RSUD Tugurejo Semarang Buka Suara Kematian Suwarti

RSUD Tugurejo Semarang menyatakan penanganan Suwarti sudah sesuai SOP. Pasien meninggal karena anfal hipertensi.
Direktur RSUD Tugurejo Semarang, Haryadi saat memberikan keterangan mengenai meninggalnya Suwarti, buruh PT Randugarut Plastik Indonesia. (Foto: Tagar/Sigit af)

Semarang - Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Tugurejo, Kota Semarang, Jawa Tengah, buka suara soal kematian buruh PT Randugarut Plastik Indonesia (RPI) kemarin. Ini setelah pihak buruh mendesak pihak rumah sakit transparan mengenai penyebab kematian. 

Direktur RSUD Tugurejo Haryadi mengatakan, pasien datang ke rumah sakit pada Selasa, 7 Januari 2020 sekira pukul 08.15 WIB. Suwarti dianter oleh temannya. Pihaknya langsung memberi penanganan dan melakukan observasi terkait keluhan pasien.

Kami melakuan tindakan sesuai dengan keluhan awal pasien, yakni mual-mual. Namun kemudian anfalnya hipertensi.

Setelah hampir satu jam diperiksa, Suwarti kemudian diberikan obat dan dibolehkan pulang. Meski begitu, dokter menyarankan agar pasien untuk datang ke klinik spesialis kembali keesokan harinya.

"Dari hasil observasi itu maka pasien boleh pulang. Selanjutnya pasien diminta untuk kontrol di klinik spesialis," kata Haryadi kepada Tagar di RSUD Tugurejo, Rabu, 8 Januari 2020.

Haryadi menjelaskan, setiap UGD mempunyai standard operation procedure atau SOP yang disebut triase setelah pasien diperiksa. Pasien dipisahkan dalam tiga kategori kondisi. Pertama, pasien yang betul-betul gawat darurat atau kondisi garis merah. Kedua, ada yang disebut dengan gawat tapi tidak darurat. Terakhir, tidak gawat tidak darurat.

"Dari hasil penelusuran kami, pasien ditangani sesuai dengan SOP. Suwarti waktu itu masuk dalam kategori gawat tapi tidak darurat," jelas dia. 

Sehingga dari observasi tersebut, Suwarti diperkenankan rawat jalan dengan catatan harus periksa lagi keesokan harinya. Namun tak lama kemudian, pasien kembali muntah-muntah. Ia kemudian dirujuk kembali ke RSUD Tugurejo. Saat itu, statusnya naik menjadi pasien garis merah.

"Kami melakukan tindakan sebisanya, namun nyawa pasien tak tertolong," sesalnya.

Dijelaskan, dari hasil diagnosa dokter, Suwarti menderita gangguan pencernaan. Namun kemudian anfal hipertensi. Secara sistemik, kata dia, hal itu bisa menjadi penyebab kematian.

"Kami melakuan tindakan sesuai dengan keluhan awal pasien, yakni mual-mual. Namun kemudian anfalnya hipertensi," kata dia. 

Ditambahkan, terkait dengan permintaan buruh, RSUD Tugurejo sudah memberi penjelasan serupa dalam audensi yang digelar siang tadi, sekira pukul 11.00 WIB. 

"Setelah jelaskan SOP pelayan kami, mereka akhirnya mengerti. Kemarin tidak kami temui karena suasananya masih panas. Kalau suasana sudah dingin kan bisa ada dialog," imbuhnya.

Diberitakan sebelumnya, kematian Suwarti, pekerja RPI meninggalkan tanda tanya bagi rekan-rekan kerjanya. Datang ke rumah sakit dengan keluhan mual, diperiksa dokter, dibolehkan pulang, tak lama kambuh dan dibawa kembali hingga akhirnya meninggal di RSUD Tugurejo, Selasa, 7 Januari 2020. 

Puluhan buruh pabrik yang berlokasi di kawasan Tugu kemudian mendatangi RSUD Tugurejo menuntut transparansi penyebab kematian Suwarti. Mereka juga menggelar doa bersama di salah satu teras rumah sakit sekira pukul 20.00 WIB. [] 

Baca juga: 

Berita terkait
Misteri Kematian Suwarti di RSUD Tugurejo Semarang
Buruh di Semarang menuntut RSUD Tugurejo transparan mengungkap penyebab kematian rekannya, Suwarti.
Dokter Liburan, RSUD di Samosir Batal Operasi Pasien
Dokter sedang liburan, RSUD Hadrianus Sinaga, Kabupaten Samosir batal melakukan tindakan operasi usus buntu pasien.
Komunitas Pasien Cuci Darah Indonesia dan #BoikotBPJS
Di tengah #BoikotBPJS menggema di Twitter, Komunitas Pasien Cuci Darah Indonesia meminta Jokowi mendengar teriakan rakyat menolak kenaikan BPJS.
0
Sejarah Ulang Tahun Jakarta yang Diperingati Setiap 22 Juni
Dalam sejarah Hari Ulang Tahun Jakarta 2022 jatuh pada Rabu, 22 Juni 2022. Tahun ini, Jakarta berusia 495 tahun. Simak sejarah singkatnya.