Jakarta - Menteri Pertahanan Prabowo Subianto belum memikirkan Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024, meskipun hasil salah satu lembaga survei menyebutkan nama Ketua Umum Gerindra itu menjadi kandidat terkuat terpilih menjadi RI-1.
Hal tersebut dikatakan Staf Khusus Menteri Pertahanan Bidang Komunikasi Publik dan Hubungan Antar Lembaga Dahnil Anzar Simanjuntak.
Baca juga: Indo Barometer: Prabowo Menteri Terbaik, Kenapa?
Masih sangat dini, beliau saat ini hanya fokus mengerjakan tanggung jawab beliau sebagai Menteri Pertahanan RI.
"Pak Prabowo belum berpikir kesana mas," ujar Dahnil saat dikonfirmasi Tagar, Kamis, 27 Februari 2020.
Dahnil menilai, sekarang bukan waktu yang tepat memikirkan Pilpres 2024. Menurutnya, Prabowo Subianto kini fokus bekerja menjalankan amanah Presiden Joko Widodo (Jokowi), untuk memimpin Kementerian Pertahanan.
"Masih sangat dini, beliau saat ini hanya fokus mengerjakan tanggung jawab beliau sebagai Menteri Pertahanan RI," kata Dahnil.
Mantan Danjen Kopassus telah maju dua kali sebagai calon presiden dalam dua pilpres terakhir. Namun, dia selalu tersungkur melawan Jokowi.
Pada Pilpres 2014, Prabowo berpasangan dengan Hatta Rajasa, yang saat itu menjabat Ketua Umum Partai Amanah Nasional (PAN). Selanjutnya, di Pilpres 2019, dia memilih Sandiaga Uno, yang rela meninggalkan kursi jabatan Wakil Gubernur DKI demi meraih ambisi menjadi RI-2. Upaya kedua kandas, setelah Komisi Pemilihan Umum (KPU) menetapkan pasangan Jokowi-Ma'ruf Amin terpilih menjalankan tongkat pemerintahan periode 2019-2024.
Baca juga: Anies Baswedan Lawan Kuat Prabowo di Pilpres 2024
Sebelumnya, lembaga survei Indo Barometer menempatkan Prabowo sebagai calon presiden terkuat dengan angka 22,5 persen, dibuntuti Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan yang meraup 14,3 persen. Sementara di posisi ketiga, ada nama Sandiaga Uno.
Direktur Eksekutif Indo Barometer Muhammad Qodari menyebut Prabowo diprediksi keluar sebagai pemenang walaupun berhadapan dengan Gubernur DKI Jakarta.
"Jadi, kalau seandainya Prabowo dan Anies head to head, pemenangnya tetap Prabowo, karena mereka memiliki segmen yang sama," ujar Qodari saat memaparkan hasil surveinya di Jakarta, Minggu, 23 Februari 2020.
Survei dilakukan Indo Barometer 9-15 Januari 2020 kepada 1.200 responden. Survei ini dilakukan menggunakan metode multistage random sampling dengan teknik pengumpulan data wawancara tatap muka responden. Adapun tingkat kesalahan atau margin of error sebesar 2,83 persen. []