Rapid Test 22 Nakes Puskesmas di Banyuwangi Reaktif

Dinkes Banyuwangi mencatat 22 nakes tersebut bertugas di 10 puskesmas di Banyuwangi dan saat ini tidak bertugas untuk karantina mandiri.
Pengunjung mal di Banyuwangi menjalani Rapid Test massal yang dilakukan oleh Pemkab Banyuwangi. (Foto: Tagar/Hermawan)

Banyuwangi - Sebanyak 22 tenaga kesehatan (nakes) di Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) di Kabupaten Banyuwangi dinyatakan reaktif Covid-19, setelah menjalani rapid test atau tes cepat.

Kepala Dinas Kesehatan Banyuwangi Wiji Lestariono mengatakan rapid test dilakukan terhadap seluruh tenaga medis beberapa waktu lalu, terutama tenaga kesehatan yang bertugas di seluruh puskesmas di Banyuwangi sebagai garda terdepan penanganan Covid-19.

Kami juga melakukan pemeriksaan kesehatan lanjutan terhadap mereka, seperti pengambilan sampel swab tenggorokan untuk di uji laboratorium di Surabaya.

"Hasilnya dari 45 puskesmas, ada 10 puskesmas di Banyuwangi hasil rapid test tenaga medisnya reaktif Covid-19,” ujarnya kepada Tagar, Jumat, 22 Mei 2020

Sebagai upaya memutus mata rantai penularan Covid-19, nakes hasil rapid test-nya reaktif langsung diminta untuk melakukan isolasi atau karantina mandiri. Selain itu, nakes reaktif juga dilakukan pemeriksaan kesehatan lanjutan.

“Kami juga melakukan pemeriksaan kesehatan lanjutan terhadap mereka, seperti pengambilan sampel swab tenggorokan untuk di uji laboratorium di Surabaya,” kata dr Rio sapaan akrab Wiji Lestariono.

Rio mengaku selama menunggu hasil tes swab di Surabaya, 22 tenaga medis tersebut tidak diperkenankan untuk bertugas di puskesmas. Mereka harus menjalani isolasi penuh di rumahnya masing-masing atau di tempat isolasi sudah disediakan di setiap desa di Banyuwangi.

“Mereka yang reaktif untuk sementara kita bebas tugaskan sebagai tenaga medis. Mereka harus menjalani isolasi selama 14 hari ini, sembari menunggu hasil tes swab,” kata Rio.

Selama isolasi mandiri puluhan nakes dinyatakan reaktif tersebut akan dipantau kesehatanya. Jika hasil uji laboratorium lanjutan hasilnya negatif, mereka akan ditugaskan kembali sebagai tenaga medis di posnya masing- masing.

“Tapi jika sebaliknya hasil tes lanjutan menujukan gejala positif terinfeksi Covid-19, mereka akan langsung kita rujuk ke rumah sakit rujukan di Banyuwangi,” tutur Rio.

Berdasarkan data dari Posko Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur, hingga hari ini, Jumat, 22 Mei 2020, tercatat jumlah orang dalam pengawasan (ODP) bertambah 8 orang, dari sebelumnya 799 menjadi 807 orang.

Sedangkan jumlah pasien dalam pengawasan (PDP) bertambah dua orang dari sebelumnya 22 menjadi 24 orang. Untuk pasien yang dinyatakan positif Covid-19 tetap berjumlah lima orang, dengan rincian, satu pasien sembuh, satu meninggal dunia dan tiga orang sedang dalam perawatan di rumah sakit rujukan Covid-19. []

Berita terkait
Protokol New Normal Belum Tepat Diterapkan di Jatim
IDI Surabaya menilai masih tingginya kasus Covid-19 di Jawa Timur menjadi pertimbangan belum cocok menerapkan protokol new normal di Jawa Timur.
Duka Surabaya Perawat dan Dokter Meninggal Dunia
Dua tenaga kesehatan di Surabaya yakni perawat Suhartatik dan seorang dokter Boedhi Harsono meninggal dunia diduga akibat terinfeksi Covid-19.
Angka KDRT di Jawa Timur Melonjak Saat Covid-19
DP3AK Jawa Timur mencatat ada 401 kasus KDRT di Jawa Timur selama pandemi Covid-19 dan penerapan PSBB di Surabaya Raya.
0
Video Jokowi 'Menghadap' Megawati Sangat Tidak Elok Dipertontonkan
Tontonan video Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) yang sedang bertemu dengan Ketua Umum PDIP, Megawati Soekarno Putri, sangat tidak elok.