baru tambak udang di Desa Banaran.

"Kami mau saja direlokasi. Tapi pemerintah harusnya mikir jika ada penggusuran tapi relokasi belum pasti, bagaimana nasib petambak. Usaha tambak butuh modal besar bahkan sampai harus berhutang," ujarnya. []

Baca Juga:

Berita terkait
BMKG Pasang 5 Macam Sensor Bencana di Bandara YIA
BMKG memasang lima macam sensor antisipasi bencana. Alat ini sebagai alat mitigasi bencana gempa dan tsunami.
Warga Kecewa Ganti Rugi Lahan KA Bandara Kulon Progo
Warga terdampak pembangunan jalur KA Bandara di Kulon Progo kecewa harga tanah tidak sesuai pasaran. Warga menilai prosesnya tidak transparan.
Pahlawan Itu Petani yang Relakan Lahan Bandara YIA
Bandara YIA di Kulon Progo berdiri tak bisa lepas peran petani yang merelakan lahannya. Acara Festival Caping YIA adalah penghargaan kepada mereka.
0
LaNyalla Minta Pemerintah Serius Berantas Pungli
Ketua DPD RI, AA LaNyalla Mahmud Mattalitti, meminta pemerintah serius memberantas pungutan liar (pungli). Simak ulasannya berikut ini.