Saat Grace Natalie Wartawan dan Ahok Narasumber

Saat Grace Natalie wartawan dan Ahok narasumber. Corak kepemimpinan Ahok memberikan banyak inspirasi pada Grace.
Saat Grace Natalie Wartawan dan Ahok Narasumber | Grace Natalie Ketua Umum Partai Solidaritas Indonesia (PSI) di salah satu sudut ruang kantornya di Jalan Wahid Hasyim, Tanah Abang, Jakarta Pusat, Selasa 31/7/2018. (Foto: Tagar/Gemilang Isromi Nuari)

Jakarta, (Tagar 3/8/2018) - Grace Natalie menuruni tangga dengan tergesa tapi tetap hati-hati. Ia tampak cantik dengan kaos putih bergaris hitam dipadu rok lipit hijau di bawah lutut.

"Saya ke ATM dulu ya, sebentar kok," kata Grace pada Tagar News hari itu, Selasa (31/7) sekitar pukul 11.00 Wib. Ia menunjuk mesin Anjungan Tunai Mandiri (ATM) di sebelah kantornya di kawasan Wahid Hasyim, Tanah Abang, Jakarta.

Grace Natalie seorang wartawan yang kemudian jadi Ketua Umum Partai Solidaritas Indonesia (PSI).

Ia mengenyam pendidikan menengah di SMAK 3 BPK Penabur, Jakarta. Setelah lulus ia mengambil jurusan akuntansi di IBII (Institut Bisnis dan Informatika Indonesia). Semasa kuliah, ia kerap mengajar sebagai asisten dosen untuk sejumlah mata kuliah. Grace juga pernah aktif sebagai guru sekolah minggu di gereja.

Perkenalannya dengan dunia jurnalistik dimulai ketika SCTV menyelenggarakan kompetisi SCTV Goes to Campus untuk mencari bibit-bibit muda berbakat. Grace mengikuti kompetisi tersebut dan meraih kemenangan untuk wilayah Jakarta. Ketika ditandingkan lagi di tingkat nasional, ia masuk lima besar. Dari sini pintu masuk ke dunia pertelevisian mulai terbuka baginya.

Setelah menyelesaikan kuliahnya, SCTV langsung merekrutnya. Di sana ia menjadi salah satu penyiar Liputan 6. Pada tahun-tahun pertamanya sebagai jurnalis ia banyak turun ke lapangan meliput berbagai peristiwa, mulai dari berita kriminal, politik, ekonomi, dan peristiwa-peristiwa sosial yang terjadi di masyarakat.

Pada awalnya, ia mengaku sulit beradaptasi dengan dunia pertelevisian yang sangat dinamis dengan jam kerja yang tidak menentu. Namun itu semua tidak menyurutkan semangatnya, bahkan dari pengalaman-pengalaman inilah ia digembleng dan perlahan-lahan ia semakin jatuh cinta pada dunia jurnalistik.

Dalam waktu tiga tahun kariernya makin menanjak dan ia sempat berpindah-pindah stasiun TV. Dari SCTV ia pindah ke ANTV, dan tak lama kemudian dari ANTV ia pindah lagi ke TVOne mengikuti seniornya, Karni Ilyas.

Ketika bekerja di TVOne ia mengikuti kursus kilat di Maastricht School of Management, Belanda dari bulan Januari hingga April 2009. Grace pernah beberapa kali melakukan wawancara eksklusif dengan tokoh-tokoh internasional di antaranya Abhisit Vejjajiva Perdana Menteri Thailand, Jose Ramos Horta Presiden Timor Leste, Steve Forbes CEO Majalah Forbes, George Soros.

Tak hanya bertugas di studio, Grace juga masih sering turun ke lapangan melakukan peliputan, termasuk peristiwa-peristiwa yang berisiko.

Ia pernah ditugaskan meliput tragedi tsunami Aceh pada akhir 2004, meletusnya Gunung Talang di Sumatera Barat yang saat itu tengah berstatus "Awas", dan konflik horizontal di Poso, Sulawesi Tengah. Pada Agustus 2009 ia meliput penggerebekan teroris di Temanggung, Jawa Tengah di mana terjadi tembak-menembak antara polisi dengan teroris.

Menghadapi segala tantangan dalam pekerjaannya ia selalu berpedoman pada prinsip, "Di mana pun aku berada, harus berkarya sebaik mungkin".

Grace pada masanya adalah salah satu pembawa acara berita terfavorit. Popularitasnya ini ditunjukkan lewat gelar Anchor of the Year 2008 dan Runner Up Jewel of the Station 2009 versi blog News Anchor Admirer.

