Ratusan Sapi Milik Pemerintah Aceh Kelaparan

Ratusan sapi itu merupakan milik Pemerintah Aceh di bawah tanggung jawab Dinas Peternakan (Disnak) Aceh.
Kondisi sapi kurus milik Pemerintah Aceh yang dipelihara di UPTD IBI Saree, Kabupaten Aceh Besar, Aceh, Jumat, 5 Juni 2020. (Foto: Tagar/Muhammad Fadhil)

Banda Aceh - Beberapa bangunan terlihat berdiri kokoh di lahan seluas 19,5 hektare. Diapit oleh pegunungan, bangunan-bangunan tersebut dihuni oleh ratusan sapi dari berbagai jenis dan ukuran.

Ratusan sapi itu merupakan milik Pemerintah Aceh di bawah tanggung jawab Dinas Peternakan (Disnak) Aceh. Sapi ini dikelola oleh Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) Inseminasi Buatan Inkubator (IBI) Saree, Kabupaten Aceh Besar.

Ratusan sapi kurus itu viral di media sosial di Aceh sejak Kamis, 4 Juni 2020. Masyarakat mempertanyakan mengapa sapi-sapi yang dianggarkan menggunakan uang rakyat itu bisa kurus.

Amatan Tagar pada Jumat, 5 Juni 2020, memang benar foto-foto yang beredar di medsos tersebut berasal dari UPTD IBI Saree. Di sana, ada sekitar 480 ekor sapi berbagai jenis yang dipelihara.

Sedih kita melihat. Kita banyak kali tumbuhan hijau tetapi bisa juga kurus, kurang gizi.

Ratusan sapi tersebut dalam kondisi kurus dan memprihatinkan. Tulang rusuk sapi yang terbalut kulit pun terlihat jelas ketika dilihat dari jarak jauh sekalipun.

Kepala UPTD IBI Saree, Zulfadhli membantah ada ratusan sapi kurus di UPTD itu. Menurutnya, sapi kurus yang ada di sana hanya 5 persen dari jumlah total 480 ekor.

“Kalau kurus kali tidak, foto yang muncul di medsos sepertinya foto lama,” kata Zulfadhli.

Ia menjelaskan, sapi-sapi di UPTD itu kurus karena pakan tidak ditambah konsentrat. Hal ini karena pengadaan konsentrat terkendala anggaran. Apalagi, konsentrat yang diadakan pada 2019 sudah habis pada 21 Maret 2020 lalu.

“Sehingga sampai hari ini kita memberikan hijauan saja, ditambah dengan permentasi jerami. Memang fungsi kosentrat itukan untuk menambah suplemen makan,” ujarnya.

Sapi AcehKondisi sapi kurus milik Pemerintah Aceh yang dipelihara di UPTD IBI Saree, Kabupaten Aceh Besar, Aceh, Jumat, 5 Juni 2020. (Foto: Tagar/Muhammad Fadhil)

Sementara, Kepala Dinas Peternakan Aceh, Rahmandi mengatakan, pengadaan konsentrat terkendala karena ada perubahan spek harga satuan pada pakan tersebut. Jika tahun sebelumnya Rp 6.500 per kilogram, kini menjadi Rp 7000.

“Perubahan spek ini menyebabkan tidak bisa ditender, maka direvisi. Sekarang tinggal menunggu revisi baru bisa dilaksanakan, pengadaan konsentrat dan penghijauannya,” tutur Rahmandi.

Kata dia, untuk tahun ini pengadaan konsentrat membutuhkan anggaran sebesar Rp 1,5 miliar. Jika anggaran ini sudah bisa diakses, maka akan segera dibeli konsentrat dan dialokasikan untuk UPTD Saree.

“Untuk jumlah berapa tonnya harus dibagi lagi, harga satuannya, karena di sini ada tiga jenis pakan. Kita sebenarnya punya program mengurangi konsentrat, dan memaksimalkan memberikan pakan ternak dari rumput yang ada di sini,” katanya.

Yahdi Hasan, anggota Dewan Perwakilan Rakyat Aceh (DPRA) mengaku sedih melihat kondisi sapi tersebut yang kurus. Komisi II DPRA meminta agar UPTD Saree dan Dinas Peternakan Aceh mencari solusi agar sapi tersebut kembali kurus.

“Sedih kita melihat. Kita banyak kali tumbuhan hijau tetapi bisa juga kurus, kurang gizi. Komisi II minta ini sapi dikembalikan seperti semula,” ujarnya. []

Berita terkait
Aceh Siap Aktifkan Kembali Sekolah Jelang New Normal
Pemerintah Aceh mengeluarkan Surat Edaran terkait protokol kesehatan di lingkungan sekolah menjelang diaktifkannya proses belajar mengajar.
Muncikari Bongkar Data Pelanggan PSK Online di Aceh
Salah satu mucikari Pekerja Seks Komersial (PSK) online Aceh mengaku pelanggan banyak memakai jasa para PSK rata-rata kalangan pengusaha.
Satu Pasien Virus Corona di Aceh Kembali Sembuh
Satu lagi pasien positif corona atau Covid-19 di Aceh sembuh. Saat ini masih ada satu lagi kasus positif Covid-19 yang masih dirawat di Aceh.