Rudal Hipersonik Amerika dengan Kecepatan 5 Kali Kecepatan Suara

Amerika Serikat (AS) berhasil uji coba rudal hipersonik yang kecepatannya lima kali melebihi kecepatan suara yaitu 6.200 km per jam
Citra rekaan peluru kendali hipersonik yang dikembangkan oleh perusahan AS, Lockeed Martin. (Foto: abc.net.au/indonesian - Supplied: Lockheed Martin)

TAGAR.id, Jakarta – Amerika Serikat (AS) telah berhasil menguji dua peluru kendali (rudal) hipersonik buatan Lockheed Martin dengan kemampuan lima kali lebih cepat dari kecepatan suara, yaitu 6.200 km per jam.

Keberhasilan uji coba ini memicu kekhawatiran bahwa Rusia dan China telah mengembangkan senjata hipersonik mereka sendiri.

Pada hari Rabu, 13 Juli 2022, waktu setempat, Angkatan Udara AS mengonfirmasi bahwa mereka telah berhasil menguji booster Air-Launched Rapid Response Weapon (ARRW) pada hari Selasa, 12 Juli 2022, di lepas pantai California.

Uji coba ini menunjukkan booster tersebut terpasang di bawah sayap pesawat pengebom B-52H sebelum diluncurkan.

Dalam tes sebelumnya, disebutkan bahwa rudal tidak dapat terlepas dari sayap pesawat.

"Tes kedua yang berhasil ini menunjukkan kemampuan ARRW untuk mencapai kecepatan hipersonik, mengumpulkan data untuk tes lebih lanjut, dan memvalidasi pemisahan yang aman dari pesawat," kata Lockheed dalam sebuah pernyataan.

Pejabat Direktorat Persenjataan Angkatan Udara AS, Brigjen Heath Collins, mengatakan: "Kami sekarang telah menyelesaikan seri uji coba booster dan siap untuk melangkah ke pengujian menyeluruh pada akhir tahun ini."

Tes menyeluruh itu nantinya mencakup pemasangan booster dan hulu ledak rudal.

Senjata hipersonik bergerak di lapisan atmosfer atas dengan kecepatan lebih dari lima kali kecepatan suara, atau sekitar 6.200 kilometer per jam.

Dalam tes senjata hipersonik terpisah, Defense Advanced Research Projects Agency (DARPA) mengkonfirmasi telah berhasil melakukan tes pertama senjata hipersonik Operational Fires.


uji coba rudah amerikaDengan keberhasilan ujicoba rudal hipersonik buatan Lockheed Martin, akan dilanjutkan ke tahap berikutnya termasuk penyiapan hulu ledak. (Foto: abc.net.au/indonesian – Reuters/US Air Force/Giancarlo Casem)

Tes itu dilakukan di White Sands Missile Range di New Mexico.

Tes ini menunjukkan kemajuan dari upaya pengembangan senjata hipersonik AS, yang sebalumnya banyak diwarnai kegagalan, peningkatan biaya, dan kekhawatiran bahwa AS akan ketinggalan.

Operational Fires adalah sistem yang diluncurkan dari darat yang akan "secara cepat dan tepat menyerang target kritis dan sensitif terhadap waktu sambil menembus pertahanan udara modern pihak musuh."

DARPA telah menerima anggaran sebesar 45 juta dolar AS untuk Operational Fires pada tahun 2022.

Salah satu konsep Lockheed Martin untuk senjata DARPA adalah menggunakan peluncur Sistem Roket Artileri Mobilitas Tinggi (HIMARS - High Mobility Artillery Rocket System) yang ada, mirip dengan yang dikirim ke Ukraina, untuk meluncurkan senjata.

Tes kali ini dilakukan setelah uji terbang yang gagal pada 29 Juni dari jenis senjata hipersonik berbeda, Common Hypersonic Glide Body, di Pacific Missile Range Facility, Hawaii.

Perusahaan industri pertahanan berharap memanfaatkan peralihan ke teknologi senjata hipersonik, termasuk juga dengan mengembangkan mekanisme deteksi baru.

Pembuat senjata seperti Lockheed, Northrop Grumman, dan Raytheon Technologies telah mempromosikan program senjata hipersonik mereka kepada investor karena fokus dunia beralih ke perlombaan senjata baru.

Pada bulan Mei, Kementerian Pertahanan Rusia mengatakan telah berhasil melakukan ujicoba rudal jelajah Zirkon berteknologi hipersonik pada jarak sekitar 1.000 km. (Artikel ini diproduksi oleh Farid Ibrahim dari ABC News)/ABC Indonesia, Wires/abc.net.au/indonesian. []

Berita terkait
AS dan Korsel Latihan Udara Tanggapi Peluncuran Rudal Korut
AS Korsel adakan demonstrasi kekuatan udara yang melibatkan 20 jet tempur sebagai unjuk kekuatan militer terbaru kedua negara itu
0
Atasi Kenaikan Covid-19 Los Angeles Akan Wajibkan Masker Kembali
Los Angeles, California, Amerika Serikat (AS), akan menjadi kota besar pertama yang pada musim panas ini kembali mewajibkan pemakaian masker