Ratusan Santri Kudus Sakit, tapi Bukan Karena Corona

Hasil pengecekan kesehatan terhadap santri di Kudus menunjukkan gejala sakit. Tapi penyebabnya bukan karena virus corona.
Petugas medis di Kudus melakukan pengecekan kesehatan terhadap sejumlah santri di Kecamatan Jati, Kamis, 9 Juli 2020. Hasilnya sejumlah santri diketahui sedang sakit, tapi bukan karena virus corona. (Foto: Tagar/Nila Niswatul Chusna)

Kudus - Pondok pesantren (Ponpes) di Kabupaten Kudus mulai menerima gelombang kedatangan para santri. Hasil pengecekan kesehatan diketahui ratusan santri dalam kondisi sakit. Namun penyebabnya bukan karena virus corona.  

UPT Puskesmas Jati melakukan screening awal kesehatan ratusan santri Ponpes Assalam di Desa Tanjungkarang, Kecamatan Jati, Kamis, 9 Juli 2020. Kegiatan tersebut merupakan kali kedua setelah sebelumnya dilakukan pada Selasa, 7 Juli 2020. 

Proses pemeriksaan kesehatan meliputi cek suhu tubuh, cek tekanan darah dan pengecekan kondisi kesehatan lain oleh dokter puskesmas. Setelah itu, para santri mendapat edukasi protokol kesehatan yang wajib mereka jalankan selama belajar di pondok.

Mereka mengalami gejala batuk dan pilek biasa, bukan corona.

Kepala UPT Puskesmas Jati Amad Muhammad mengungkapkan dua hari lalu pihaknya telah melakukan screening terhadap 259 santri, 188 santri putri dan 71 santri putra, di Ponpes Assalam. Hasilnya ada 68 santri yang sedang tidak sehat. Mereka rata-rata mengeluhkan batuk pilek, meriang dan gatal-gatal.

Sementara untuk screening pada hari ini, didapati 54 dari 176 santri mengeluhkan batuk, pilek dan gatal-gatal. "Mereka mengalami gejala batuk dan pilek biasa, bukan corona. Tadi sudah kami berikan obat untuk meringankan gejala," kata Amad, Kamis, 9 Juli 2020.

Para santri yang mengalami gangguan kesehatan ini mendapatkan perlakuan khusus dari pengelola pondok. Berupa pemisahan kamar antara santri yang sehat dengan santri yang sedang sakit.

Amad meminta pihak ponpes bisa memisahkan kamar santri berdasar keluhan kesehatan yang dirasakan. Mereka juga dipantau secara kontinyu kondisi kesehatannya.

"Kami pantau terus. Kalau sudah dikasih obat tapi masih ada keluhan, tindak lanjut yang akan kami lakukan berupa rapid test," ujar dia. 

Ahmad menambahkan pihaknya tidak buru-buru melakukan rapid test terhadap para santri dari luar daerah di Ponpes Assalam. Sebab, mereka telah diwajibkan melakukan melakukan tes kesehatan dan menunjukkan surat bebas covid sebelum tiba.

Pembimbing Ponpes Assalam, Nihlatul Maula mengatakan kedatangan santri sudah mulai 5 Juli lalu hingga hari ini. Totalnya, sudah ada 760 santri yang masuk pondok, terdiri 440 santri putri dan 320 santri putra. 

Mereka berasal dari berbagai daerah di Jawa Tengah. Antara lain, dari Kabupaten Pati, Rembang, Grobogan, Semarang, Demak, Jepara dan Solo.

Protokol kesehatan ketat diterapkan ponpes dalam proses kembalinya para santri. Seperti orang tua santri dilarang masuk ke dalam kamar pondok dan santri hanya boleh diantar oleh dua orang walinya.

Selain itu, pemakaian masker, cuci tangan dan pengecekan suhu tubuh juga menjadi protokol yang wajib dijalani para santri maupun wali santri yang ikut mengantar. Tak lupa, surat keterangan sehat juga turut dilampirkan sebagai syarat utama.

Bagi para santri yang kondisinya kurang sehat, Nihlatul menegaskan telah menyediakan ruang khusus bagi mereka. "Saat ini, para santri belum menjalankan aktivitas belajar mengajar. Sebab para santri belum seluruhnya kembali ke pondok," ujar dia. []

 Baca juga: 

Berita terkait
Rp 3,3 Miliar untuk Cegah Covid-19 di Ponpes Kudus
Pemkab Kudus menyiapkan anggaran Rp 33 miliar untuk mengantisipasi penyebaran Covid-19 di 114 pondok pesantren (ponpes) di wilayahnya.
Nasib Pondok Pesantren di Kudus Selama Pandemi Covid
Rp 15,3 miliar anggaran penanganan Covid-19 di Kudus ternyata tidak pernah menyasar pondok pesantren. Lantas kemana duit pemerintah?
Hasil Rapid Test Massal Santri Ponpes Ora Aji Sleman
Ratusan santri Ponpes Ora Aji milik Gus Miftah menjalai rapid test sebelum masuk ponpes. Bagaimana hasilnya?