Refleksi 20 Tahun Reformasi, PENA'98: Tak Mau Kembali ke Orde Baru

Pihaknya mengakui reformasi memberi perubahan yang luar biasa karena Masyarakat kini bebas mengutarakan pendapat.
Presidium Nasional PENA'98, Nico Sitanggang (tengah) bersama pengurus DPD Pospera Sumut saat gelar Refleksi 20 Tahun Reformasi di Kamupus AMIK MBP Medan, Selass (8/5). (wes)

Medan, (Tagar 8/5/2018) - Sejarah gerakan Reformasi 1998 telah banyak didistorsi pihak-pihak yang menggunakan dan menumpang nama, memanfaatkan aksi mahasiswa dan masyarakat saat menggulingkan Orde Baru (Orba) dan kini reformasi terancam dalam bentuk yang lebih besar.

Hal itu disampaikan Presidium Persatuan Nasional Aktivis 1998 (PENA'98), Nicodemus Sitanggang, saat gelar Pameran Photo Aksi Mahasiswa 98 yang berlangsung dari tanggal 7-12 Mei 2018 di Kampus AMIK MBP Jalan Jamin Ginting Padang Bulan Medan, Selasa (8/5).

"Karena para penikmat reformasi memanfaatkan kebebasan yang diperjuangkan bersama, bukan untuk memperjuangkan hak rakyat, tapi untuk mengancam orang lain dengan isu SARA, dan atas nama agama," ujar Nico.

Nico yang didampingi Ketua Posko Perjuangan Rakyat (Pospera) Sumut Liston Hutajulu menyampaikan, sampai saat ini PENA'98 masih mempertanyakan komitmen pemerintah menangani kasus kekerasan yang terjadi pada kerusuhan massal 1998 lalu. Pasalnya, hingga 20 tahun peringatan reformasi, tidak juga ada pihak yang bertanggung jawab atas kerusuhan yang menelan ribuan nyawa tersebut.

"Ada peristiwa, ada korban, tapi sampai saat ini setelah 20 tahun berlalu, tidak ada yang bertanggung jawab. Padahal, banyak orang yang meninggal dalam kerusuhan itu. Ada empat orang di Trisakti, sembilan orang di Semanggi dan seribu lebih yang kemudian meninggal selama dalam proses diberbagai daerah di Indonesia termasuk Sumatera Utara," katanya.

Meski demikian, pihaknya mengakui reformasi memberi perubahan yang luar biasa. Masyarakat kini bebas mengutarakan pendapat. Bahkan partai-partai baru kemudian lahir dan tumbuh menjadi besar seperti Gerindra, PKB dan PKS. Selain itu kebebasan pers juga semakin terbuka.

Untuk itu, lewat refleksi 20 tahun perjalanan reformasi yang sesungguhnya, pihaknya mengajak seluruh rakyat Indonesia memaknai arti reformasi yang sesungguhnya. Dengan demikian, Indonesia 10 tahun hingga 20 tahun ke depan, tak hanya tertulis dalam sejarah.

Salah seorang mahasiswa yang hadir pada kegiatan tersebut mengapresiasi PENA'98 yang memamerkan 350 photo peristiwa aksi mahasiswa tahun 1998.Oleh panitia, kegiatan serupa akan berlanjut di Kampus Universitas Katolik Santo Thomas Medan pada 21 Mei mendatang. ()
"Maka dari itu, kami bersepakat untuk alasan apapun tak mau kembali ke orde baru," tegasnya.

Salah seorang mahasiswa yang hadir pada kegiatan tersebut mengapresiasi PENA'98 yang memamerkan 350 photo peristiwa aksi mahasiswa tahun 1998.

"Ini bagus, kami jadi tahu perjuangan para mahasiswa waktu itu," ujar Moses Parapat, mahasiswa Universitas Methodist Indonesia Medan.

Oleh panitia, kegiatan serupa akan berlanjut di Kampus Universitas Katolik Santo Thomas Medan pada 21 Mei mendatang. (wes)

Berita terkait
0
David Beckham Refleksikan Perjalanannya Jadi Pahlawan untuk Inggris
David Beckham juga punya tips untuk pesepakbola muda, mengajak mereka untuk menikmati momen sebelum berlalu