PSIM Yogyakarta, Misi Sulit Liestiadi Gantikan Aji

Pelatih Liestiadi yang menggantikan Aji Santoso menjadi harapan terakhir PSIM Yogyakarta untuk membawa tim ke babak 8 Besar Liga 2.
PSIM Yogyakarta mencoba bangkit dan membidik kemenangan saat ditangani pelatih baru Liestiadi. PSIM tetap berharap lolos 8 Besar Liga 2 meski peluang itu terhitung tipis. Tampak striker PSIM Cristian Gonzales (tengah) dkk merayakan gol di pertandingan liga. (Foto: Tagar/Gonang Susatio)

Yogyakarta - Pelatih Liestadi menjadi harapan terakhir PSIM Yogyakarta. Dirinya menggantikan pelatih Aji Santoso yang mengundurkan diri menyusul rentetan kegagalan PSIM di kompetisi Liga 2 2019. Misi sulit diusung Liestiadi bila Laskar Mataram diharapkan lolos ke babak 8 Besar.

Peluang lolos memang masih terbuka. Namun dengan posisi tim di peringkat tujuh dengan poin 24, harapan mendapatkan tiket ke 8 Besar tampaknya cukup berat. Dengan dua laga tersisa di kandang sendiri, PSIM maksimal hanya mampu meraih 30 poin.

PSIM masih harus bersaing dengan tim-tim di atasnya seperti Martapura FC yang menduduki peringkat tiga dengan poin 28, Persewar yang juga memiliki poin 28. Selain itu ada Persis Solo yang menempati posisi lima dengan poin 27 dan Sulut dengan 26 poin.

Saya juga menyampaikan bila saya bukan pelatih yang memberi jaminan akan lolos. Peluang memang tetap ada. Tetapi kami memikirkan bagaimana agar tidak degradasi

Banyak tim yang ikut menentukan langkah PSIM menuju babak berikutnya. Saat ditunjuk sebagai pelatih, Liestiadi pun tak bisa memberi jaminan membawa Cristian Gonzales dkk lolos ke 8 Besar. 

Dirinya hanya mengatakan peluang untuk lolos masih terbuka. Namun dengan posisi yang riskan itu, eks pelatih Persipura Jayapura ini menilai tak mudah menghadapi persaingan itu.

Fokus Liestiadi justru bagaimana menghindarkan PSIM dari ancaman degradasi. Sebuah ironi karena tim kaya yang bermaterikan pemain dari klub-klub Liga 1 dan sempat menduduki posisi puncak di putaran pertama, kini justru menghadapi ancaman turun kasta.

"Target pertama saya saat menerima tawaran melatih adalah terhindar dari degradasi. Ini yang utama karena jarak dengan tim di bawahnya hanya empat poin. Sedangkan jarak poin dengan tim-tim di atas memang lumayan jauh," kata Liestiadi.

"Saya juga menyampaikan bila saya bukan pelatih yang memberi jaminan akan lolos. Peluang memang tetap ada. Tetapi kami memikirkan bagaimana agar tidak degradasi. Bila menang di laga pertama dari dua yang akan dijalani, kami bisa terhindar dari degradasi. Dan ini menjadi rejeki tambahan bila akhirnya lolos ke 8 Besar," tuturnya.

Liestiadi menjadi bagian dari misi penyelamatan PSIM yang nyaris karam saat ditinggalkan Aji. Padahal saat mengawali putaran kedua, PSIM merasa yakin bakal bertahan di empat besar dan misinya adalah promosi ke Liga 1.

Pelatih LiestiadiPelatih baru PSIM Yogyakarta Liestiadi (kanan) bersama asisten yang sebelumnya pernah menangani PSIM Erwan Hendarwanto diharapkan bisa mengangkat prestasi tim yang terpuruk di Liga 2. (Foto: Tagar/Gonang Susatio)

Bahkan saat PSIM mengalami kekalahan 1-2 dari Mitra Kukar di kandang sendiri, tim masih tak merasa khawatir. Pelatih Aji menyebutnya sebagai pelajaran yang sangat berharga dan beruntung kekalahan itu terjadi di penyisihan grup. 

