Jakarta - Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia (DPR RI) Puan Maharani berharap calon Panglima TNI baru yang akan dikirimkan presiden kepada DPR adalah yang terbaik untuk melindungi rakyat.
Oleh karena itu, ia meminta publik bersabar dalam menunggu nama tersebut karena pemilihan Panglima TNI sepenuhnya adalah hak prerogatif presiden.
“Siapapun nama calon Panglima TNI yang akan dikirim Presiden, DPR berharap dia adalah yang terbaik bagi organisasi TNI dan rakyat. Sehingga TNI sebagai alat pertahanan negara bisa melindungi segenap bangsa dan tumpah darah Indonesia,” kata Puan dalam keterangan, Selasa, 21 September 2021.
Kita berharap Panglima TNI ke depan melaksanakan kebijakan pertahanan negara untuk mengatasi persoalan-persoalan tersebut.
Ia juga mengatakan peran TNI adalah sangat vital dalam setiap fase perjalanan bangsa Indonesia, terlebih di saat negara ini sedang mengalami sejumlah tantangan dan kondisi yang memerlukan peran besar TNI, seperti penanganan Covid-19, pengendalian keamanan di Papua, dan juga ancaman dari militer asing.
- Baca Juga: Puan Maharani: Tidak Boleh Ada Hak Rakyat yang Hilang
- Baca Juga: Puan Maharani Dukung Indonesia sebagai Pusat Vaksin Global
“Kita berharap Panglima TNI ke depan melaksanakan kebijakan pertahanan negara untuk mengatasi persoalan-persoalan tersebut,” katanya.
Puan meyakini Surat Presiden (Surpres) terkait calon Panglima TNI akan dikirim dalam waktu dekat ke DPR. Mengingat lembaga legislatif ini akan memasuki masa reses pada 7 Oktober 2021 mendatang. Sementara, masa jabatan Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto akan berakhir pada 8 November 2021.
“Sesuai UU, DPR akan menyampaikan persetujuan paling lambat 20 hari setelah Supres diterima,” ujar Puan Maharani.
- Baca Juga: Naik Drastis! Kekayaan Puan Maharani Capai 17,9 Miliar
- Baca Juga: Puan Ajak Dunia Internasional Tingkatkan Solidaritas Global
Sikap DPR, kata Puan, dalam persetujuan calon Panglima TNI nantinya akan didasarkan pada kepentingan organisasi TNI dan kepentingan rakyat secara luas.
“Bukan didasarkan kepentingan politik sempit, karena politik TNI adalah politik negara,” ucapnya. []