Jakarta - Gubernur Jawa Barat (Jabar) Ridwan Kamil mengatakan saat ini pihaknya belum menerima rilis data dari pemerintah pusat terkait ada atau tidaknya warga Jabar yang masuk dalam rombongan 69 warga negara Indonesia (WNI) Anak Buah Kapal (ABK) Diamond Princess.
"Jadi fokus pada proses pemulangan dulu," kata Kang Emil sapaan akrabnya di Bandara Internasional Jawa Barat (BIJB) Kertajati, Kabupaten Majalengka, Senin, 2 Maret 2020 seperti dilansir Antara.
Pendataan, kata dia kemungkinan akan dilakukan saat 69 WNI ABK Diamond Princess yang terdiri dari dua wanita dan 67 pria menjalani karantina di Pulau Sebaru Kecil, DKI Jakarta. "Baru akan teridentifikasi dari mana saja daerahnya," ucapnya.
Menurutnya, pihaknya akan bergerak ketika identifikasi selesai, kemudian ada temuan warga Jabar termasuk salah satu dari 69 WNI ABK di sana. "Tentunya kita akan memberikan atensi lebih," tuturnya.
Saat ini, menurut Kang Emil pihaknya hanya bisa membantu dengan cara memfasilitasi proses pengamanan dan pemulangan 69 WNI ABK dari Bandara Kertajati hingga dibawa sampai ke Pelabuhan ke Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Indramayu milik PT PLN.
Sementara itu, Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (PMK) Muhadjir Effendy memastikan pemerintah telah melakukan pemeriksaan kesehatan selama dua kali terhadap 69 WNI ABK, termasuk pemeriksaan PCR dari otoritas Jepang.
"Mereka dalam keadaan sehat, kalau tidak sehat tidak boleh dievakuasi. Itu sudah jadi standar WHO. Tidak boleh ada orang dalam keadaan sakit dievakuasi," ucapnya.
Di atas KRI, menurut Muhadjir 69 WNI ABK akan menjalani pemeriksaan kesehatan kembali, yaitu pengecekan klinis dan pengambilan sampel tenggorok dan sampel darah untuk pemeriksaan laboratorium.
"Sampai di kapal diambil spesimen lagi untuk dipastikan yang bersangkutan dalam keadaan sehat," kata dia. []