Catatan lain tentangnya, ia terpilih sebagai salah satu dari 100 wanita terseksi 2009 versi FHM Indonesia.

Pada Juni 2012 Grace meninggalkan TVOne untuk menjadi CEO Saiful Mujani Research and Consulting. Dan pada 2014 ia banting setir, masuk ke dunia politik dan sekarang telah menjadi ketua umum Partai Solidaritas Indonesia.

Grace Natalie duduk di sofa di samping jendela besar dengan kaca tembus pandang. Ia menoleh ke belakang pada masa jadi wartawan.

"Memang sesuatu bisa ketemu kepala negara, liputan konflik horizontal Poso, tiap hari mendengar letusan, mutilasi tiap hari, penangkapan jaringan teroris," kenangnya. "Menjadi wartawan membawa kita ke tempat-tempat yang tidak biasa."

Grace terdiam sejenak. Ingatannya melayang pada praktik politisasi agama untuk meraih kekuasaan dalam Pilkada DKI Jakarta 2017. Ia pun refleks ingat wilayah-wilayah konflik yang ia pernah liput.

"Betapa rugi kalau kita membiarkan intoleransi. Seperti di Poso, banyak yang menderita, ekonomi terbelakang, trauma. Semua rugi. Hanya segelintir yang dapat kekuasaan," Grace menarik napas dalam-dalam.

Melihat simbol agama dijadikan alat mencari kekuasaan dalam politik, Grace berada antara, "Marah dan pedih."

Grace Natalie Louise nama lengkapnya. Ia lahir di Jakarta 36 tahun silam. Ibunya bernama Anna Clementine berasal dari Bangka Belitung.

"Ibu saya satu kampung dengan Pak Ahok," ujar Grace.

Ahok atau Basuki Tjahaja Purnama mantan Gubernur DKI Jakarta, lahir di Manggar, Belitung Timur, 29 Juni 1966.

"Cuma sebentar, ibu balita diboyong ke Jakarta," cerita Grace. "Dalam diri ibu ada campuran Melayu, Tionghoa, Belanda. Ada sepupu kayak bule, dia sendiri, ada gen yang terselip," ia tergelak.

Sedangkan ayahnya, Brata Ngadiman, "Asli Jakarta."

Ibunda Grace seorang ibu rumah tangga, ayahnya seorang wiraswasta.

Grace sulung dari tiga bersaudara. Ia satu-satunya wartawan dalam lingkup keluarga besar. "Saya jadi wartawan, semua kaget," kata Grace.

"Saya pertama kali liputan, tandem ke Cikeas, mau press conference, seorang teman berkata, 'Ngapain jadi wartawan? Kenapa nggak buka toko?' Apalagi kemudian saya terjun ke politik, makin pada kaget-kaget," Grace tertawa ringan.

Grace Natalie dan AhokGrace Natalie dan Basuki Tjahaja Purnama akrab disapa Ahok. (Foto: Instagram/Grace Natalie)

Grace pertama kali mengenal Ahok ketika ia wartawan TVOne."Pak Ahok narasumber."

Pada awal Ahok ditahan di Mako Brimob, Kelapa Dua, Depok, terkait kasus penodaan agama, Grace sudah Ketua Umum Partai Solidaritas Indonesia.

Grace satu kali mengunjungi Ahok di Mako.

"Waktu awal Pak Ahok ditahan, situasinya baru-baru, kelihatan masih kaget," katanya. "Pak Ahok suka cerita, mendominasi pembicaraan, kita banyak mendengarkan. Ia cerita tentang selnya."

"Kami dan Pak Ahok bertemu di ruang kunjungan, tanya yang ringan-ringan, gimana makanannya, tidurnya. Makanan, setiap hari ada orang besuk bawa makanan, makanan menumpuk. Saya kasih buku rohani titipan teman," ujar Grace.

Pada Jumat (29/6) Grace mengunggah fotonya bersama Ahok di akun Instagram-nya. Itu bertepatan hari ulang tahun ke-52 Ahok.

Grace membuat catatan di samping foto tersebut:

"Foto terakhir bersama Pak @basukibtp sebelum beliau masuk ruang sidang untuk mendengarkan vonis pada 9 Mei 2017. Tentu banyak yang kecewa dan merasa pengabdian itu sia sia. Namun saya jadi saksi bahwa pengabdian dan inspirasi dari Pak Ahok telah menyalakan api di banyak putra putri bangsa.

Api yang tidak ingin digunakan untuk membakar dan merusak, namun api yang menerangi kegelapan. 

