Respons Warganet Setelah Jilbab Tak Diwajibkan di Sekolah

Usai SKB Tiga Menteri, jilbab tidak diwajibkan di lingkungan sekolah, mendapat tanggapan beragam pro dan kontra hingga trending di Twitter.
Ilustrasi yang digunakan warganet jika mengenakan jilbab dipermasalahkan dalam lingkungan sekolah. (Foto : Twitter/@AriReno3)

Jakarta – Tiga Menteri yakni Mendikbud Nadiem Makarim, Mendagri Tito Karnavian, dan Menag Yaqut Cholil Qoumas telah menetapkan penggunaan seragam dan atribut di lingkungan sekolah dalam SKB yang dijabarkan melalui pers virtual, 3 Januari 2021 lalu. 

Namun saat ini, pendapat pro dan kontra masih ditemukan hingga empat tagar mengenai penggunaan jilbab yang tidak diwajibkan ini memasuki trending dalam media sosial Twitter.

Baca Juga:

Tagar #JilbabAjaran Islam, #StopIslamophobia, #DemokrasiIntoleran dan #JilbabMuliakanPerempuan, berisikan tanggapan warganet mengenai SKB yang telah ditetapkan tersebut. “Mengapa tidak ada suara ketika siswa Muslimah ingin memakai jilbab namun dilarang pihak sekolah?” tulis akun @NikmatulChoeri1 dalam menyuarakan pendapatnya.

Dalam SKB tersebut, dinyatakan bahwa kewajiban mengenakan jilbab atau berbuasana muslim di sekolah umum tidak diwajibkan. Tetapi menjadi pilihan individu masing-masing. “Jika tujuan pendidikan adalah membentuk pribadi yang beriman & bertaqwa maka mestinya sekolah dan pemerintah daerah mendorong, bahkan mewajibkan siswi Muslimah untuk mengenakan jilbab, karena #JilbabAjaranIslam,” tulis akun @AbaheAyman.

Mengutip salah satu warganet dengan akun @RosidinHQ membuat sebuah utas tentang tanggapannya mengenai SKB tersebut. “Apa yang menjadi keputusan pemerintah adalah bentuk pesan bernuansa Islamophopia. Tiap Muslimah mendapatkan taklif hukum syara’ untuk mengulurkan jilbab dan khimar,” tulisnya.

Trending Jilbab di Twitter4 Topik tagar yang memasuki Trending dalam Twitter. (Foto : Twiiter/Trending Topic Indonesia)

“Menyikapi ultimatum kepada seluruh pemerintah daerah dan sekolah negeri agar mencabut aturan yang mewajibkan atau melarang seragam dan atribut dengan kekhususan agama, apakah berarti pemerintah melarang sekolah yang mewajibkan jilbab yang dilakukan oleh individua tau institusi sebuah lembaga pendidikan yang bernaung di bawah pemerintahan?” tambahnya.

“Meski kita saat ini kelompok mayoritas tapi karena syariat islam tidak dipakai sebagai aturan public maka kelompok minoritas dalam hal ini beberapa daerah misalnya di Bali bisa semena-mena kepada kaum muslim, kepada syariat Islam dan melecehkan terhadap pelaksanaan syariat Islam,” tulis akun @RosidinHQ lagi dalam utasnya mengenai SKB tersebut.

Cuitan utas yang berjudul “APA MAUNYA NADIEM? Oleh: Agung Wisnuwardana (Indonesia Justice Monitor),” menarik perhatian beberapa warganet hingga mendapatkan likes sejumlah 303 dan 273 retweet.

Beberapa warganet lainnya pun juga memberikan komentar pada tagar-tagar tersebut. “Reaksi keras dan tegar ditunjukkan saat anak-anak Muslimah dilarang berjilbab di sejumlah daerah, sungguh ironis,” tulis akun @AFazsy. “Demokrasi hanya akan merusak generasi,” tulis akun @femila1453.

“Nak yang menyuruh menutup tubuhmu dengan jilbab adalah Robb-Mu Allah SWT, bukan ayahmu, bundamu, ataupun mbahmu atau nenek moyangmu.. Taatilah apa yang diperintahkan Rabb-Mu,” tulis akun @FuadbnuAziz.

Baca Juga:

Pada hari sebelumnya, Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI), KH Cholil Nafis juga sempat mengeluarkan pendapatnya mengenai permasalahan peraturan baru ini. “Saya setuju siswi Muslimah dipaksa berjilbab, soal non muslim kembali pada ajaran agamanya. Ada yang dengan sadar sendiri ada juga yang dipaksa kemudian sadar. Pastinya yang terbaik dengan sadar sendiri tapi tak semua orang bisa. Makanya pendidikan itu awal-awal tak ikhlas bahkan dipaksa tapi lama-lama menyadari dan menikmati,” ujarnya pada Jumat 4 Februari 2021 yang dikutip oleh Tagar. (Hafidjah Nuraulia S)

Berita terkait
Denny Siregar: Mending Pake Jilbab dengan Kalung Salib
Denny Siregar melalui cuitannya di Twitter berseloroh lebih memilih memakai jilbab dengan kalung salib dibanding melepas jilbab.
Pandangan Kiai NU tentang Hukum Memakai Jilbab
Kasus siswi non-muslim dipaksa memakai jilbab adalah masalah besar. Padahal di Islam sendiri, perempuan muslim tidak wajib pakai jilbab. Ulama NU.
Non Muslim Wajib Berjilbab, Sukron Makmun: Itu Masalah
Ini kata Wakil Ketua Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama Banten, Sukron Makmun terkait SMK di Padang mewajibkan siswi pakai jilbab.