Relawan Merupakan Cakrawala Baru dalam Berdemokrasi di Indonesia

Selama ini pendukung calon presiden adalah kader-kader partai politik (Parpol) pendukung, tapi sejak Pilpres 2014 mulai ada relawan
Relawan Bara JP melakukan sosialisasi Capres/Cawapres Jokowi/Ma’ruf ke warga di salah satu kawasan di Jakarta Timur, 18 November 2018. (Foto: Tagar/Syaiful W Harahap)

Oleh: Syaiful W. Harahap*

Catatan: Artikel ini pertama kali ditayangkan di Tagar.id pada tanggal 19 Oktober 2019. Redaksi.

TAGAR.id - Pemilihan Presiden (Pilpres) 2014 membuka cakrawala baru bagi pelaksanaan hak politik di Indonesia. Pilpres 2014 memang yang ketiga sejak reformasi, tapi yang pertama dalam sejarah nasional Pilpres didukung oleh relawan yaitu orang-orang yang mendukung, dalam hal ini calon presiden, secara sukarela bukan karena diwajibkan atau dipaksa dan bukan pula organ partai politik (Parpol) pendukung.

Seperti biasa menjelang Pilpres semua Parpol sibuk mencari sosok yang layak dicapreskan. Tentu saja langkah pertama adalah mereka memilih dari internal yaitu kader partai. Jika tidak ada sosok yang layak, maka mereka melirik ke luar partai.

Relawan4Dalam kunjungan ke Lampung, Capres Jokowi menuliskan pesan kepada relawan Bara JP DPD Lampung agar blusukan (Dok Bara JP DPD Lampung)

Capres hanya bisa diusung oleh Parpol yang menguasai minimal 20 persen kursi di DPR. Jika tidak cukup maka Parpol melakukan koalisi agar syarat minimal 20 pesen tercapai.

Itulah yang terjadi pada Pilpres 2014. Parpol yang yakin akan memperoleh 20 persen suara di DPR mengabaikan kader partai yang merupakan calon yang sangat potensial karena mereka akan mengusung jagoannya. Survei eksternal dan internal pun menunjukkan calon dimaksud potensial sebagai capres.

Relawan3Temu akbar Relawan Jokowi se-Eropa yang dilangsungkan di dekat kota Den Haag, Belanda, pada hari Minggu, 3 Maret 2019. Foto ini rombangan relawan dari Austria (Foto: dw.com)

Tapi, karena petinggi Parpol akan mengusung kader pilihan mereka, maka kader yang potensial pun mereka abaikan. Survei eksternal dan internal menunjukan elektabilitas capres yang tidak jadi pilihan Parpol justru paling tinggi di antara nama-nama yang akan diusung jadi capres.

Dalam kondisi inilah muncul ide untuk membentuk paguyuban bagi anak-anak muda yang melihat potensi capres yang diabaikan. Capres yang secara elektabilitas unggul itu juga merupakan sosok yang dinilai akan membawa perubahan yang mendasar dalam mengelola pemerintahan.

Lalu, muncullah ide untuk menggalang anak-anak muda itu sebagai relawan dengan tujuan mendukung pencapresan tokoh potensial yang diabaikan Parpol. Sosok yang dilihat relawan waktu itu adalah Joko Widodo, yang akrab dipanggil Jokowi. Ketika itu Jokowi sebagai Gubernur DKI Jakarta yang sebelumnya dua kali memenangkan pemilihan kepala daerah (Pilkada) langsung di Kota Solo, Jawa Tengah.

Relawan-relawan yang mempunyai visi yang sama terhadap Jokowi pun bergabung dalam wadah Barisan Relawan Jokowi Presiden (Bara JP) 2014 yang secara resmi didirikan tanggal 15 Juni 2013 di Gedung Indonesia Menggugat, Kota Bandung, Jawa Barat. Sejak itu anak-anak muda di seluruh Nusantara dan luar negeri, seperti pelajar, mahasiswa dan pekerja migran (TKI/TKW) yang juga melihat sosok Jokowi sebagai capres idaman bergabung dengan Bara JP sebagai wadah untuk mendorong pencapresan Jokowi.

Melalui berbagai kegiatan di dalam dan luar negeri akhirnya PDI-P mencapreskan Jokowi untuk berlaga di Pilpres 2014. Berpasangan dengan Cawapres Jusuf Kalla/JK, Jokowi berhadapan dengan pasangan Prabowo Subianto-Hatta Rajasa.

Kerja keras relawan yang tergabung dalam Bara JP menghasilkan kemenangan bagi Jokowi/JK. Relawan tidak berhenti pada kemenangan Pilpres karena Jokowi sendiri meminta agar Bara JP tetap menjadi mata dan telinga bagi pemerintahan Jokowi/JK agar roda pembangunan berjalan mulus.

Relawan2Temu akbar Relawan Jokowi se-Eropa yang dilangsungkan di dekat kota Den Haag, Belanda, pada hari Minggu, 3 Maret 2019. Ini salah satu kegiatan pada pertemuan (Foto: dw.com)

Untuk kedua kalinya relawan yang tergabung dalam Bara JP kembali menyingsingkan lengan baju untuk memenangkan pasangan Capres/Cawapres Jokowi-Ma’ruf Amin pada Pilpres 2019. Berkat kerja keras terutama melalui kampanye door to door seperti yang dianjurkan Jokowi pasangan ini pun meraih kemenangan.

Relawan Jokowi tidak hanya ada di Indonesia. Bara JP mempunyai puluhan Badan Perwaklan Luar Negeri (BPLN) di 67 negara. Mereka juga aktif dalam kegiatan sosialisasi dan kampanye untuk memenangkan Jokowi/JK pada Pilpres 2014 dan Jokowi/Ma’ruf di Pilpres 2019.

Itu artinya relawan Bara JP dua kali memenangkan Jokowi. Ini merupakan sejarah karena fakta menunjukkan pilihan relawan tepat. Dalam menjalankan roda pemerintahan Jokowi menjalankan program ‘Indonesia Sentris’ dengan mengutamakan infrastruktur transportasi dan pertanian yang memupus ketimpangan pembangunan antara Pulau Jawa dengan daerah di luar Pulau Jawa.

Sengan semboyan dukungan kepada (pemerintahan) Jokowi ‘setia hingga akhir’ grup relawan ini terus bergelut dengan dukungan kepada Jokowi. []

* Syaiful W. Harahap adalah Redaktur di Tagar.id

Berita terkait
Relawan Pasang Ribuan Spanduk Kawal Pelantikan Jokowi
Juru Bicara KPN Dedy Mawardi membenarkan pemasangan ribuan spanduk di sejumlah wilayah di Indonesia datang dari pihaknya.
Relawan Jokowi Harap-harap Cemas Tunggu Kabinet
Tinggal beberapa hari lagi Jokowi akan umumkan susunan Kabinet Kerja Jilid 2, kalangan relawan Jokowi menunggu susunan kabinet
Rencana Syukuran Relawan Usai Pelantikan Jokowi
Syukuran nanti bertujuan menyatukan Jokowi, Ma’ruf Amin, dan rakyat Indonesia, supaya bersama-bersama membangun bangsa.
0
Relawan Merupakan Cakrawala Baru dalam Berdemokrasi di Indonesia
Selama ini pendukung calon presiden adalah kader-kader partai politik (Parpol) pendukung, tapi sejak Pilpres 2014 mulai ada relawan