Pupuk Tetap Langka, Petani Dairi Terancam Gagal Panen

Langkanya pupuk bersubsidi itu, dikhawatirkan berimbas pada petani gagal panen.
Marice boru Sinaga menunjukkan tanaman padinya, yang membutuhkan pupuk, Senin, 7 Oktober 2019. (Foto: Tagar/Robert Panggabean)

Dairi - Kelangkaan pupuk bersubsidi di Kabupaten Dairi, Sumatera Utara, belum teratasi. Usulan Pemerintah Kabupaten Dairi ke Kementerian Pertanian, permohonan penambahan alokasi pupuk bersubsidi, belum memperoleh jawaban.

"Belum turun SK Dirjen dari Kementerian Pertanian. Jadi belum bisa diambil distributor di gudang produsen," kata Kabag Perekonomian Setda Kabupaten Dairi, Carlos Situmorang, yang juga Sekretaris Komisi Pengawas Pupuk dan Pestisida, melalui pesan WhatsApp, Senin 7 Oktober 2019.

Ditambahkannya, Dinas Pertanian terus berupaya dan menghubungi pihak Provinsi Sumatera Utara dan Kementan secara lisan, tindak lanjut surat permohonan realokasi itu. "Mudah-mudahan bulan ini turun," tambahnya.

Langkanya pupuk bersubsidi itu, dikhawatirkan berimbas pada petani gagal panen. "Di Tigalingga, Tanah Pinem, Gunung Sitember, sekarang tanaman jagung sedang butuh pemupukan (tahap) ke dua. Kalau tidak dipupuk, kita khawatir petani di sana gagal panen," kata Carles Tamba, Ketua Komisi B DPRD Dairi, ditemui di gedung dewan, Senin 7 Oktober 2019.

Ditambahkan politikus Golkar itu, permasalahan kelangkaan pupuk subsidi, merupakan masalah nasional.

"Dalam berbagai kesempatan, kita selalu mendorong instansi terkait untuk melakukan lobi-lobi, agar usulan realokasi segera terealisasi," katanya.

Informasi kita himpun, tidak setiap bulan distributor mendistribusikan pupuk subsidi ke kios pengecer

Terpisah, Marice boru Sinaga, 65 tahun, warga Desa Hutaimbaru Kecamatan Siempat Nempu, ditemui di areal persawahannya mengatakan, ia harus membeli pupuk non subsidi yang harganya tiga kali lipat dari pupuk subsidi.

"Tanaman padi ini, tidak bisa ditunda pemupukannya," katanya.

Ditambahkan, saat ini, tanaman padinya sudah berusia 5 minggu pasca tanam. Pemupukan pertama, Marice membeli urea non subsidi yang harganya Rp 350 ribu per sak.

"Karena mahal, pupuk yang ditabur jadi sedikit. Tidak sanggup untuk membeli pupuk non subsidi lebih banyak," ucapnya.

Mengantisipasi gagal panen, petani harus mengeluarkan modal lebih untuk membeli pupuk non subsidi.

"Kalau bicara hasil, petani tidak ada lagi untung. Apa lagi tiga kali panen terakhir hasilnya kurang memuaskan," ucapnya.

Demikian halnya dengan petani jagung di Desa Pasir Tengah, Bonitra Sinulingga, dikonfirmasi lewat ponsel, membenarkan bahwa tanaman jagung di daerahnya saat ini sedang membutuhkan pupuk.

"Sudah umur tiga minggu pasca tanam. Seharusnya dua minggu sudah pupuk pertama. Ini sudah terlambat. Pupuk phonska, urea, SP-36, tidak ada. Khawatir kita rusak pertumbuhannya, hasil nantinya menurun. Kita berharap segera ada pupuk subsidi itu," katanya.

Sementara itu, pegiat anti korupsi di Dairi Marulak Siahaan, berharap agar Komisi Pengawas Pupuk dan Pestisida Kabupaten Dairi, intens melakukan pengawasan ke kios pengecer, tidak sebatas inspeksi mendadak (sidak) ke gudang produsen.

"Informasi kita himpun, tidak setiap bulan distributor mendistribusikan pupuk subsidi ke kios pengecer. Berbeda dengan laporan. Kita duga ada permainan di situ, terindikasi korupsi. Komisi pengawas harus lebih intens melakukan pengawasan di titik itu," katanya.

Wawan Arjuna, Staff Perwakilan Daerah Penjualan Sumatera Utara I PT Petrokimia Gresik, dikonfirmasi Tagar lewat ponsel menyebut, jumlah stok pupuk di gudang, saat sidak Bupati Dairi, hingga saat ini masih tetap. "Belum ada pengambilan. Masih menunggu kabar realokasi," sebutnya.[]

Berita terkait
Ribuan Pupuk yang Ditimbun di Dairi Milik Produsen
Pupuk itu tidak akan bisa diambil, jika tidak ada realokasi. Sebaliknya, segera didistribusikan, jika ada realokasi.
Pupuk Subsidi Langka, Petani Dairi Mengeluh
Pupuk subsidi pemerintah, langka di Kabupaten Dairi, Sumatera Utara. Mayoritas petani, mengeluh karenanya.
Pupuk Langka, Petani Dairi Marah Diminta Tunda Tanam
Uniknya pemerintah setempat meminta petani menunda penanaman, sampai pupuk bersubsidi turun.
0
Penduduk Asli Pertama Amerika Jadi Bendahara Negara AS
Niat Presiden Joe Biden untuk menunjuk Marilynn “Lynn” Malerba sebagai bendahara negara, yang pertama dalam sejarah Amerika Serikat (AS)