Putin Masih Bisa Dikalahkan

Sebulan setelah invasi Rusia ke Ukraina, ada pelajaran penting: Ukraina dapat menghentikan Putin
Aksi solidaritas di Kyiv, Ukraina, 12 Februari 2022 (Foto: dw.com/id)

Sebulan setelah invasi Rusia ke Ukraina, ada pelajaran penting: Ukraina dapat menghentikan Putin. Tapi mereka perlu bantuan lebih banyak dan lebih cepat dari Barat. Opini editor DW, Roman Goncharenko.

Empat minggu adalah waktu yang sangat lama di bawah pemboman bertubi-tubi. Invasi Rusia ke Ukraina yang dimulai pada 24 Februari 2022 menandai hari tergelap Eropa abad ini. Manusia, persahabatan, dan ilusi telah mati di bawah hujan bom Rusia. Bahkan tatanan damai yang lama ada di benua Eropa juga ikut mati. Apa yang akan menggantikannya, masih belum terlihat.

Sejak awal sudah diketahui semuanya memang pahit. Berkat intelijen AS yang luas diketahui, serangan memang akan dilakukan Rusia. Tapi, sebagian besar pakar Barat dan para pemimpin Ukraina memperkirakan, serangan itu akan terbatas dan fokus untuk merebut kawasan Ukraina timur. Tidak ada yang mengharapkan bahwa apa yang akan terjadi adalah serangan yang serupa dengan invasi Nazi Jerman ke Polandia tahun 1939, yang mengawali Perang Dunia Kedua.

Kesalahan perhitungan ini kemungkinan disebabkan oleh fakta bahwa serangan Rusia untuk pencaplokan Krimea pada tahun 2014 memiliki cakupan yang terbatas. Kebanyakan warga muda di Ukraina tidak tahu apa artinya dibom secara brutal, apalagi bagaimana mempersiapkan diri menghadapinya.

Editor DW,Roman GoncharenkoEditor DW, Roman Goncharenko (Foto: dw.com/id)

1 Mengapa orang salah kira?

Sulit untuk menyalahkan mereka karena itu. Tak satu pun dari mereka dan juga kami yang ingin percaya bahwa Vladimir Putin dan pasukannya akan melakukan kebiadaban seperti itu. Juga tidak terbayangkan bahwa sebagaian besar warga Rusia akan menyambut pemboman ini.

Tapi menurut banyak analis Ukraina dan Barat, Blitzkrieg (serangan kilat) Putin telah gagal. Sementara Rusia bersikeras bahwa semuanya berjalan sesuai rencana. Kedua pandangan itu benar, karena perang tidak pernah berjalan sesuai dengan rancangan para jenderal. Tentu saja, Kremlin mengharapkan kemenangan lebih cepat dengan lebih sedikit korban di pihaknya.

Berdasarkan kenyataan bahwa Rusia memiliki lebih banyak tentara, lebih banyak senjata, dan lebih banyak uang, Putin kemungkinan besar akan mampu menghancurkan tetangganya, tapi hanya secara perlahan.

Senjata antitank modern di tangah serdadu ukrainaSenjata antitank modern di tangan seorang serdadu Ukraina (Foto: dw.com/id)

2 Perang yang serba tidak menentu

Tapi bagi Ukraina, ada secercah harapan, meski tidak besar. Yang terpenting adalah bahwa Ukraina mampu memperlambat dan bahkan menghentikan gerak maju tentara super Rusia. Ada dua alasan untuk ini: Pertama dan terpenting, semangat juang Ukraina mempertahankan tanah aornya. Bahkan di daerah yang sudah diduduki seperti kota Kherson di Ukraina selatan, warga berusaha menghalangi tank Rusia dengan pawai berbendera Ukraina.

Alasan kedua, persenjataan modern: seperti Javelin, NLAW atau Stinger. Itulah senjata penembus lapisan baja dan penghancur pesawat yang dikirim kepada Ukraina oleh negara-negara NATO, terutama AS dan Inggris. Tanpa senjata pertahanan ini, Rusia sekarang tentu sudah menguasai kawasan yang jauh lebih besar di Ukraina.

Apakah perang Putin masih bisa gagal? Ya, karena semangat juang rakyat Ukraina. Tetapi mereka membutuhkan lebih banyak senjata dan, di atas segalanya, bantuan lebih cepat. Sanksi ekonomi juga harus lebih berat lagi, termasuk embargo langsung pada minyak dan gas Rusia. Ini memang menyakitkan bagi beberapa negara Barat, tetapi melihat pembantaian yang saat ini terjadi di Ukraina, itu perlu.

Semuanya bukan keputusan yang mudah. Rusia bahkan mengancam Barat dengan penggunaan senjata nuklir. Ini bukan sekedar gertakan, tetapi bahaya yang nyata. Sekalipun demikian, Barat harus menempuh jalan ini, selangkah demi selangkah, dan dengan sangat hati-hati. Siapapun yang mengira Putin akan puas menghancurkan Ukraina dan kemudian berhenti, keliru. Barat harus menyadari ruang lingkup perang ini, dan bertindak sesuai dengan ancaman itu (hp/yf)/dw.com/id. []

Putin Terbukti Salah Perhitungan Soal Invasi ke Ukraina

Sanksi Baru Amerika Terhadap Lingkar Pertemanan Putin

Warga Ukraina di Perantauan Kembali ke Tanah Air untuk Bela Negara

Ukraina Akan Bertahan, Tapi Barat Patut Malu

Berita terkait
Ukraina Akan Bertahan, Tapi Barat Patut Malu
Hari di mana seorang pemimpin Rusia yang hilang akal memutuskan untuk melancarkan perang besar melawan Ukraina
0
Video Jokowi 'Menghadap' Megawati Sangat Tidak Elok Dipertontonkan
Tontonan video Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) yang sedang bertemu dengan Ketua Umum PDIP, Megawati Soekarno Putri, sangat tidak elok.