Rakyat Tak Terurus, Petahana Sibuk Berburu Partai

Ujang Komarudin meminta para kepala daerah petahana tidak terlalu sibuk berburu partai politik demi mengikuti Pilkada 2020.
Ilustrasi Pilkada 2020 Serentak pada September. (Foto: Tagar/Istimewa)

Jakarta - Pengamat politik dari Universitas Al Azhar Indonesia Jakarta, Ujang Komarudin meminta para kepala daerah petahana tidak terlalu sibuk berburu partai politik demi mengikuti Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) 2020. Sebab, kepentingan rakyat harus diutamakan di tengah pandemi virus corona atau Covid-19.

Dia menegaskan, kendati mencari rekomendasi partai merupakan hak petahana, namun dalam situasi krisis ini masyarakat ia nilai sangat membutuhkan bantuan para kepala daerah.

kepentingan rakyat harus lebih diutamakan. Jangan sampai sibuk berburu tiket partai di Jakarta, sementara rakyat di daerahnya tak terurus

Lantas Ujang meminta para kepala daerah yang hendak mengikuti Pilkada 2020 tidak menelantarkan masyarakat hanya karena ingin mendapatkan rekomendasi partai politik.

Baca juga: Kelemahan Petahana Pilkada Serentak Saat Covid-19

"Namun, kepentingan rakyat harus lebih diutamakan. Jangan sampai sibuk berburu tiket partai di Jakarta, sementara rakyat di daerahnya tak terurus. Apalagi saat ini masa pandemi. Rakyat sedang banyak yang kesusahan, butuh bantuan para kepala daerahnya," katanya dihubungi Tagar, Sabtu, 4 Juli 2020.

Dia berpendapat, berburu partai politik serta mengurus rakyat di tengah pandemi Covid-19 ini harus bisa jalan beriringan. Pandangannya, para kepala daerah harus bisa membagi kedua hal tersebut.

Baca juga: Mendagri: Pasien Covid-19 Punya Hak Suara di Pilkada

"Nah agar keduanya sejalan dan seiring, maka di jadwal saja, prioritaskan pelayanan untuk rakyat Senin-Jumat, dan untuk Sabtu-Minggu melobi partai politik. Jadi semuanya bisa terhandle. Rakyat bisa dilayani. Tiket partai pun bisa didapatkan. Partai dalam pilkada sebuah keniscayaan. Tak dapat partai, maka tak akan bisa maju jadi calon kepala daerah," ujarnya.

Seperti diketahui, pelaksanaan Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) serentak di tengah pandemi Covid-19 atau virus corona menjadi perhatian Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Tito Karnavian. Strategi pasangan calon kepala daerah akan sangat menentukan untuk meraih simpati dan dukungan di masyarakat di tengah pandemi Covid-19.

Tito mengatakan setiap calon kepala daerah akan berlomba-lomba adu gagasan terkait Covid-19. Tito melihat Pilkada serentak akan menjadi pertaruhan bagi petahana, pasalnya bisa menjadi kelemahan dan keuntungan.

"Ini akan menguntungkan calon, sedangkan untuk calon petahana, ini bisa menjadi menguntungkan bahkan menjadi kelemahan. Misalnya, jika dia bisa mencegah jumlah pasien, maka dia dianggap mampu. Tapi jika petahana itu tidak mampu mengurangi jumlah kasus, bahkan cenderung semakin meningkat, itu justru akan dimanfaatkan bagi calon lainnya. Itulah kelemahan calon petahana. Seluruh calon bisa adu gagasan memanfaatkannya," ujar Tito. []

Berita terkait
Edy Rahmayadi: Jangan Buat Pilkada di Sumut Mencekam
Gubernur Sumatera Utara Edy Rahmayadi menyebut pilkada pada 9 Desember 2020 nanti, jangan menjadikan daerah di Sumut mencekam.
Mahfud MD: Pilkada Jangan Jadi Ajang Perpecahan
Menko Polhukam Mahfud MD mengingatkan agar pilkada serentak pada 9 Desember 2020, tidak menjadi ajang perpecahan di tengah masyarakat.
Pilkada Ajang Mencari Sosok yang Efektif Lawan Covid
Mendagri Tito Karnavian memastikan Pilkada serentak akan tetap digelar pada 9 Desember 2020 di sejumlah provinsi, termasuk di Sumatera Utara.