RI Harus Fokus pada Pembangungan Manusia Pasca Pandemi

Indonesia dibawah periode kedua Jokowi, rencananya fokus pada human capital Indonesia yang pada periode sebelumnya fokus pada insfrastruktur.
Edbert Gani Suryahudaya (Foto: Tagar/YouTube/Universitas Prasetiya Mulya)

Jakarta - Webinar diskusi dan bedah buku Memimpin Rakyat Indonesia Menuju Ketahanan Nasional: Diplomasi dan Ekonomi, yang diselenggarakan oleh Univesitas Prasetiya Mulya dalam Zoom Meeting dan Live Streaming YouTube Universitas Prasetiya Mulya dan CokroTV, Jumat, 5 November 2021.

Bahasan Edbert Gani Suryahudaya fokus pada perspektif ekonomi. Edbert seorang peneliti di Departemen Politik dan Perubahan Sosial CSIS Indonesia. Sebelumnya pakar politik untuk Toyota Motor Manufacturing Indonesia Jakarta dan Direktur Institut Kebijakan Publik Atmaja.

“Berbicara mengenai pembanguan manusia, terutama saat ini diakibatkan dampak pandemi yang luar biasa dalam kehidupan sehari-hari,” kata Edbert saat mengawali topik bahasan.

Menurutnya, tidak ada negara yang dikatakan mampu menghadapi pandemi seperti tahun lalu. Indonesia dibawah periode kedua Jokowi, rencananya fokus pada human capital Indonesia yang pada periode sebelumnya fokus pada insfrastruktur. Tentunya, kata dia, hadirnya pandemi menghentikan semua rencana yang disusun pemerintah.

“Dalam laporan forum ekonomi dunia terbit tahun 2021 membahas singkat beberapa poin penting laporan. Resiko global terdiri dari jangka pendek, jangka menengah, dan jangka panjang,” ujar Edbert dalam webinar international discussON Univesitas Prasetiya Mulya.

Dia menjelaskan, resiko jangka pendek ini adalah cuaca ekstrim menempati posisi ketiga permasalahan di Indonesia, yang masih belum mendapat perhatian yang cermat. Perubahan iklim sudah dirasakan dan semakin memprihatinkan.


Berbicara mengenai pembanguan manusia, terutama saat ini diakibatkan dampak pandemi yang luar biasa dalam kehidupan sehari-hari.


"Resiko jangka menengah didominasi oleh masalah ekonomi dan keuangan, banyak hal yang dibutuhkan. Sederhananya untuk mengatasi jangka pendek yang memiliki resiko keuangan dalam jangka menengah. Misalnya meningkatkan infrastrukur untuk menangani pandemi," ujarnya.

Ditegaskan dia, resiko jangka panjang meliputi isu geopolitik yang menjadi variable yang dominan. Walaupun masuk kategori jangka panjang, harus dipantau sejak dini dan dampak lingkungan. Kehilangan keberagaman aneka hayati juga menempati resiko teratas yang dapat dirasakan lima hingga sepuluh tahun kedepan.[]


(Egy Setya Ramadhan)

Baca Juga:

Berita terkait
Emisi CO2 Global Kembali Meningkat ke Level Prapandemi
Setelah menurun signifikan akibat pandemi Covid-19, emisi karbon dioksida kembali naik mendekati rekor baru
Eropa Jadi Episentrum Pandemi Covid-19
Eropa kini menjadi pusat pandemi, di mana terjadi 59% dari keseluruhan infeksi Covid-19 secara global ada di Eropa
Bank Sentral AS Mulai Kurangi Bantuan Ekonomi Pandemi
Bank Sentral AS mulai mengurangi bantuan luar biasa yang diberikannya saat pandemi Covid-19 berlangsung sejak tahun 2020 lalu
0
Investasi Sosial di Aceh Besar, Kemensos Bentuk Kampung Siaga Bencana
Lahirnya Kampung Siaga Bencana (KSB) merupakan fondasi penanggulangan bencana berbasis masyarakat. Seperti yang selalu disampaikan Mensos.