Jakarta - Ekonom Center of Reform on Economics (CORE), Yusuf Rendy Manilet menanggapi pemerintah yang ingin menekan impor dan beralih mengandalkan produk lokal untuk memulihkan ekonomi. Menurut dia, pemerintah harus memetakan produk lokal mana saja yang belum dan telah (bisa) bersaing dengan produk luar negeri.
Saya kira melalui e-commerce, eksposure terhadap produk lokal akan lebih besar.
"Kalau yang sudah bisa bersaing tentu perlu dikawal melalui kebijakan pendukung baik itu fiskal ataupun moneter agar bisa tetap bersaing," kata Yusuf saat dihubungi Tagar, Senin, 2 November 2020.
Kemudian, kata Yusuf, penting untuk mengidentifikasi permasalahan apa yang membuat suatu produk belum mampu berasing. "Apakah kebijakan yang sekarang sudah efektif? Jika kebijakannya belum efektif, apa penghambatnya," ucapnya.
Selain itu, kata dia, pemerintah juga bisa menggandeng pelaku usaha e-commerce untuk mempromosikan produk-produk lokal. Ini bertujuan agar produk buatan dalam negeri semakin diminati masyarakat.
"Saya kira melalui e-commerce, eksposure terhadap produk lokal akan lebih besar. Ini tentu merupakan sesuatu hal yang baik jika ingin mendorong konsumsi produk lokal," ujar Yusuf.
Selain itu, menurut Yusuf, kampanye untuk produk lokal selama ini sudah sering digaungkan, sehingga perlu dipilah terlebih dahulu terhadap produk tertentu. "Kampanye bangga buatan produk lokal ini sebenarnya bukannya isu baru, jauh sebelumnya tagline 'bangga buatan produk indonesia' sudah seringkali disampaikan. Namun demikian perlu dipilah terlebih dahulu produk apa yang kemudian bisa diproduksi di dalam negeri," tuturnya.
Sebelumnya, pemerintah akan mengandalkan konsumsi produk lokal untuk memulihkan ekonomi. Ini tentu berpeluang untuk menekan angka impor. []
- Baca Juga: Pemilihan Produk Jadi Patokan Tekan Impor & Pulihkan Ekonomi
- Pakar Ekonomi: Boikot Produk Prancis di RI Tidak Berdampak