Jakarta - Ketua Badan Eksekutif Mahasiswa FH Unpak, Munjim Sulaeman, menilai kepemimpinan Yenti Garnasih sebagai dekan sangat bobrok sehingga mengorbankan mahasiswa.
“Kepemimpinan Yenti Garnasih sangat bobrok, sehingga kami mahasiswa yang menjadi korbannya. Beberapa layanan kemahasiswaan juga dikeluhkan. Seperti, fakultas lain di luar hukum sudah pertemuan tatap muka terbatas, hukum masih daring," katanya.
Dia menjelaskan, pengentrian nilai kerap juga jadi persoalan. Belum lagi buruknya pengelolaan SDM seperti belum adanya pergantian Wakil Dekan Bidang Akademik dan Kemahasiswaan yang dibiarkan kosong berlarut-larut.
“Terlalu lama kursi itu hanya di isi pejabat sementara (pjs). Demikian pula mundurnya beberapa pejabat struktural FH turut menghambat pelayanan akademik mahasiswa,” katanya.
Raden Muhammad Mihradi, salah satu dosen di FH Universitas Pakuan juga turut mempertanyakan, sejauhmana Yenti Garnasih dan jajarannya telah melaksanakan program Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendibudristek) terkait Merdeka Belajar.
Kata dia, pada program itu terdapat Delapan Indikator Kinerja Utama (IKU) yang harus diimplementasikan oleh perguruan tinggi. Di antaranya, lulusan mendapat pekerjaan yang layak, mahasiswa mendapat pengalaman di luar kampus, dosen berkegiatan di luar kampus dan praktisi mengajar di kampus.
“Saya melihat, dekan dan jajarannya kurang memperhatikan Delapan IKU tersebut. Terbukti minimnya kerjasama yang tertuang secara tertulis di masa kepemimpinannya dengan pihak ketiga. Hanya sebatas kegiatan webinar atau seminar saja yang sering dilakukan,” katanya.
Rektor Universitas Pakuan Bibin Rubini menemui langsung para mahasiswa FH Unpak untuk mendengarkan langsung tuntutan para mahasiswanya tersebut. Rektor akhirnya mengambil kebijakan tegas dengan mendemisionerkan Yenti Garnasih.
Rektor mengangkat Farahdinny Siswajanthy sebagai karetaker dalam melaksanakan tugas Dekan Fakultas Hukum sampai dengan Rektor kembali dari menunaikan ibadah umroh sejak tanggal 8 sampai dengan 24 Maret 2022.
"Hari ini kita akan selesaikan secara internal. Kalau caranya begini, kita merasa malu ini menjadi aib. Kita akreditasi A sudah seharusnya menyelesaikan secara sikap yang sama dengan titel Akreditasi kita," kata rektor.[]