Relawan Covid-19 di Yogyakarta Tak Berdaya

Relawan lima gerakan dan lembaga kemanusiaan di Yogyakarta menyatakan atk sanggup menangani melonjaknya pasien Covid-19 di daerah ini.
Gubernur Yogyakarta, Sri Sultan Hamengkubuwono X. (Foto: Tagar/Semarang.com).

Jakarta - Relawan lima gerakan dan lembaga kemanusiaan di Yogyakarta menyatakan tak berdaya menangani kenaikan drastis pasien Covid-19 di daerah yang dipimpin oleh Gubernur Sri Sultan Hamengkubuwono X.

Hingga Selasa, 29 Juni 2021, terdapat penambahan 850 kasus positif Covid. Sebanyak 18 pasien positif meninggal. Total jumlah orang yang meninggal di Yogyakarta karena Covid-19 mencapai 1.529 orang.

Lima gerakan dan lembaga kemanusiaan angkat tangan terhadap gawatnya situasi pandemi saat ini. Mereka mendesak Pemerintah Daerah Istimewa Yogyakarta bersikap tegas membuat keputusan untuk menangani kasus Covid gelombang dua yang semakin tak terbendung. “Situasi genting. Pemerintah ambil posisi tegas dan jangan mendua,” kata Koordinator Jaringan Gusdurian, Alissa Wahid dalam jumpa pers secara daring, 30 Juni 2021.


Situasi genting. Pemerintah ambil posisi tegas dan jangan mendua.


Selain Jaringan Gusdurian, gerakan dan lembaga lain yang aktif terlibat dalam aksi kemanusiaan membantu orang yang terinfeksi Covid yakni Sambatan Jogja (Sonjo), Forum Pengurangan Risiko Bencana Daerah Istimewa Yogyakarta, Nahdlatul Ulama, dan Muhammadiyah Covid-19 Command Center. Mereka terhubung melalui grup WhatsApp yang dibuat oleh dosen Universitas Gadjah Mada Yogyakarta, Rimawan Pradiptyo.

Ketika seluruh rumah sakit di DIY kekurangan oksigen, relawan tersebut aktif mencari solusi untuk mengatasi masalah tersebut dengan menghubungi pemasok oksigen. Gerakan itu juga membuat grup WhatsApp yang khusus menampung pimpinan laboratorium untuk mengatasi menurunnya kemampuan tes usap.

Penggagas Sambatan Jogja, Rimawan Pradiptyo mengatakan lima gerakan dan organisasi kemanusiaan itu tidak cukup mengatasi pandemi di Yogyakarta sehingga membutuhkan gerakan yang lebih cepat dari pemerintah yang memiliki kewenangan dan sumber daya manusia.

Gerakan tersebut mendata seluruh rumah sakit rujukan di DIY penuh dengan Bed Occupancy Rate melebihi 80 persen, meskipun rumah sakit sudah meningkatkan kapasitasnya. Dalam dua pekan terakhir, selter penuh pasien seiring dengan cepatnya penyebaran Covid. “Situasinya berat. Hanya pemerintah yang bisa atasi,” kata Rimawan.

Puluhan ribu relawan di DIY yang membantu menguburkan jenazah Covid mulai kelelahan. Dua hari yang lalu, aktivitas relawan sempat terhenti karena kewalahan menangani jenazah. Para relawan membutuhkan dukungan alat pelindung diri tiga lapis untuk menjaga keselamatan mereka.

Relawan MCCC Cabang Sewon Utara, Bantul, Wahyu Gunawan Wibisono mengatakan selama Juni 2021, relawan di organisasi tersebut menangani 13 pemakaman jenazah Covid. Jumlahnya jenazah yang mereka tangani bertambah dibanding dua bulan sebelumnya. Mei misalnya, mereka menguburkan 8 jenazah pasien Covid. “Kami kewalahan dan kelelahan,” kata Wahyu. []


Baca juga

Berita terkait
14 Juta Dosis Vaksin Covid-19 Tahap Ke-18 Tiba di Tanah Air
Sebanyak 14 juta dosis vaksin Covid-19 tahap ke-18 tiba di Tanah Air melalui Bandara Soekarno-Hatta, 30 Juni 2021, siang
Mengapa Sungai Gangga Jadi Kuburan Jenazah Covid-19
Jenazah pasien Covid-19 berseliweran di Sungai Gangga, sungai suci bagi umat Hindu India, dan mencemari sumber air vital di utara India
Redam Lonjakan Covid-19 Nonesensial WFH 100%
Untuk menekan lonjakan Covid-19 yang naik siginifikan, pemerintah akhirnya melakukan PPKM Darurat mulai 3-20 Juli 2021
0
Putra Mahkota Arab Saudi Melawat ke Turki
Persiapan untuk menghadapi kunjungan Presiden Joe Biden, Putra Mahkota Arab Saudi lakukan lawatan regional kali ini ke Turki