Tegal - Suasana berbeda terlihat di salah satu sudut Terminal Kota Tegal, Jawa Tengah, Jumat 13 September 2019.
Sejumlah orang tampak berdiri melingkar. Raut wajah mereka sendu. Beberapa di antaranya memegang erat foto Presiden ke-3 RI, BJ Habibie yang terbingkai pigura.
Di tengah-tengah lingkaran, seorang perempuan berperawakan kurus berdiri membaca sebuah puisi seraya tangan kirinya memegang buku berjudul Ainun & Habibie.
Ibu pertiwi sedang berduka
Telah berpulang ke rahmatullah
Bapak Presiden ke-3 RI, Bapak Habibie
Selamat jalan Bapak Habibie
Walaupun ragamu sudah meninggalkan kami
Tapi namamu akan selalu harum
Perjuangan dan jasa-jasamu akan selalu kami kenang
Selamat jalan Bapak Habibie
Semoga bertemu kembali dengan bidadarimu, Ainun
Begitulah penggalan puisi berjudul "Doa untuk Habibie, dan Harapan untuk Bangsa" yang dibaca dengan penuh penghayatan.
Puisi itu dibuat dan dibaca oleh Riani, 45 tahun, seorang pemulung yang mengikuti pendidikan kejar paket C di Taman Baca Masyarakat (TBM) sekaligus Sekolah Terminal Sakila Kerti.
"Puisi itu sengaja saya buat untuk Pak Habibie, spontan saya buat untuk mengenang Pak Habibie yang meninggal dunia," kata warga Kelurahan Tegalsari, Kecamatan Tegal Barat, Kota Tegal itu.
Mereka mewakili masyarakat terminal untuk ikut mengenang dan mendoakan Pak Habibie
Riani menilai Habibie merupakan sosok yang luar biasa, cerdas dan sudah mengharumkan nama bangsa. "Saya berharap muncul Habibie-Habibie lain yang bisa mengharumkan nama bangsa," katanya.
Pagi itu, TBM Sakila Kerti yang menempati sebuah ruangan di area Terminal Kota Tegal menggelar doa bersama untuk BJ Habibie. Selain Riani, kegiatan itu juga diikuti pedagang asongan, loper koran, dan tukang parkir di terminal.
Mereka sejenak meninggalkan pekerjaan sehari-hari masing demi mengenang dan mendoakan tokoh yang meninggal pada Rabu 11 September 2019 itu.
Sejumlah anak-anak siswa PAUD Sakolah Terminal Sakila Kerti dan orangtuanya juga ikut serta dalam kegiatan.
Kegiatan diawali dengan menyanyikan lagu Indonesia Raya. Dilanjutkan penurunan bendera setengah tiang sebagai bentuk penghormatan terakhir kepada BJ Habibie, pembacaan puisi, lalu ditutup dengan doa bersama.
Purwanti, 34 tahun, salah satu pedagang asongan mengaku tahu sosok Habibie dari televisi. "Pak Habibie, presiden yang bisa membuat pesawat," katanya.
"Terima kasih Pak Habibie atas jasa-jasanya. Semoga amal ibadahnya diterima Allah SWT," lanjut dia mengungkapkan harapannya.
Pengelola TBM dan Sekolah Terminal Sakila Kerti, Yusqon mengatakan, BJ Habibie merupakan sosok tokoh bangsa yang patut dikenang jasa-jasanya dalam memajukan Indonesia.
"Untuk itu kami mengadakan kegiatan ini untuk mendoakan dan mengenang jasa-jasa beliau, terutama dalam memajukan sumber daya mManusia (SDM) bangsa," katanya.
Menurut Yusqon, kegiatan tersebut sekaligus juga sebagai salah satu bentuk pendidikan karakter bagi anak-anak yang mengikuti pendidikan PAUD di Sekolah Terminal Sakila Kerti.
"Melalui kegiatan ini, mereka diharapkan bisa tahu sosok Pak Habibie dan mengikuti jejaknya menjadi SDM unggul dan berkontribusi memajukan bangsa," ujar dia.
Kepala Seksi Pendidikan Non Formal Dinas Pendidikan Kota Tegal HM Senantiasa yang hadir dalam kegiatan mengapresiasi kegiatan doa bersama untuk BJ Habibie yang diinisiasi TBM Sakila Kerti dan masyarakat yang sehari-hari beraktivitas di terminal.
"Mereka mewakili masyarakat terminal untuk ikut mengenang dan mendoakan Pak Habibie. Semoga Pak Habibie khusnul khotimah," ucapnya. []