Selama perekrutan calon legislatif PSI ada banyak sekali kandidat yang mendaftar meski tidak punya pengalaman politik, punya masa depan yang baik di sektor swasta. Namun mereka berani meninggalkan zona nyaman karena ingin berbuat sesuatu untuk memperbaiki kondisi Indonesia.

Selamat ulang tahun yang ke-52 pak @basukibtp. Doa saya, Pak Ahok panjang umur, sehat selalu, rendah hati, tetap semangat dan tidak hilang harapan. Kiranya Tuhan selalu menerangi langkah Bapak.

#Ahok52TetapBertjahaja."

Sebelumnya pada awal Juni 2018 Grace merasa tak ada angin tak ada hujan, mendapat tuduhan bahwa dirinya dan Ahok mempunyai hubungan khusus.

"Nggak tahu, tiba-tiba muncul, ada dua akun (di Twitter) pertama mem-framing saya perempuan binal, foto saya sendiri dan editan dibuat kolase, digabungkan saya dengan Miyabi, rambut hitam sebahu, dibuat caption Grace Natalie Miyabi Ketua PSI. Setelah itu muncul narasi saya dengan Pak Ahok terlibat cinta lokasi," ujar Grace.

"Pertama saya nggak menghiraukan, mulai saya merasa perlu merespons karena kok banyak yang percaya, kalangan terdidik," lanjutnya.

Grace melaporkan dua akun itu, yaitu akun Twitter @Hulk_idn dan akun Instagram @prof.djokhowie, ke Polda Metro Jaya. Ia membawa sejumlah barang bukti berupa screenshot posting-an dua akun tersebut yang memuat kolase foto Grace.

Grace menyebut isu cinta lokasi tersebut sarat muatan politis, ada motif politik, karena isinya propaganda memfitnah tokoh politik.

Pengelola akun Twitter @Hulk_idn mengklaim punya video 'panas' hubungan cinta lokasi Grace Natalie dengan Ahok.

Geram atas tuduhan tersebut, Grace menantang Hulk merilis video itu dalam waktu 1x24 jam.

Grace menyampaikan tantangan itu melalui video. Ia menantang @Hulk_idn merilisnya untuk membuktikan tuduhan hubungan asusilanya dengan Ahok.

"Halo Bro dan Sis. Beberapa hari terakhir akun Hulk gencar menebarkan isu saya memiliki hubungan asmara dengan Pak Ahok. Bahkan mengklaim memiliki video panas hubungan asusila saya dengan Pak Ahok. Daripada kita terus berpolemik apakah video ini ada atau tidak, isunya benar atau tidak, saya menantang Hulk untuk merilis video tersebut dalam waktu 1x24 jam," kata Grace dalam video.

Grace mengatakan, jika Hulk tidak dapat memenuhi tantangannya itu, tuduhan soal perselingkuhan ataupun hubungan asusila dengan Ahok tak terbukti.

"Jika besok Hulk gagal merilis video tersebut, maka terbukti cuitan Hulk imajinasi belaka. Persis seperti avatar (Twitter) khayalan belaka. Mohon besok pada 9 Juni pukul 11.11 Wib, jika Hulk tidak merilis video tersebut, gimana kalau kita ganti avatar Hulk dengan Hello Kitty yang imut dan pink?" tutup Grace.

Grace mengatakan fitnah tersebut menjadi sebuah keprihatinan di tengah masuknya kaum perempuan ke dunia politik. Dia menyebut narasi yang dibangun dengan adanya fitnah tersebut bahwa seolah-olah perempuan tak bisa menunjukkan prestasi di dunia politik.

"Buat saya, ini juga sebenarnya merupakan bentuk keprihatinan bahwa untuk perempuan masuk ke dalam politik masih dapat perlakuan seperti ini. Bagaimana kita bisa berharap partisipasi perempuan di politik bisa semakin banyak, bertambah, baru masuk saja sudah demikian. Seolah-olah perempuan itu tidak bisa berprestasi, nggak bisa masuk ke kancah politik tanpa harus menjual tubuhnya," tutur dia.

Hampir dua bulan sejak pelaporan dua akun tersebut, Grace menyebut polisi masih mengumpulkan bukti.

"Setelah challenge untuk keluarkan video, katanya ada video panas, nggak akan dirilis, tunggu Grace panas dingin. Saya challenge dia, akun hilang, jati diri nggak," kata Grace. [o]

Berita terkait
0
Hasil Pertemuan AHY dan Surya Paloh di Nasdem Tower
AHY atau Agus Harimurti Yudhoyono mengaku sudah tiga kali ke Nasdem Tower kantor Surya Paloh. Kesepakatan apa dicapai di pertemuan ketiga mereka.