Puluhan Pelajar Papua Pindah ke Semarang

Puluhan pelajar asal Papua memutuskan untuk kembali ke Jawa Tengah. Mereka sebelumnya balik ke kampung ketika terjadi kerusuhan di Papua.
Salah satu pelajar Papua, Anderson Natkime berbagi cerita kepada wartawan, terkait pengalamannya selama balik ke Papua dan akhirnya kembali ke Semarang lagi. (Foto: Tagar/Arif Purniawan)

Semarang - Puluhan pelajar asal Papua memutuskan untuk kembali ke Semarang, Jawa Tengah. Mereka sebelumnya balik kampung, ketika terjadi kerusuhan beberapa waktu lalu. Rata-rata mereka yang kembali ke Kota Lunpia ini untuk meneruskan pendidikan yang belum rampung.

Anderson Natkime, pelajar kelas XII SMA Santo Michael Semarang mengatakan, dirinya kembali ke Semarang karena tempat sekolah barunya, tidak bisa menerima kiriman nomor peserta ujian nasional. Sebenarnya, sekolah di tempat asalnya, di Timika juga menerima dengan tangan terbuka, untuk warga setempat yang ingin melanjutkan pendidikan.

Hanya saja, ujian nasonal tidak bisa dilaksanakan di sana sehingga harus menuntaskan sekolahnya di Semarang.

Ini yang buat kami tambah nyaman, pengen di sini terus. Tapi hati kecil kami, tetap cinta Papua.

“Saya harus selesaikan dulu. Sebelumnya saya pulang ke Papua karena ingin bergabung dengan keramaian, setelah lihat di YouTube, sebenarnya orang tua tidak menyarankan, tapi itu kemauan saya pribadi, “ kata Anderson, di Press Room Kantor Gubernur Jawa Tengah, Jumat, 15 November 2019.

Pelajar asal Timika, Papua Tengah ini mengungkapkan, ada puluhan pelajar yang kembali ke Semarang. Rata-rata mereka ingin meneruskan studinya ke yang belum selesai. Mereka sebelumnya pulang karena terjadi kerusuhan. Tapi ternyata informasi yang didapatnya melalui media sosial tidak sesuai dengan realita di Papua.

“Memang yang pulang ke Papua banyak, faktanya begitu karena isu-isu (negatif). Pelajar yang masih di sana bisa dihitung,” tutur Andreson.

Menurut dia, di Kota Semarang karakter masyarakatnya seperti Papua, orangnya juga ramah, baik, setelah kenalan cepat jadi teman. Bahkan seolah sudah dianggap seperti keluarga sendiri.

“Ini yang buat kami tambah nyaman, pengen di sini terus. Tapi hati kecil kami, tetap cinta Papua,” ucapnya.

Senada dengan siswa SMK Bagimu Negeri Semarang, Susan Manuaron mengaku sejak awal sudah memutuskan untuk tidak kembali ke rumahnya di Nabire, Papua Barat, karena tidak terprovokasi dengan isu-isu negatif yang berkembang saat itu. Bahkan, ketika diajak sepupunya yang kuliah di Semarang pun dia tolak baik-baik.

“Sepupu mengajak pulang, Papua katanya mau pisah sendiri. Di sini saya aman. Pokoknya tidak, itu hari Sabtu dan Senin mau pulang, papa sudah kirim ongkos untuk pulang,” ucapnya.

Siswi kelas XII ini merasa nyaman-nyaman saja sekolah di Semarang. Dirinya juga ditelepon oleh ibunya dan mengatakan bahwa Nabire Aman, dan Papua aman, meski ada sedang kacau saat itu. Mereka para pendemo masih marah-marah kepada pemerintah. Dirinya mengatakan kepada ibunya ingin fokus sekolah dan akhirnya berlima dengan rekannya satu sekolah tidak pulang kampung.

“Di Semarang aman kan, fokus kami sekolah saja, tidak terganggu apa-apa. Kami sudah terasa seperti Papua, kalau ketemu sesama halo kakak. Ini papua, kita mau membeda-bedakan tidak bisa,” ujarnya.

“Saya ingin selesaikan sekolah dulu, pengen menjadi orang sukses dan ingin kembali dan membangun Papua kelak,” ucapnya. [] 

Baca juga:

Berita terkait
Modus Gadis Muda Selundupkan Sabu 2 Kg ke Semarang
Modus baru penyelundupan sabu berhasil digagalkan petugas Bea Cukai Semarang. Sabu dimasukkan ke microwave saat tiba di Bandara Ahmad Yani.
Gugatan Ditolak, Eks Pengurus PKS Semarang Kasasi
PN Semarang menolak gugatan dua eks pimpinan PKS Semarang, Selasa 12 November 2019. Karenanya, gugatan akan dilanjutkan ke tingkat kasasi.
Kata Wali Kota Semarang Soal Imbauan MUI Jatim
Imbauan MUI Jatim agar pejabat mengucap salam sesuai agamanya ditanggapi santai oleh Wali Kota Semarang, Hendrar Prihadi. "Ada-ada saja," katanya.
0
Video Jokowi 'Menghadap' Megawati Sangat Tidak Elok Dipertontonkan
Tontonan video Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) yang sedang bertemu dengan Ketua Umum PDIP, Megawati Soekarno Putri, sangat tidak elok.