Namun pelajaran itu sepertinya tidak pernah menjadi bahan untuk memperbaiki diri. Penampilan PSIM, terlepas dari absennya beberapa pemain kunci karena cedera atau akumulasi kartu, tak kunjung membaik.

Puncaknya, mereka kalah 0-2 dari Sulut United. Kekalahan yang membuat suporter meradang. Apalagi, mereka tak pernah disuguhi penampilan tim yang meyakinkan. Aksi demo pun digelar suporter setelah kekalahan dari Sulut United.

Galacticos Liga 2

Bahkan CEO PT PSIM Jaya, Bambang Susanto terpukul dengan memburuknya pencapaian Laskar Mataram. Pasalnya, dia optimistis skuat PSIM yang disebut galacticos Liga 2 mampu bertahan di papan atas selama putaran kedua.

"Kami sangat optimistis saat memasuki paruh kedua kompetisi. Namun yang terjadi kami mengalami penurunan. Tim seharusnya tidak di posisi seperti ini. Tetapi semua harus menyingkirkan ego dan klub bisa meraih target seperti yang diharapkan," kata Bambang.

"Setelah dilakukan diskusi, kami memang harus menunjuk Liestiadi sebagai pelatih baru dengan segala resiko kekurangan dan kelebihan. Kami juga berpikir realistis meski tetap punya keyakinan lolos ke 8 Besar," ujar Bambang.

PSIM masih memiliki dua laga terakhir di kandang sendiri. Tim menjamu Persatu Tuban di Stadion Mandala, Minggu 13 Oktober 2019. Selanjutnya, mereka berjibaku melawan Persis Solo, Senin 21 Oktober 2019.

Menurut Liestiadi laga melawan Persatu akan menjadi penentuan. Pasalnya, mantan asisten pelatih tim nasional U-19 dan U-23 ini memiliki waktu yang sangat singkat mempersiapkan tim. Namun dia optimistis karena manajemen menggandeng eks pelatih PSIM, Erwan Hendarwanto sebagai asisten pelatih.

"Saya senang ada pelatih Erwan karena dia tahu tentang PSIM. Dia tahu cita rasa dan cara bermain PSIM. Dia sudah berpengalaman dengan PSIM. Ini yang membuat kami optimistis menghadapi laga melawan Persatu. Bila menang, posisi tim akan terangkat," kata Liestiadi.

PSIM diharapkan menunjukkan performa terbaik di laga terakhir melawan Persis. Menurut pria kelahiran Medan yang pernah menangani PSMS dan PSM Makassar ini dengan persiapan matang selama delapan hari, PSIM akan menunjukkan permainan atraktif dan menghibur penonton.

"Dalam persiapan delapan hari, PSIM akan tampil dengan permainan atraktif dan entertainmen. Hanya, pemain harus bermain bola dengan hai demi nama besar PSIM," jawabnya. []

Berita terkait
Aji Santoso Mundur, PSIM Dua Kali Ganti Pelatih
PSIM Yogyakarta terpaksa berganti pelatih sampai dua kali dalam satu musim menyusul mundurnya pelatih Aji Santoso.
PSIM, Tim Bintang Bukan Asuransi Menang (ke Liga 1)
PSIM Yogyakarta seharusnya tidak hanya andalkan pemain bintang demi target ke Liga 1. Kekalahan dari Mitra Kukar memberi pelajaran berharga PSIM.
PSIM dan Persis Kalah di Kandang di Liga 2
PSIM Yogyakarta mengalami kekalahan 1-2 di kandang sendiri dari Mitra Kukar, Selasa 27 Agustus 2019. Meski kalah, PSIM tetap di puncak klasemen.