Jakarta - Wujudnya yang imut ternyata hewan carpelai menularkan virus corona atau Covid-19 ke manusia. Akibatnya sebanyak 15 juta ekor populasi hewan pengerat tersebut dimusnahkan Pemerintah Denmark di area peternakannya.
Menteri Kesehatan Denmark Magnus Heinicke mengatakan, setengah dari 783 kasus Covid-19 di Denmark Utara berhubungan dengan carpelai sebagai hewan yang menularkan. Sementara virus yang bermutasi ditemukan pada belasan orang yang terinfeksi virus corona karena carpelai.
Ia menuturkan, virus yang bermutasi bisa menyebar ke negara lain, belum lagi menimbulkan risiko terhadap keefektifan vaksin di masa depan. Sebab itu, kata dia, tindakan tegas harus dilakukan.
"Kami memiliki tanggung jawab yang besar terhadap populasi warga. Namun ditemukannya mutasi membuat kami memiliki tanggung jawab yang lebih besar untuk seluruh dunia juga," kata Magnus, dikutip dari laman NBC News, Jumat, 6 November 2020.
Ketua program darurat Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), Mike Ryan, mendorong penyelidikan ilmiah dilakukan terhadap isu yang dianggapmnya kompleks ini. Dia berpendapat, penelitian sebaiknya dimulai dari orang-orang Tiongkok yang menularkan carpelai kemudian hewan pengerat itu menularkannya lagi ke manusia.
Direktur pusat riset Statens Serum Institut, Kare Molbak, memperkirakan kejadian ini dapat melahirkan pandemi baru di dunia. Denmark bisa berisiko menjadi negara asal muasal pandemi baru itu. "Maka dari itu kenapa kita harus menanggapi ini dengan serius," ujar Molbak.
Populasi carpelai di Denmark sebanyak 15-17 juta ekor. Hewan itu dijadikan komoditi ekspor dengan cara diberdayakan bulunya.
Baca juga:
- Fobia Makanan, Wanita Ini Hanya Makan Nugget Selama 15 Tahun
- Minum Es Jeruk Usai Makan Seafood Turunkan Kolesterol?
- Bahan Baku Obat Corona Donald Trump Jaringan Janin Manusia
Pemerintah Denmark telah menganggarkan dana untuk mengantisipasi kemungkinan buruk yang telah disebutkan. Sedikitnya 785 juta dolar Amerika Serikat atau sekitar Rp 11,2 triliun akan dikeluarkan pemerintah Denmark untuk memusnahkan populasi carpelai tersebut.
Kepala kepolisian Denmark Thorkild Fogde menilai, tindakan itu harus segera dilakukan.
Klaster baru penyebaran virus terus muncul dari peternakan cerpelai di Denmark. Padahal sejak Juni 2020, pemerintah setempat telah giat memusnahkan carpelai yang telah terinfeksi tersebut.
Tak hanya di Denmark, tetapi di Belanda, Spanyol dan Amerika Serikat, populasi carpelai sedang dimusnahkan setelah kasus terpapar ditemukan.
Dokter hewan negara bagian, Dean Taylor, mengungkapkan hampir 10.000 cerpelai di sembilan peternakan bulu di Utah, Amerika Serikat, meninggal karena Covid-19. "Kematian hewan itu memaksa karantina dilakukan kepada peternakan yang terdampak dan wabah sedang diselidiki," kata Dean kepada NBC News pada bulan Oktober 2020.