Rivalitas Kerajaan Gowa dan Petahana di Pilkada 2020

Rivalitas pildaka Gowa antara keluarga Yasin Limpo dan Kerajaan Gowa di Pilkada 2020 kemungkinan mencair. Ini alasannya.
Pengamat Politik Universitas Muhammadiyah Makassar, Andi Luhur Prianto. (Foto: ist)

Gowa - Rivalitas antara keluarga kerajaan Gowa dan kubu Yasin Limpo pada Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) 2020 mendatang dinilai akan lebih mencair.

Bahkan kemungkinan besar kedua kubu ini akan berkoalisi. Hal ini disampaikan langsung Pengamat Politik Universitas Muhammadiyah Makassar, Andi Luhur Prianto, Jumat 12 Juli 2019.

"Memang ada rivalitas El Clasico antara kubu Klan YL dan kubu kerajaan Gowa di beberapa dekade terakhir ini," ujarnya.

Pemilihan Bupati dan Wakil Bupati Gowa antara kedua kubu tersebut dinilai tidak lagi sekompetitif Pilkada sebelumnya.

Sejumlah faktor pun diduga akan menjadikan suasana Pilkada mendatang lebih cair, bahkan akan cenderung berkoalisi.

Pertama, kubu keluarga kerajaan Gowa masih bertransisi mencari patron baru sepeninggal Raja Gowa ke-37 almarhum Andi Maddusila Andi Idjo.

Menurutnya, penunjukan Andi Ichsan Daeng Mattawang sebagai Plt Raja Gowa harus teruji dan memperoleh legitimasi internal, baru kemudian layak berkompetisi eksternal dalam perebutan kekuasaan kepala daerah.

"Belum lagi Andi Ichsan mesti menyelesaikan soal dualisme kepemimpinan dengan pamannya, Andi Kumala Andi Idjo," sambung Luhur.

Kedua, ia menilai Adnan Purichta Ichsan menjalankan diferensiasi model kepemimpinan yang berbeda dengan Kepemimpinan sebelumnya.

"Adnan Purichta IYL setidaknya, dipersepsikan memiliki model pengendalian kekuasaan yang lebih terbuka," katanya.

Meski demikian, Luhur menyebut keluarga kerajaan Gowa masih bisa kembali berkompetisi dengan kubu YL. Hal itu bisa terjadi apabila kerajaan memperoleh dukungan dari kekuatan politik eksternal yang lebih besar.

Menurutnya, para penantang akan mengkapitalisasi sumber daya kerajaan untuk perlawanan pada incumbent. "Para penantang kekuasaan status quo, akan menggunakan kesempatan untuk melawan pemimpin incumbent," demikian Luhur. []

Artikel lainnya:

Berita terkait