Ratapan Hantu Mall Klender, Korban Tragedi Reformasi

Mall Klender terbakar pada awal reformasi. Mayat bergelimpangan di mana-mana. Hingga kini cerita hantu masih menjadi bisik-bisik di mall tersebut.
Mall Klender yang disebut angker berganti nama menjadi Mall Ciplaz. (Foto: Tagar/Muhammad Nefki Hasbiansyah)

Jakarta - Mata Nyai Samsiah berkaca-kaca. Sesekali ia tertegun mengenang kebakaran hebat Mall Klender di Kecamatan Duren Sawit, Jakarta Timur, DKI Jakarta, 21 tahun silam. Bisik-bisik tentang hantu pun tak terhindarkan.

Perempuan 61 tahun itu, menyaksikan betul suramnya Jakarta ketika meletusnya tragedi 1998, terutama peristiwa nahas Mall Klender yang tak jauh dari kediamannya. Pengunjung mall berhamburan tak tahu arah ketika api kian berkecamuk.

"Waktu itu, banyak yang melompat dari lantai tiga untuk menyelamatkan diri. Api kian besar dari lantai bawah. Pengunjung di lantai atas terjebak dan mereka lompat. Tapi sama saja, hasilnya mati juga," kata Hajah Samsiah memulai perbincangan dengan Tagar, Selasa 29 Oktober 2019.

Kebakaran Mall Klender yang dulunya bernama Mall Yogya adalah bagian dari tragedi reformasi. Kala itu, Jakarta benar-benar kelabu. Mayat bergelimpangan di mana-mana, entah berapa banyak jasad terbakar dan mati di dalam Mall Klender.

Pengunjung di lantai atas terjebak dan mereka lompat. Tapi sama saja, hasilnya mati juga.

Menurut Samsiah, sebelum terbakar Mall Klender dijarah orang-orang yang tidak bertanggung jawab. Aksi itu bisa saja dipicu krisis ekonomi yang dialami Indonesia kala itu. Nahasnya ketika mall terbakar, pelaku penjarahan pun ikut terpanggang di dalam mall karena tidak menemukan jalan ke luar.

Nyai SamsiahNyai Samsiah, 61 tahun, salah seorang saksi mata yang menyaksikan tragisnya kematian ratusan orang di Mall Klender. (Foto: Tagar/Muhammad Nefki Hasbiansyah)

Konon kebakaran Mall Klender dilakukan sengaja dan berencana. Sebab api berasal dari luar dan bawah gedung. Banyak pasukan berambut cepak ikut membakar ban dan melemparkannya ke arah mall. Bahkan mereka juga sengaja melemparkan bom molotov ketika suasana mall sedang sesak pengunjung.

"Ada tetangga saya awalnya datang dari mall bawa pakaian banyak sekali, tapi pas yang kedua kalinya ke sana enggak balik lagi. Ada juga tetangga yang pulang dalam keadaan hangus tak berupa," kenangnya.

Sejak saat itu, Mall Klender ikut terbawa suram dan disebut-sebut angker oleh warga Jakarta. Konon tragedi mayat terpanggang dan mati di dalam mall, menjadikan gedung mall yang sudah dibangun ulang untuk kedua kalinya itu kian mencekam.

Sebelum kembali direnovasi, nyaris tak ada yang berani berjalan apalagi nongkrong di sekitar Mall Klender. Kabarnya, meski sudah dibersihkan, bau darah masih menyengat dari dalam mall dan suara tangisan sesekali di dengar warga sekitar.

Dari informasi yang dirangkum Tagar, sekitar 450 jasad terpanggang dan mati di dalam Mall Klender. Mayoritas korban tewas terbakar dan sebagian karena melompat dari gedung mall ke lantai dasar. Banyak mayat yang ditemukan dalam kondisi mengenaskan, mayoritas tak berbentuk dan remuk.

Hari ini, Mall Klender bernama Mall City Plaza (Ciplaz). Namun, sebutan warga tetap Mall Ciplaz Klender. Kisah-kisah mistik yang tersimpan di mall tersebut tak mungkin hilang begitu saja. Bahkan hingga kini pengunjungnya memang lebih sedikit dibandingkan mall-mall lain di Jakarta.

Awal kerja di sini saya pernah mencium bau amis saat di tempatkan di besmen.

