Washington - Hampir 2.000 orang yang terinfeksi virus corona Covid-19 di Amerika Serikat (AS) meninggal dalam 24 jam terakhir, menurut data Universitas Johns Hopkins pada Selasa malam, 7 April 2020.
Angka harian mencapai rekor 1.939 membuat jumlah total kematian di AS menjadi 12.722 orang, mendekati negara dengan korban terbanyak Italia 17.127 orang dan Spanyol 13.798.
Baca Juga: Lockdown di Amerika Tidak Bikin Hancur Ekonomi
Presiden Amerika Serikat, Donald Trump membela tanggapannya terhadap krisis, dan menyalahkan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) yang dinilai bereaksi lambat.
Mereka salah menyebutnya, seharusnya rekomendasi itu beberapa bulan sebelumnya.
Seperti diberitakan dari Channel News Asia, Rabu, 8 April 2020, Trump mempertanyakan mengapa WHO telah memberikan "rekomendasi yang salah", tampaknya merujuk pada saran PBB terhadap pembatasan perjalanan internasional untuk memutus rantai penyebaran virus yang pertama kali terdekteksi di China. "Mereka salah menyebutnya, seharusnya rekomendasi itu beberapa bulan sebelumnya," tuturnya.
Trump mendapatkan banyak kritikan karena awalnya meremehkan virus yang disamakan dengan flu biasa. Ketika itu ia menyebutkan Amerika pasti bisa mengendalikan. Namun kemudian virus corona semakin menyebar, dan Trump memberlakukan darurat nasional.
Gubernur New York, Andrew Cuomo mengatakan jumlah pasien rawat inap Covid-19 meningkat di negara bagian ini dengan jumlah kematian mencapai titik tertinggi. New York menyumbang lebih dari sepertiga dari total kasus infeksi virus corona. Hampir setengah jumlah kematian kumulatif nasional hingga Selasa, 7 April yang mencapai 5.489 orang. Di New York, ada 731 kematian baru yang dilaporkan pada Selasa.
Baca Juga: Chloroquine Jadi Obat Virus Corona di Amerika
Namun Cuomo menyebutkan bahwa meningkatnya angka kematian akibat virus corona merupakan "indikator yang tertinggal" yang terjadi beberapa hari atau minggu setelah munculnya infeksi. Ia menunjuk sebaliknya untuk memperlambat tingkat rawat inap, penerimaan perawatan intensif, dan intubasi ventilator sebagai tanda langkah-langkah jarak sosial yang diberlakukan bulan lalu.[]