Saat Pemilu Menjadi Ajang Saling Mengkafirkan

Dia mengajak masyarakat dalam pemilu seolah-olah pesta. Pesta harus membuat orang gembira.
Mantan Ketua MK yang juga Ketua Gerakan Suluh Kebangsaan Mahfud MD dalam Dialog Kebangsaan Seri V di Stasium Tugu Yogyakarta, Selasa malam (19/2). (Foto: Tagar/Ridwan Anshori)

Yogyakarta, (Tagar 20/2/2019) - Suhu politik menjelang Pemilu 2019 terus memanas. Bahkan orang dengan mudah menyerang yang berbeda pilihan. Orang dengan cepat sering mengkafirkan.

"Karena Pemilu orang saling mengkafirkan, mengungkit-ungkit kesalahan orang yang belum tentu benar," kata Mantan Ketua MK, Mahfud MD, dalam Dialog Kebangsaan seri V DI Stasiun Tugu Yigyakarta, Selasa (19/2) malam.

Ketua Gerakan Suluh Kebangsaan ini menambahkan, karena pasangan calon (paslon) orang sudah saling tuding. "Paslon (dituding) yang satu pro asing, yang satu pro pribumi. Satu Cina, satu pribumi, satu Arab, satu Jawa, satu luar Jawa. Itu sesuatu yang berbahaya," tegasnya.

Mahfud mengatakan, kebiasaan saling tuding itu semakin nyata. Tentu kondisi ini merongrong ikatan bangsa dan negara, merorongrong politik kebangsaan. "Misalnya karena pemilihan umum, orang saling mengkafirkan," kata Mahfud lagi.

Menurut dia, politik kebangsaan lebih tinggi dari pada politik praktis seperti pemilu. Politik kebangsaan adalah high politic, sedangkan pemilihan umum adalah politik tingkat bawah atau low politic.

"Kepentingannya hanyalah pemilu. Setiap orang mungkin hanya lima menit dalam memilih. Itu untuk memilih pemimpin dan wakil rakyat selama lima tahun. Kenapa kita harus bertengkar dan mengorbankan bangsa ini. Kami datang untuk kampanye mengingatkan in," jelas Mahfud.

Baca juga: Teror Pembakaran Ranmor, Warga Jateng: Kami Tidak Takut!

Dia mengajak semua lapisan masyarakat dalam pemilu seolah-olah pesta. Tidak ada pesta yang membuat sedih. Pesta harus membuat orang gembira.

"Di dalam pesta yang sempurna, saudara boleh memilih makanan apa saja yang disediakan. Kemudian saling bersenyum satu dengan yang hadir. Sesudah berpesta saling berpelukan lalu berpisah. Mudah-mudahan bertemu di pesta berikutnya," ungkapnya.

Mahfud mengingatkan kembali betapa anugerah yang luar biasa tentang Indonesia. Tuhan memberikan negara ini dan terbangun dalam kebersatuan. Indonesia dibangun oleh semua unsur bangsa. Sukunya terdiri dari 1.360 suku dengan 762 bahasa. Dalam undang-undang ada enam agama yang diakui.

Selain itu, anugerah tentang Indonesia adalah dengan 17.504 pulau. Jumlah penduduknya 260 juta lebih. Saat Indonesia merdeka, jumlah penduduk barubsekitar70 -75 juta penduduk. "Mereka bersatu membangun Indonesia dan merdeka, karena semangat nasionalisme," tegasnya.

Sementara itu, Gubernur DIY Sri Sultan Hamengku Buwono (HB) X saat menghadiri Pekan Budaya Tionghoa (PBTY)  XIV mengingatkan, Pemilu yang tinggal 60-an hari lagi, semua harus menahan diri. Dalam suhu panasnya perpolitikan ini, harus berhati-hati dalam perkataan dan tindakan.

Menurut dia, sikap berhati-hati dalam perkataan dan tindakan ini sangat penting agar tidak disalahartikan yang bisa berakibat renggangnya kohesi sosial pada pasca Pemilu nanti.
"Bukankah "Indonesia Maju" (slogan paslon 01) atau "Indonesia Menang" (slogan paslon 02) sama-sama ditujukan untuk kesejahteraan rakyat Indonesia," papar dia.

Baca juga: Ada Ledakan di Sekitar Lokasi Debat Kedua, Ini Foto-fotonya

Acara Dialog Kebangsaan ini digelar oleh Gerakan Suluh Kebangsaan bekerja sama  dengan PT Kereta Api Indonesia (Persero). Acara yang digelar secara maraton ini  bertujuan mengajak berbagai elemen masyarakat untuk membangun kesadaran berbangsa dan bernegara dalam rangka memperkokoh NKRI.

Kepala Daerah Operasi 6 PT Ketar Api Indonesia Eko Purwanto mengatakan, acara digelar selama lima hari, 18 sampai 22 Februari 2019. Para tokoh nasional yang hadir akan menggunakan kereta api khusus dengan menempuh jarak 1.341 kilometer dari stasiun paling barat di Pulau Jawa hingga stasiun yang berada di paling timur.

Acara digelar di sembilan stasiun yakni Stasiun Merak, Stasiun Gambir, Stasiun Cirebon, Stasiun Purwokerto, Stasiun Yogyakarta, Stasiun Solo Balapan, Stasiun Jombang, Stasiun Surabaya Gubeng dan berakhir di Stasiun Banyuwangi.

Berita terkait
0
Mendagri Lantik Tomsi Tohir sebagai Irjen Kemendagri
Mendagri mengucapkan selamat datang, atas bergabungnya Tomsi Tohir menjadi bagian keluarga besar Kemendagri.