Surabaya - Ketua Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Partai Demokrasi Perjuangan (PDIP) Bidang Kebudayaan, Tri Rismaharini enggan menjadi juru kampanye untuk pasangan bakal calon Wali Kota- Wakil Wali Kota Surabaya, Eri Cahyadi- Armuji. Padahal nama Eri-Armuji diperjuangkan Risma di DPP PDIP untuk mendapatkan rekomendasi.
Risma mengaku tidak menjadi jurkam Eri-Armuji karena dirinya masih aktif Wali Kota Surabaya, sehingga harus bekerja untuk masyarakat. Risma menyerahkan sepenuhnya kepada Eri.
Rakyat Surabaya itu pinter. Dulu saya sendiri lho (hanya diusung PDIP). Rakyat Surabaya cerdas kok!.
"Kan saya masih kerja, jadi tidak bisa. Biar mas Eri sendiri," ujar Risma usai memperkenalkan pasangan Eri-Armuji di Taman Harmoni Surabaya, Rabu, 2 September 2020.
Meskipun Eri-Armuji dikeroyok oleh banyak partai, Risma optimis Eri bisa merangkul warga Surabaya karena masyarakat sudah pintar dan cerdas.
"Rakyat Surabaya itu pinter. Dulu saya sendiri lho (hanya diusung PDIP). Rakyat Surabaya cerdas kok!," kata mantan Kepala Badan Perencanaan dan Pembangunan Kota (Bappeko) Surabaya itu.
Risma menilai sebelum berniat maju Pilwali, Eri sudah sering menyapa masyarakat, seperti di masjid-masjid. Ia lantas membandingkan dirinya saat maju Pilwali Surabaya pada 2010.
Ia pertama kali terjun ke dunia politik dan langsung maju sebagai calon wali kota berpasangan dengan mantan Wali Kota Surabaya Bambang DH.
"Zaman saya aja sendiri, tidak mengerti blas. Kalau Eri aktif di mana-mana, di masjid. Kalau saya dulu kan tidak, cuma jadi pegawai (ASN Pemkot Surabaya) saja," tuturnya.
Risma memastikan bahwa suara dukungan sebenarnya sudah banyak di bawah. Hanya saja, dia tidak mau takabur.
"Kita tak boleh takabur. Supporting-nya banyak sekali dari seluruh elemen kita. Cuma kita tidak boleh takabur," kata dia.
Risma berpesan kepada Eri dan Armuji agar mampu membawa Surabaya menjadi kota yang bisa menyejahterakan warganya. Hal ini sejalan dengan cita-cita Kemerdekaan dan Pancasila.
“Itulah cita-cita kemerdekaan dan Pancasila. Yakni, diwujudkan negara yang adil, makmur, sejahtera dan sentosa,” ujarnya.
Risma menegaskan bahwa keberhasilan Surabaya selama ini tidak lepas dari kebersamaan terjalin dengan berbagai pihak.
Pemkot berhasil memberikan pendidikan maupun kesehatan gratis, termasuk memberikan tambahan makanan untuk anak yatim, penderita sakit dan lansia.
Sementara itu, Eri Cahyadi mengaku tidak menyangka jika dirinya diusung PDIP di Pilwali Surabaya. Ia pun akan berusaha memegang amanah yang diberikan Ketua Umum PDIP, Megawati Soekarnoputri.
"Saya tidak pernah menyangka Ketua Umum (PDIP) Ibu Megawati memberikan kepercayaan kepada saya dan Pak Armuji. Tentu ini adalah sebuah kehormatan buat kami sehingga kami nanti membalas kepercayaan beliau kepada kami termasuk jajaran DPP (PDIP) semuanya," ujarnya.
Eri yang tak lain Kepala Bappeko Surabaya ini mengaku jika diberi kepercayaan oleh warga Surabaya, dirinya akan bekerja dengan hati nurani dan untuk wong cilik seperti slogan PDIP.
"Seperti yang sudah dilakukan pemimpin Kota Surabaya yang sebelumnya sejak era Bambang DH dan bu Tri Rismaharini," tuturnya.
Ia mengaku jika dirinya dipercaya masyarakat menjadi Wali Kota Surabaya, ia akan melanjutkan program-program yang sudah ada di Pemkot Surabaya.
"Kita sudah bisa lihat untuk semuanya, permakanan kita berikan, posyandu kita jalankan, kader lingkungan kita lakukan. Semua yang dilakukan di Surabaya adalah sumbangsih dari seluruh warga," kata dia.
Sementara terkait surat pengunduran dirinya sebagai Aparatur Sipil Negara (ASN) Pemkot Surabaya, Eri mengaku sudah mengajukan dan telah menandatangani.
"Setelah saya dapat informasi diusung PDIP di Pilwali Surabaya, saya langsung tandatangani surat pengunduran diri sebagai ASN sebelum saya berangkat ke Taman Harmoni,”tuturnya.
Dengan resmi mengajukan pengunduran diri, Eri mengaku mulai Jumat, 3 September 2020, dirinya sudah bukan lagi sebagai Kepala Bappeko Surabaya.
“Mulai besok saya sudah tidak ngantor di Pemkot Surabaya,” ucapnya.[]