Jakarta - Direktur Eksekutif Indonesia Political Opinion (IPO) sekaligus pengamat politik Dedi Kurnia Syah menyebut Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan dihadapkan pada situasi yang rumit terkait rencana reuni Aksi 212 di Monas, Jakarta Pusat pada 2 Desember 2020 mendatang.
"Hal semacam ini akan menyulitkan posisi Anies Baswedan, satu sisi ia kepala daerah yang harus patuh instruksi presiden untuk tidak merestui aktivitas kerumunan massa. Sisi lain ia miliki ikatan emosional dengan simpatisan gerakan 212. Setidaknya secara politis ia mendapat ceruk dukungan," ujar Dedi kepada Tagar, Sabtu, 14 November 2020.
Mengambil posisi yang menguntungkan secara populis dan elektoral.
Namun, Dedi mengingatkan Anies perlu menyadari posisinya dan konsisten sebagai bagian dari pimpinan negara yang menjaga warganya dari paparan wabah menular.
Baca juga: Pilkada 2020 Berlanjut, PA 212: Kita Bikin Reuni Lebih Gede
Oleh karena itu, dia menyarankan Anies harus tegas melarang kegiatan reuni tersebut jika akan dilakukan secara konvensional.
"Meskipun tidak mudah, tekanan pada Anies akan menguat, tetapi sisi lainnya Anies tidak dapat semena-mena dengan kekuasaannya untuk memihak pada kelompok tertentu," ucapnya.
Kendati begitu, Dedi menilai Anies tetap akan mengizinkan kegiatan reuni 212. Terlebih, mantan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) itu telah berkomunikasi dengan Imam Besar Front Pembela Islam (FPI) Habib Rizieq Shihab beberapa waktu lalu.
"Anies tentu berhitung politis dan akan berperilaku sebagaimana politisi, mengambil posisi yang menguntungkan secara populis dan elektoral," kata dia.
Senada dengan Dedi, Direktur Indonesia Political Review (IPR) sekaligus pengamat politik Ujang Komarudin menilai Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan tetap akan mengizinkan reuni Aksi 212 yang rencananya digelar di kawasan Monas, Jakarta Pusat.
Baca juga: Anies Baswedan Disebut Bakal Izinkan Reuni PA 212 Tanpa Dilema
"Akan mengizinkan. Sebagai Gubernur semua warga, maka Anies harus bijak. Tak dilema, justru akan memberi izin. Namun tentu dengan catatan. Misalnya, harus tertib, damai, dan aman," tutur Ujang.
"Acara 212 juga sebelum-sebelumnya selalu diizinkan Anies," ujarnya.
Sebelumnya, Ketua Persaudaraan Alumni (PA) 212 Slamet Maarif menyebut pihaknya berencana menggelar reuni Aksi 212 di kawasan Monas, Jakarta Pusat. Dia berujar, surat permohonan izin sudah dilayangkan tiga bulan lalu dan masih menunggu jawaban dari Pemerintah DKI Jakarta.
"Kan memang setiap tahun di Monas. (Aksi 212 tahun 2016 juga kan kejadiannya di Monas, masak mau di Ancol reuninya," tutur Slamet. []