Rencana Pesta Pernikahan di Inggris Diterpa Krisis Biaya Hidup yang Naik

Krisis kenaikan biaya hidup membuat warga Inggris semakin sulit untuk merencanakan pesta pernikahan
Elizabeth Emanuel, desainer gaun pengantin Diana, Putri Wales, memegang gaun di studionya saat wawancara dengan Kantor Berita Associated Press (AP) di Maida Vale, London, Inggris, 22 Agustus 2022. (Foto: voaindonesia.com/AP/Alastair Grant)

TAGAR.id, London, Inggris – Krisis kenaikan biaya hidup membuat warga Inggris semakin sulit untuk merencanakan pesta pernikahan.

Tingkat inflasi Inggris berkisar 10 persen membuat calon pengantin yang mengunjungi The National Wedding Show, berpikir keras untuk memutuskan mana yang perlu dilakukan dan yang perlu dihilangkan.

Dalam acara the National Wedding Show atau pameran serba-serbi kebutuhan pesta pernikahan yang diselenggarakan beberapa waktu lalu di Inggris, sejumlah model tampak berjalan memeragakan fesyen busana pengantin terbaru yang menjadi idaman para calon pengantin.

Pameran itu digelar dengan latar belakang krisis biaya hidup yang semakin melonjak di Inggris sehingga mempengaruhi keputusan calon pengantin tentang rencana pernikahan mereka.

Kombinasi biaya energi yang tinggi, kenaikan inflasi dan suku bunga serta lemahnya ekonomi global membuat perekonomian Inggris akan menghadapi resesi hingga pertengahan tahun depan.

Jennifer Fahy, pendiri sekaligus konsultan pernikahan the Efficient Bride Guide, memberi pelatihan tentang bagaimana mengatur anggaran yang lebih baik untuk acara pernikahan.

gaun penantin di asARSIP - Gaun pengantin di toko pengantin di East Dundee, Illinois, AS, 28 Februari 2020. (Foto; voaindonesia.com/AP/Teresa Crawford, File)

Ia mengatakan, kesulitan keuangan ikut dirasakan industri pernikahan. "Krisis biaya hidup berdampak besar pada calon pengantin saat ini. Banyak kekhawatiran di mana calon pengantin tidak yakin apakah mereka ingin melanjutkan rencana dengan pemasok jika harga semakin naik.

Mereka benar-benar merasa khawatir hal ini akan berdampak terhadap mereka. Mereka mungkin tidak dapat merencanakan pernikahan, tidak punya cukup uang. Skenario terburuknya adalah mereka bahkan membatalkan pernikahan itu."

Leyla Rackham-Beadle yang menikah pada musim panas di Spanyol mengatakan tentang pentingnya memonitor biaya. "Saya sarankan Anda untuk benar-benar membuat anggaran. Jadi kami sudah membuat anggaran dari awal dan kami berpegang pada anggaran itu sebisa mungkin. Saya membuat daftar dan benar-benar mengikuti daftar tersebut. Jika saya ingin sesuatu, saya hanya akan melihat berapa biaya tambahannya dan apakah itu memungkinkan."

Salah satu pengeluaran utama dalam pernikahan adalah gaun pengantin. Sebagian orang menghabiskan ribuan poundsterling untuk mendapatkan busana yang cocok. Namun dalam pameran itu, ada banyak pilihan busana seharga 200 poundsterling ke bawah.

Tempat pesta dan gaun pengantin adalah dua dari biaya utama pernikahan. Selain itu ada biaya tambahan untuk pemain musik dan penari.

Imogen Ridge, seorang pemain harpa, sangat menyadari bagaimana kenaikan biaya hidup mempengaruhi bisnis para musisi.

"Saya kira, setiap musisi kini benar-benar harus memikirkan kembali apa yang mereka tawarkan. Jika tarif Anda terlalu tinggi, orang tidak akan mampu membayar Anda karena ini jelas adalah masa yang sulit. Namun pada saat yang bersamaan, jika Anda tidak memasang tarif yang cukup tinggi untuk kebutuhan Anda sendiri, Anda akan kewalahan karena kenaikan biaya hidup. Jadi sangat sulit untuk menyeimbangkannya," jelasnya.

Kebanyakan pasangan merencanakan pernikahan mereka beberapa tahun sebelumnya dan memiliki waktu cukup untuk menabung. Walau demikian, kenaikan biaya hidup berdampak besar terhadap penghasilan rumah tangga.

Zoe Jobson, penyelenggara The National Wedding Show mengatakan, "Saya kira Anda tidak dapat terhindar dari krisis kenaikan biaya hidup, setiap orang ikut terkena dampaknya. Namun hal yang baik tentang sektor pernikahan adalah pada tahap tertentu, sektor pernikahan tidak terkena resesi karena orang-orang sudah menabung sejak lama untuk menggelar hari perkawinan mereka."

Zoe menambahkan, calon pengantin dapat mengatur anggaran dan mengurangi biaya yang tidak perlu. (lj/uh)/Associated Press/voaindonesia.com. []

Berita terkait
Kabinet Jepang Setuju Paket Ekonomi 200 Miliar Dolar AS Lawan Inflasi
Inflasi telah meningkat di Jepang seiring dengan melonjaknya harga secara global, yen melemah terhadap dolar juga telah meningkatkan biaya impor