Saat Mariko Yoshihide Suga Menjadi Ibu Negara Jepang

Mariko Yoshihide Suga yang menjadi ibu negara baru di Jepang, memberikan pidato di hadapan pendukung suaminya di Yokohama.
Mariko Yoshihide Suga, ibu negara Jepang yang baru saat menyampaikan pidato di depan pendukung Perdana Menteri Yoshihide Suga di Yokohama pada Rabu, 16 September 2020. (Foto: Kyodo).

Yokohama - Mariko Yoshihide Suga yang menjadi ibu negara baru di Jepang pada Rabu, 16 September 2020 waktu setempat memberikan pidato publik yang langka di hadapan pendukung suaminya di daerah pemilihan di Yokohama. Kota yang terletak di timur laut Jepang itu menjadi tempat bagi Yoshihide Suga memulai karir politiknya lebih dari 30 tahun yang lalu.

"Terima kasih kepada Anda, orang-orang di Yokohama, yang mendukung Suga meskipun tidak memiliki kenalan atau kerabat setempat, dia terpilih menjadi anggota majelis kota (Yokohama) 33 tahun yang lalu," kata Mariko seperti diberitakan dari portal Japan Today, Kamis, 17 September 2020.

Baca Juga: Yoshihide Suga, Anak Petani yang Jadi PM Jepang

Mariko dengan dengan setia mendukung karir politik suaminya dari balik layar sehingga menjadi orang nomor satu di Jepang. Ia menyebutkan karir politik Suga semakin bersinar karena dukungan warga Yokohama.

"Dia kemudian menjadi anggota parlemen, dan kepala sekretaris kabinet, dan hari ini, dia terpilih sebagai perdana menteri. Saya sangat berhutang budi kepada Anda, atas dukungan Anda," kata wanita berusia 67 tahun itu dalam pidatonya yang berlangsung sekitar 60 detik, membungkuk dalam-dalam kepada pendukung yang menanggapi dengan tepuk tangan meriah.

Yoshihide SugaPerdana Menteri Jepang Shinzo Abe (kiri), memberikan bunga kepada Kepala Sekretaris Kabinet Yoshihide Suga setelah Suga terpilih sebagai kepala baru partai berkuasa Jepang pada pemilihan kepemimpinan Partai Demokrat Liberal (LDP) Senin, 14 September 2020, di Tokyo. (Foto: AP/Eugene Hoshiko)

Sikap pendiam Mariko sangat kontras dengan istri Shinzo Abe. Ibu negara Akie, seorang wanita sosialitas yang sering memposting di media sosial tentang pertemuan dengan selebriti dan tokoh publik lainnya. Beberapa spekulasi berkembang bahwa Mariko, penduduk asli Prefektur Shizuoka, kemungkinan akan mundur dari keterlibatan diplomatik sebagai ibu negara.

Dia tanpa lelah membantu Suga sepanjang karirnya, meskipun ia jarang tidur di rumah mereka di Yokohama dalam beberapa tahun terakhir. Suga malah memilih tinggal di akomodasi anggota parlemen di dekat kantor perdana menteri untuk dapat dengan cepat menanggapi keadaan darurat.

Suga, yang juga dikenal karena tidak senang publikasi menyebutkan bahwa ia kesulitan meyakinkan istrinya untuk maju dalam pencalonan sebagai pemimpin Partai Demokrat Liberal yang berkuasa. Tetapi pada akhirnya, Mariko yang memilihkan dasi yang akan Suga kenakan pada 2 September ketika mengumumkan pencalonannya.

Pasangan itu bertemu ketika Suga bekerja sebagai sekretaris mendiang Hikosaburo Okonogi, mantan anggota parlemen DPR. Mariko dan Suga memutuskan menikah kini memiliki tiga putra.

Sebelumnya Yoshihide Suga, putra seorang petani stroberi resmi menjadi perdana menteri Jepang setelah dikukuhkan oleh Majelis Rendah Parlemen. Ia akan menggantikan Shinzo Abe yang mengundurkan diri lantaran kesehatan yang memburuk.

Simak Pula: Yoshihide Suga Terpilih Gantikan PM Jepang Shinzo Abe

Seperti diberitakan dari Al Jazeera, Kamis, 17 September 2020, Suga berjanji akan melanjutkan kebijakan pendahulunya. Pria berusia 71 tahun ini memenangkan pemilihan setelah Pertai Demokrat Liberal yang mendapuknya meraih dua pertiga suara. []

Berita terkait
Yoshihide Suga, Anak Petani yang Jadi PM Jepang
Yoshihide Suga, putra seorang petani stroberi resmi menjadi perdana menteri Jepang menggantikan Shinzo Abe yang mengundurkan diri lantaran sakit.
Yoshihide Suga Terpilih Gantikan PM Jepang Shinzo Abe
Kepala Sekretaris Kabinet Jepang, Yoshihide Suga dipastikan akan memenangkan pemilihan perdana menteri untuk menggantikan Shinzo Abe.
Warga Asing di Jepang Jadi Sasaran Diskriminasi
Sejak merebaknya virus Covid-19 di Jepang, ada peningkatan laporan bahwa orang asing menjadi sasaran diskriminasi dan ujaran kebencian.
0
Surya Paloh Sebut Nasdem Tidak Membajak Ganjar Pranowo
Bagi Nasdem, calon pemimpin tak harus dari internal partai. Ganjar Pranowo kader PDIP itu baik, harus didukung. Tidak ada membajak. Surya Paloh.