Rasis ke Pigai, Hari Ini Prof. Yusuf Dipanggil Polisi

Buntut kasus rasisme, hari ini Prof. Yusuf Leonard Henuk diperiksa polisi.
Natalius Pigai. (Foto: Tagar/Instagram @natalius_pigai)

Jakarta - Penyidik Direktorat Reserse Kriminal Khusus Polda Sumatera Utara, menjadwalkan pemeriksaan terhadap Guru Besar Universitas Sumatera Utara (USU), Prof. Yusuf Leonard Henuk terkait kasus dugaan rasisme terhadap penggiat HAM Natalius Pigai pada Senin besok, 15 Februari 2021.

Beliau untuk sementara diminta keterangan sebagai saksi terlapor,

Melansir dari Viva.co Kepala Bidang Humas Polda Sumut, Kombes Pol Hadi Wahyudi kepada wartawan di Medan, Minggu 14 Februari 2021. Hadi menjelaskan, kasus tersebut masih sebagai laporan dugaan rasisme. “Beliau untuk sementara diminta keterangan sebagai saksi terlapor," katanya.

Hadi tidak menjelaskan laporan kasus dugaan rasisme disampaikan oleh siapa. Namun, ia mengatakan Polda Sumut akan melakukan proses hukum secara profesional dengan hukum yang berlaku serta transparan.

"Dan saksi pelapor. Karena ada laporan dan yang melaporkan itu belum dapat, kuasa dari korban Natalius Pigai,” ucap Hadi.

Kasus dugaan rasisme dilakukan Guru Besar Pertanian USU itu, dengan menyandingkan foto Natalius Pigai dengan monyet yang sedang berkaca di akun twitter resmi miliknya.

Selain itu dalam postingannya, Yusuf menuliskan kritik keras kepada Pigai."Pace @NataliusPigai2 beta mau suruh ko pergi ke cermin lalu coba bertanya pada diri ko: "Memangnya @NataliusPigai2 punya kapasitas di negeri ini?". Pasti ko berani buktikan ke @edo751945 & membantah pernyataan @ruhutsitompul yang tentu dapat dianggap salah," tulis Henuk di akun twitternya.

Kasus dugaan rasisme ini, mendapat perhatian khusus dari Ikatan Mahasiswa Papua dan mereka menggelar unjuk rasa di depan gedung biro Rektor USU di Jalan Dr Mansyur, Kota Medan, Selasa siang, 2 Febuari 2021. Mereka melawan aksi rasisme yang diduga dilakukan Guru Besar USU, Prof. Yusuf Leonard Henuk tersebut.

Sebelumnya pernah diberitakan sikap rasisme yang ditujukan politisi Partai Hanura Ambrosius Nababan terhadap eks Komisioner Komnas HAM Natalius Pigai mendapat kecaman dari berbagai kalangan.

Ambrosius lewat akun media sosial menuliskan bahwa vaksin sinovac itu dibuat untuk manusia, bukan untuk gorila apalagi kadal gurun. "Karena menurut UU gorila dan kadal gurun tidak perlu divaksin. Paham?" demikian bagian kutipan tulisan Ambrosius yang pernah menjadi caleg Hanura pada Pileg 2019 dengan daerah pemilihan Papua tersebut. Tulisan Ambrosius disertai dengan foto Natalius Pigai

Perhimpunan Mahasiswa Katolik Republik Indonesia (PMKRI ) Medan ikut mengecam rasisme tersebut, dinilai bertentangan dengan UUD 1945 dan HAM.

Ketua Presidium PMKRI Medan Ceperianus Gea mengatakan, ujaran maupun perilaku rasisme yang dilakukan politikus nasional itu sangat tidak bermoral. Menciderai UUD 1945 dan tidak mengindahkan HAM yang berlaku di negara ini. []

Baca juga:

Berita terkait
Penyidikan Berlanjut, Natalius Pigai dan Abu Janda Berdamai?
Meski ada pertemuan Natalius Pigai dan Permadi Arya alias Abu Janda difasilitasi Wakil Ketua DPR RI Sufmi Dasco Ahmad, proses hukum dilanjutkan.
Natalius Pigai Sebut AHY Kelak Pemimpin Berkelas Dunia
Isu kudeta kepemimpinan di Partai Demokrat yang diembuskan Agus Harimurti Yudhoyono memancing reaksi ragam pihak, termasuk Natalius Pigai.
Denny Siregar: Abu Janda Permadi Arya Vs Natalius Pigai
Natalius Pigai memang pintar, membuka diri untuk dihina secara rasis, saat ada yang terjebak, ia mainkan. Apa Abu Janda rasis? Denny Siregar.
0
Investasi Sosial di Aceh Besar, Kemensos Bentuk Kampung Siaga Bencana
Lahirnya Kampung Siaga Bencana (KSB) merupakan fondasi penanggulangan bencana berbasis masyarakat. Seperti yang selalu disampaikan Mensos.