Reaksi Istri Sucipto, Dosen Unnes Diduga Hina Jokowi

Sucipto, dosen di Semarang yang dituding Unnes hina Jokowi, mendapat suntikan semangat dari istrinya. Bagaimana ceritanya?
Sucipto Hadi Purnomo, dosen Unnes yang dituding kampusnya menghina Jokowi, bersama istrinya, Widharningsih. (Foto: Facebook/Sucipto)

Semarang - Sucipto Hadi Purnomo, dosen Universitas Negeri Semarang (Unnes) blak-blakan di hadapan ratusan mahasiswanya soal dugaan menghina Presiden Jokowi. Ia menceritakan sebab musabab Unnes menuduh, membebastugasan dirinya sebagai dosen hingga reaksi istri atas sanksi tersebut.

Cerita Sucipto disampaikan dalam diskusi terbuka yang digagas Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Unnes, di aula gedung PKM Unnes, Kamis malam, 20 Februari 2020. Sedianya, BEM Unnes mempertemukan Sucipto dengan Rektor Unnes Prof. Fathur Rokhman di acara debat terbuka guna mengetahui kebenaran dua pihak. Namun Fathur tak hadir di acara tersebut dan mahasiswa mengubah acara menjadi diskusi terbuka.  

Di hadapan ratusan mahasiswa, budayawan, pegiat media, serta kalangan akademisi berbagai universitas terkemuka di Jawa Tengah, Sucipto merinci kasus yang menjeratnya. Bermula pada 11 Februari 2020 dirinya memenuhi panggilan tim pemeriksa yang diketuai oleh Wakil Rektor II Unnes. Sucipto disebutkan akan diminta klarifikasi dalam kasus pelanggaran pegawai.

Sebelum masuk ke materi pemeriksaan, ia bertanya pada tim pemeriksa yang berjumlah sekitar tujuh orang itu, terkait dasar pemeriksaan dan standard operation procedure (SOP) pemeriksaan. Sucipto tak mendapatkan surat keputusan (SK) yang mendasari pemeriksaan dirinya. Dan pemeriksa mengaku akan menyusulkan surat tersebut. Sementara SOP baru diterima saat pemeriksaan berjalan.

"Saya meminta waktu untuk mempelajari terlebih dahulu SOP itu, namun tidak diperkenankan lama-lama," katanya.

Tim pemeriksa kemudian menjelaskan tiga kesalahan yang dilakukan Sucipto. Pertama, ia dianggap sebagai aparatur sipil negara yang tidak bermitra dengan pemerintah. Kedua, terkait aktivitasnya sebagai anggota tim Evaluasi Kinerja Akademik (EKA) Kemenristekdikti. Terakhir, Sucipto dianggap bersalah lantaran menjadi saksi di Polda Jateng atas kasus dugaan plagiasi dengan terlapor Prof. Fathur Rokhman. 

Di akhir pemeriksaan, Sucipto meminta untuk melihat isi berita acara pemeriksaan (BAP), namun tak diperkenankan. Padahal dalam SOP tak ada kalimat yang melarang terperiksa melihat hasil pemeriksaan. "Saya ngotot ingin melihat, kemudian dijanjikan dalam waktu 1x24 jam akan diberikan BAP tersebut. Katanya pemeriksaan ini bukan dalam rangka pembinasaan tapi pembinaan," tutur dia.

Janji tinggal janji. Usai menunggu 1x24 jam BAP tak kunjung didapat. Malah, pada 14 Februari 2020 ia dipanggil Dekan Fakultas Bahasa dan Seni di kantornya. Dengan disaksikan para wakil dekan dan kepala jurusan, ia mendapat sanksi lewat SK Rektor Unnes Nomor B/167/UN37/HK/2020.

"Konsekuensinya, saya tidak boleh mengajar di atau untuk Unnes, saya tidak boleh meneliti di atau untuk Unnes, saya tidak boleh mengabdi. Ada juga, saya dilarang mengaku sebagai orang Unnes dan saya tidak boleh mengenakan atribut Unnes," katanya. 

Masih di hadapan para mahasiswa Unnes, Sucipto juga menceritakan reaksi istrinya, Widharningsih, soal sanksi pembebasan tugas sebagai dosen. Curhat ke istri disampaikan beberapa saat setelah menerima SK sanksi .

"Ma, aku entok (dapat) surat skorsing pembebastugasan sementara dari tugas-tugas sebagai dosen. Isin rak kowe (malu tidak kamu)?" kata Sucipto. "Lah, ngopo isin (kenapa harus malu)?," ucap Sucipto menirukan reaksi istrinya.

Jawaban yang diberikan istrinya itu membuat Sucipto berani mengangkat dagu. Mentalnya yang sempat turun terangkat kembali. Ia kemudian menghubungi mahasiswa yang tengah dibimbingnya lewat pesan tertulis. 

"Dengan bangga saya memaklumatkan bahwa semenjak 12 Februari lalu saya sudah tidak diperbolehkan mengajar, termasuk membimbing saudara. Saya mendapatkan skorsing. Bukan karena saya diduga melakukan tindak pidana, apalagi menghamili mahasiswi."

"Demi istri saya, kemudian saya kabarkan ini pada khalayak. Karena saya bangga mendapatkan skorsing. Saya adalah orang terpilih di antara lebih dari 1.500 dosen di Unnes," ujar dia disambut riuh tepuk tangan mahasiswa. 

Seperti diberitakan sebelumnya, Sucipto menulis status di media sosial yang dianggap Unnes menghina Presiden Jokowi. Di dinding Facebook-nya ia memposting Penghasilan anak-anak saya menurun drastis tahun ini. Apakah ini efek Jokowi yang terlalu asyik dengan Jan Ethes? []

Baca juga: 

Berita terkait
Kronologi Dosen Universitas Negeri Semarang Diskors
Dosen Universitas Negeri Semarang blak-blakan soal sanksi skros yang dijatuhkan kampusnya. Bagaimana kronologi sanksi itu keluar?
Kasus Dosen Unnes, Mahasiswa: Rektor Takut
Ratusan mahasiswa Unnes meneriaki rektornya takut di acara diskusi publik di Semarang. Ada apa?
Pengamat Hukum Nilai Kasus Dosen Unnes Mirip Ahok
Pengamat hukum Universitas Katolik Soegijapranata Semarang menilai kasus dosen Universitas Negeri Semarang mirip dengan Ahok karena tidak bersalah.