Rehabilitasi BNN Gratis, Efektif, Efisien, dan Tidak Sulit

Deputi Rehabilitasi BNN RI, dr. Budiyono, MARS menegaskan bahwa rehabilitasi di BNN gratis, efektif, efisien dan tidak sulit.
Rapat Koordinasi Balai Besar/Balai/Loka Rehabilitasi BNN di Bogor. (Foto:Tagar/BNN)

Bogor - Deputi Rehabilitasi BNN RI, dr. Budiyono, MARS menegaskan, bahwa rehabilitasi di BNN gratis, efektif, efisien dan tidak sulit. Hal ini diungkapkan usai membuka kegiatan Rapat Koordinasi Balai Besar/Balai/Loka Rehabilitasi di Bogor, Rabu (17/2).

Deputi Budiyono juga meminta semua balai dan loka baik yang berada di BNN maupun lembaga layanan rehabilitasi dari instansi lainnya seperti Kemensos dan Kemenkes untuk membahas lebih tajam tentang isu-isu penting dalam bidang rehabilitasi.

Adapun pelaksanaan rehabilitasi harus dapat menghasilkan dua outcome penting, yaitu pertama adanya peningkatan indeks keberlanjutan yang terkait dengan aspek pelayaan balai dan loka. Salah satu indikasi dari pencapaian ini adalah indeks kepuasan klien di balai dan loka itu harus optimal. Jika pelayanan balai dan loka itu berhasil maka klien akan melanjutkan ke pascarehabilitasi.

“Outcome kedua tak kalah penting yaitu persentase kualitas kehidupan klien meningkat dan itu diukur setelah jalani pascarehabilitasi,” sebut Budiyono.

Kegiatan rapat tersebut, dihadiri pula oleh Kepala Balai Besar Rehabilitasi BNN Lido, Kepala Balai Rehabilitasi Baddoka (Makassar), Tanah Merah (Samarinda), Kepala Loka Rehabilitasi Deli Serdang, Batam, dan Kalianda serta perwakilan dari Kementerian Sosial dan Kementerian Kesehatan untuk membahas sejumlah agenda utama.

Dalam kesempatan ini, Direktur Penguatan Lembaga Rehabilitasi Komponen Masyarakat BNN RI, dr. Amrita Devi, Sp.KJ.,M.Si menyampaikan bahwa rapat kali ini juga membahas sejumlah isu penting antara lain pemantapan agenda kerja di tahun 2021 dan perencanaan program kerja untuk tahun 2022 terkait biaya kekhususan, pedoman, dan modifikasi layanan rehabilitasi.

Outcome kedua tak kalah penting yaitu persentase kualitas kehidupan klien meningkat dan itu diukur setelah jalani pascarehabilitasi.

Hal penting lainnya yang juga dibahas secara komprehensif adalah regionalisasi UPT rehabilitasi di lingkungan BNN. Ia mengungkapkan saat ini, UPT rehabilitasi baik itu balai maupun loka menjadi pembina dari klinik di wilayah yang dapat dicakup.

“Tak hanya itu, dalam rapat kali ini, BNN akan mengeksplorasi layanan rehabilitasi untuk mendukung program Intervensi Berbasis Masyarakat (IBM) yang menjadi prioritas dalam rangka peningkatan aksesibilitas rehabilitasi di tengah masyarakat,” tegas Amrita.

Direktur PLRKM ini juga menekankan pentingnya penerapan SNI dalam layanan rehabilitasi. Para pertemuan ini, ia mengatakan akan membahas tentang UPT rehabilitasi di lingkungan BNN menuju layanan rehabilitasi yang sudah sesuai SNI 8807:2019 tentang Penyelenggaraan layanan rehabilitasi bagi pecandu, penyalahguna dan korban penyalahgunaan Narkotika, Psikotropika dan Zat Adiktif lainnya (NAPZA). []

Berita terkait
BNN Jateng Sita Aset Rp 606 Juta Bandar Narkoba Banyumas
BNN Jateng mengungkap TPPU yang dilakukan bandar narkoba Banyumas. Aset senilai Rp 606,5 juta hasil penjualan narkotika disita.
Perangi Narkoba, BNN Gandeng Kemendes PDTT
Gus Menteri menerima kunjungan Kepala BNN Petrus Golose untuk mengajak memerangi peredaran narkoba di desa yang mulai mengkhawatirkan.
BNN Ringkus Jaringan Narkotika di 3 Kota, 466 Kg Sabu Disita
BNN sejak 2-9 Februari 2021 meringkus jaringan sindikat narkotika di Palembang, Medan, dan Jakarta. Sabu seberat 466,19 Kg disita.
0
DPR Terbuka Menampung Kritik dan Saran untuk RKUHP
Arsul Sani mengungkapkan, RUU KUHP merupakan inisiatif Pemerintah. Karena itu, sesuai mekanisme pembentukan undang-undang.