Karyawan Mall Ciplaz Klender juga sering mendapatkan teror gaib. Banyak yang menampakkan wujud saat malam hari. Ada yang bersuara dan meminta disemayamkan dengan semestinya.

Sosok perempuan hamil dengan badan terbakar, anak kecil bermuka hangus hingga tangisan serta bau amis hingga kini masih kerap dirasakan di dalam mall tersebut.

"Awal kerja di sini saya pernah mencium bau amis saat ditempatkan di besmen. Terus juga belum lama ini, ada karyawan solaria yang kesurupan," kata Ridi Febrian, seorang Satpam Mall Ciplaz Klender.

Ridi FebrianRidi Febrian, 27 tahun, salah seorang Satpam Mall Klender yang kini bernama Mall Ciplaz menceritakan kejadian-kejadian aneh yang pernah dilihat dan dirasakannya selama bekerja di mall tersebut. (Foto: Tagar/Muhammad Nefki Hasbiansyah

Lelaki 27 tahun itu juga mengaku kerap mendengar suara tangisan. Pernah melihat patung bergerak sendiri padahal siang hari.

"Sering terjadi, kadang disertai bau menyan. Saya mulai terbiasa dengan hal itu karena memang di sini saya cari nafkah," katanya.

Suara-suara gaib minta tolong, perempuan menangis bagian biasa kini dirasakan karyawan mall. Bermacam wujud datang dari gedung mall. Kadang hanya berupa suara, sesekali seperti rupa asli manusia yang terlihat berjalan tertatih dengan kaki pincang dan kemudian hilang.

Sering menampakkan wujud. Tidak hanya malam, pagi, siang pun pernah dan kerap terjadi.

Tak hanya di dalam gedung, awal 2013 ada rombongan pemuda pernah nongkrong di depan mall. Mereka mengaku mencium bau menyan di sekeliling lokasi tersebut. Bahkan hawa panas menampar kulit, padahal Jakarta baru saja diguyur hujan deras. Pemuda-pemuda itu juga dikabarkan mual karena mencium aroma darah dan bangkai.

"Sering menampakkan wujud. Tidak hanya malam, pagi, siang pun pernah dan kerap terjadi," katanya.

Umumnya, sosok manusia melepuh terbakar yang kerap datang mengganggu orang. Seorang karyawan restoran di Mall Ciplaz mengaku sering mendengar suara lelaki, perempuan atau pun anak-anak menjerit kesakitan.

Lokasi paling angker konon di lantai tiga, karena dulunya mayat paling banyak mati terbakar di lantai itu. Sosok paling sering muncul adalah wanita berambut panjang yang sibuk menyisir rambut. Kondisi ini kian mencekam ketika sudah melewati pukul 22.00 WIB.

"Kalau sudah jam sepuluh mulai deh, bau menyan, bau darah terasa sekali. Ada orang berjalan tapi badannya setengah terbakar. Sudah biasa mah begituan di sini," papar Ridi.

Meski bangunan mall terus diperbarui, kisah-kisah mistik di dalammya tetap selalu ada. Mall Klender sampai hari ini masih diduduki makhluk halus yang kerap menampakakkan raga. Meski tak mengganggu, peristiwa tersebut tetap menakutkan dan mengurungkan niat orang untuk berkunjung ke sana, terutama malam hari. []

(Muhammad Nefki Hasbiansyah)

Berita terkait
Elegi Pantai Anyer Setelah Gempa
Pantai Florida Pasir Putih Anyer di Kabupaten Serang, Banten, masih sepi mengunjung setelah Selat Sunda dihantam tsunami.
Kisah Inspiratif Haji Cendol di Sulawesi Selatan
Hajah Capo, 60 tahun, seorang penjual es cendol di Bantaeng, Sulawesi Selatan. Dari usaha kecilnya itu, ia mampu naik haji dan umroh.
Bertahan Hidup dengan Jalan Prostitusi di Aceh
Meski Kota Lhokseumawe Aceh kaya gas alam melimpah, namun sangat banyak persoalan di antaranya perempuan memilih bekerja di jalan prostitusi.
0
Melihat Epiknya Momen Malam HUT DKI Jakarta Lewat Lensa Galaxy S22 Series 5G
Selain hadir ke kegiatan-kegiatan yang termasuk ke dalam agenda perayaan HUT DKI Jakarta, kamu juga bisa merayakannya dengan jalan-jalan.