Rezeki Nomplok Lima UMKM Batik Inovatif Yogyakarta

Lima pelaku UMKM batik di Yogyakarta inovatif mendapat modal Rp 20 juta dan fasilitasi. Totanya Rp 73 juta. Rezeki nomplok kan?
Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Industri Kemenperin Doddy Rahadi dan Kepala BBKB Titik Purwati Widowati foto bersama pemenang Innovating Jogja 2020 di Kantor Yogyakarta, Kamis, 27 Agustus 2020. (Foto Tagar/Gading Persada)

Yogyakarta - Lima pelaku Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) digelontor masing-masing Rp 20 juta oleh Kemerinterian Perindustrian (Kemenperin) Republik Indonesia lewat Balai Besar Kerajinan dan Batik (BBKB) Yogyakarta. Mereka dianggap mampu menjadi star up berinovasi sehingga dinobatkan sebagai pemenang Innovating Jogja 2020.

Innovating Jogja merupakan ajang kompetisi bagi pelaku UMKM di Kota Pelajar untuk menjadi start up berbasis inovasi di bidang kerajinan dan batik yang dilaksanakan melalui sistem kompetisi ide inovasi bisnis.

"Kami sangat mengapresiasi kegiatan ini dan ternyata berlangsung rutin tiap tahun dan sudah banyak melahirkan para star up andal dan mampu bersaing," tutur Dr. Ir Doddy Rahadi, MT selaku Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Industri Kementerian Perindustrian saat menghadiri penganugerahan pemenang Innovating Jogja 2020 di Balai Besar Kerajinan dan Batik (BBKB) Yogyakarta, Kamis, 27 Agustus 2020.

Yogyakarta merupakan daerah yang kuat dengan industri kreatifnya.

Atas dasar itu, kata Doddy, pihaknya akan mendorong daerah lain dan satuan kerja (satker) Kemenperin lainnya untuk mengikuti langkah BBKB. "Yogyakarta merupakan daerah yang kuat dengan industri kreatifnya. Kegiatan ini merupakan salah bentuk dukungan kami untuk terus menumbuhkan Industri Kreatif yang inovatif di bidang industri kerajinan dan batik di Yogya. Dan melalui kegiatan ini masyarakat berkesempatan menfaatkan kehadiran fasilitas layanan jasa dan hasil litbang dari BPPI," papar dia.

Adapun kelima star up tersebut masing-masing sebagai berikut.

  1. Eyster Puspitasari dengan nama usaha Puspita Batik Indigo Natural Dye dengan Inovasi Blue Gold Instant (Paket Zat Warna Indigo lengkap dengan reduktor dan alkalinya).
  2. Alfira Oktavia dengan nama usaha Semilir dengan produk inovasi teknik ecoprint pada kulit kayu lantung
  3. Agung Setiawan dengan nama usaha Woodeco Indonesia yakni produk inovasi wooden jewelry box dan wooden ring box dari limbah kayu industri furniture
  4. Annisa Septipanindya Sari dengan nama usaha Artsy Craft berupa inovasi produk mahar dari produk bunga kering
  5. Dian Kartini dengan Nama usaha Toja Indonesia dengan Inovasi Produk penerapan ragam hias Nusantara pada produk rajut.

Kepala BBKB Ir. Titik Purwati Widowati, MP mengatakan, ajang ini berbeda dengan tahun lalu. Kali ini sejumlah kendala pandemi Covid-19 yang terjadi tetap terus mendorong kami Innovating Jogja 2020.

"Mulai dari awal sosialisasi kegiatan, pendaftaran, seleksi administasi, Presentasi proposal sampai kegiatan bootcamp dan pitching peserta dilakukan secara online, teknologi informasi telah membuat kita dapat mengurangi pertermuan fisik," katanya.

Jika ditotal nilai fasilitasi yang diberikan kepada tenant mencapai senilai Rp 73 juta.

Proses seleksi Innovating Jogja telah dilaksanakan sejak Februari 2020. Sebanyak 91 proposal ide diterima panitia. Setelah melalui seleksi administrasi dan seleksi substansi proposal, terpilih 30 peserta yang mengikuti kegiatan bootcamp pengembangan bisnis selama 5 hari pada Agustus 2020. Peserta yang telah mengikuti bootcamp kemudian mengikuti seleksi bisnis plan yang dilaksanakan 18-19 Agustus 2020.

Penjurian dilakukan oleh enam orang. Mereka adalah Kepala BBKB Titik Purwati Widowati, M. Arifin (Sekretaris BPPI), Afif Syakur (Ketua III PPBI Sekar Jagad), Amir Panzuri (Dewan Pengarah APIKRI) serta Febriyo Hadikesuma dan Mara Trishell (Konsultan Bisnis Bio Hadikesuma Management Consulting and Trainning).

Hasil penjurian terpilih lima peserta yang memiliki ide bisnis inovatif, rencana bisnis yang baik dan semangat kewirausahaan yang baik, untuk kemudian dibina sebagai tenant inkubator bisnis Innovating Jogja di Balai Besar Kerajinan dan Batik.

Para pemenang ini akan menerima Pendampingan Manajemen Mutu Produk dari Balai Besar Kerajinan dan Batik dan Pendampingan Bisnis dari BHMTC, selain itu mereka akan mendapatkan fasilitas bahan produksi sebesar 20 juta rupiah dari Puslitabang Industri Agro. "Jika ditotal nilai fasilitasi yang diberikan kepada tenant mencapai senilai Rp 73 juta," ujar Titik. []

Berita terkait
Di Garut Ada Legenda Penulis Batik Garutan Asli
TP PKK Kabupaten Garut, Jabar, Hj Diah Kurniasari, kunjungi legenda penulis Batik Garutan asli yang dikenal dengan nama Mah Enong
Jeritan Pengusaha Batik di Cirebon Saat Pandemi
Terhitung sejak bulan Februari 2020 omzet pengusaha batik di Kabupaten Cirebon, Jabar, terjun bebas yang berdampak pada merumahkan karyawan
Perajin Batik di Kulon Progo Wajib Perhatikan Limbah
Perlu ada perhatian dari perajin batik di Kulon Progo agar limbah yang dihasilkan tidak langsung dibuang ke sungai. Namun diolah dulu di IPAL.
0
Melihat Epiknya Momen Malam HUT DKI Jakarta Lewat Lensa Galaxy S22 Series 5G
Selain hadir ke kegiatan-kegiatan yang termasuk ke dalam agenda perayaan HUT DKI Jakarta, kamu juga bisa merayakannya dengan jalan-jalan.