Realisasi Investasi Hingga September 2021 Capai Rp 659,4 Triliun

BPKM merilis data realisasi investasi Triwulan III-2021 atau periode Juli-September yang mencapai Rp 216,7 triliun
Ilustrasi (Sumber: setkab.go.id - Humas Kementerian Investasi/BKPM)

Jakarta – Kementerian Investasi/Badan Koordinasi Penanaman Modal (BPKM) merilis data realisasi investasi Triwulan III-2021 atau periode Juli-September yang mencapai Rp 216,7 triliun, naik 3,7% dibandingkan periode yang sama tahun 2020 yang tercatat Rp 209 triliun.

“Dengan adanya kasus peningkatan positivity rate Covid-19 pada bulan Juli sampai pertengahan Agustus, memaksa pemerintah melakukan pembatasan kegiatan ekonomi khususnya di Pulau Jawa, mengakibatkan perlambatan kegiatan investasi. Namun, setelah penanganan yang baik oleh pemerintah, dengan statistik penurunan kasus positif Covid-19 pada pertengahan Agustus, pergerakan ekonomi riil terus membaik, sehingga para pelaku usaha dapat melakukan percepatan konstruksi atau pembangunan proyeknya,” jelas Menteri Investasi/Kepala BKPM Bahlil Lahadalia, dikutip dari laman resmi Kementerian Investasi, 28 Oktober 2021.

BKPM mencatat, realisasi investasi Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) pada Triwulan III-2021 sebesar Rp 113,5 triliun atau 52,4% dari total capaian realisasi investasi, dengan penyerapan tenaga kerja Indonesia sebanyak 133.972 orang. Terjadi kenaikan realisasi investasi PMDN pada Triwulan III-2021 jika dibandingkan dengan periode yang sama pada tahun 2020, yaitu sebesar 10,3% dari Rp 102,9 triliun. Sektor penyumbang terbesar PMDN berasal dari perumahan, kawasan industri, dan perkantoran sebesar Rp 20,6 triliun atau 18,2%. Sedangkan untuk lokasi proyek, realisasi investasi terbesar berada di Jawa Barat dengan angka investasi Rp 17,1 triliun atau 15,1%.

Sementara itu, realisasi investasi Penanaman Modal Asing (PMA) pada Triwulan III-2021 mencapai Rp 103,2 triliun atau 47,6% dari total capaian realisasi investasi, dengan penyerapan tenaga kerja Indonesia sebanyak 154.715 orang. Jika dibandingkan dengan periode yang sama pada tahun 2020, terjadi sedikit perlambatan sebesar 2,7%, dari Rp 106,1 triliun menjadi Rp 103,2 triliun. Sektor penyumbang realisasi PMA terbesar berasal dari industri logam dasar, barang logam, bukan mesin dan peralatannya sebesar Rp 21,5 triliun atau 20,9%. Untuk lokasi proyek, realisasi investasi terbesar berada di Jawa Barat dengan nilai Rp 17,7 triliun atau 17,1%. PMA yang menyumbangkan realisasi terbesar berasal dari negara Singapura di angka Rp 37,4 triliun atau 36,2%.

Berdasarkan persebaran, realisasi investasi di Pulau Jawa mencapai Rp 104,2 triliun (48,1%), sedangkan di luar Pulau Jawa sebesar Rp 112,5 triliun (51,9%). Kinerja realisasi investasi di luar Pulau Jawa lebih tinggi dibandingkan dengan Pulau Jawa karena diberlakukannya PPKM Level 3 dan Level 4 di Pulau Jawa dan Bali, sementara realisasi investasi di luar Pulau Jawa dan Bali tetap berjalan dengan sebagian PPKM level 1 dan 2.

Pada periode Triwulan III-2021 ini terdapat beberapa pelaku usaha yang mulai konstruksi, antara lain di bidang usaha aktivitas data centre, industri baterai litium, otomotif dan komponennya, serta makanan dan minuman di Jawa Barat; industri alas kaki di Jawa Tengah; serta bidang usaha lainnya yang menjanjikan menjadi basis industri pengolahan dan penunjang sektor jasa.

“Kementerian Investasi/BKPM akan mewujudkan Indonesia maju di tahun 2045 dengan memastikan investasi-investasi yang menjadi tulang punggung kemandirian (backbone) industri dalam negeri dan transformasi ekonomi dapat diwujudkan. Pembangunan pabrik baterai litium 10 GWh mulai konstruksi dan produksi mobil listrik akan dimulai akhir tahun 2022 atau awal tahun 2023 yang memastikan Indonesia akan menjadi hub industri baterai dan mobil listrik di kawasan Asia Tenggara, sehingga pada akhirnya akan mengubah paradigma lama ‘mengekspor tanah, air, dan komoditas’ menjadi ekspor produk yang bernilai tambah tinggi,” ujar Bahlil.

Secara kumulatif, sepanjang periode Januari-September tahun 2021, kinerja realisasi investasi Indonesia tercatat mencapai Rp 659,4 triliun atau 73,3% dari target Rp 900 triliun. Capaian ini terdiri atas PMA sebesar Rp 331,7 triliun (50,3%) dan PMDN sebesar Rp 327,7 triliun (49,7%), dengan penyerapan tenaga kerja Indonesia sebanyak 912.402 orang yang berasal dari PMA sebanyak 447.116 orang dan PMDN sebanyak 465.286 orang.

Sektor penyumbang terbesar PMA berasal dari industri logam dasar, barang logam, bukan mesin dan peralatannya Rp 72,3 triliun (21,8%) dan PMDN berasal dari perumahan, kawasan industri, dan perkantoran Rp 62,8 triliun (19,2%). Lokasi proyek dengan realisasi investasi terbesar di Jawa Barat dengan PMA Rp 61,9 triliun (18,7%) dan PMDN Rp 45,3 triliun (13,8%). Adapun negara asal investasi terbesar adalah Singapura Rp 106,2 triliun (32,0).

“Saya optimis di akhir tahun 2021, ekonomi dan investasi akan rebound. Target yang dibebankan Bapak Presiden Jokowi kepada Kementerian Investasi/BKPM sebesar Rp 900 triliun dapat dicapai,” ujar Bahlil (Humas Kementerian Investasi/UN)/setkab.go.id. []

BKPM Sebut Realisasi Investasi Kuartal III Mencapai Rp 209 T

Perusahaan di Pessel Tak Lapor Realisasi Investasi

Realisasi Investasi di Sumut Lebihi Target

Batang dan Jepara Tertinggi Investasi Asing di Jateng

Berita terkait
BKPM Sebut Realisasi Investasi Kuartal III Mencapai Rp 209 T
BKPM mencatat realisasi investasi pada kuartal III tahun 2020 mencapai Rp 209 triliun.