PSI Sesalkan Eks Napi Korupsi Jadi Komisaris BUMN

Jubir PSI Ariyo Bimmo menyayangkan mantan terpidama korupsi Emir Moeis diangkat sebagai komisaris PT Pupuk Iskandar Muda.
PSI (Tagar/Dok. PSI)

Jakarta - Juru bicara Partai Solidaritas Indonesia (PSI) Ariyo Bimmo menyayangngkan mantan terpidama korupsi Emir Moeis diangkat sebagai komisaris PT Pupuk Iskandar Muda.

Menurut PSI, hal ini menjadi salah satu praktik impunitas terhadap kejahatan korupsi dan pelakunya.

"Apakah di negeri ini tidak ada orang baik dan berkualitas yang layak menjadi petinggi BUMN?," kata juru bicara PSI Ariyo Bimmo kepada wartawan dikutip Jumat, 6 Agustus 2021.

"Saya kira perlu ada klarifikasi, transparansi, dan bila mungkin koreksi untuk masalah ini," sambungnya.

Dia mengatakan, Efek jera yang selama ini didengungkan tidak akan pernah efektif selama mantan koruptor masih bisa menduduki jabatan publik.


Apakah di negeri ini tidak ada orang baik dan berkualitas yang layak menjadi petinggi BUMN?


"Kenapa harus mantan koruptor? Saya kira, perlu ada klarifikasi, transparansi dan bila mungkin koreksi untuk masalah ini,” tegas Bimmo.

Diketahui, Emir Moeis resmi diangkat menjadi pejabat di anak usaha PT Pupuk Indonesia itu sejak Februari 2021. []

Baca Juga: Erick Thohir Rombak Dewan Komisaris Pelindo II

Berita terkait
Kontroversi Ari Kuncoro Rektor UI Jadi Wakil Komisaris BRI
Rektor Universitas Indonesia Ari Kuncoro merangkap sebagai Wakil Komisaris Utama Bank Rakyat Indonesia (BRI) hingga kemudian mengundurkan diri.
Profil Ari Kuncoro, Rektor UI yang Merangkap Komisaris BUMN
Alumnus Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia angkatan 1981 ini, ternyata Ari satu angkatan dengan Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati.
Jokowi Izinkan Rektor Merangkap Jadi Komisaris BUMN
Di pasal itu disebut rektor dilarang menjabat pada BUMN/BUMD/ataupun swasta, maka otomatis menjadi komisaris juga dilarang.
0
Video Jokowi 'Menghadap' Megawati Sangat Tidak Elok Dipertontonkan
Tontonan video Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) yang sedang bertemu dengan Ketua Umum PDIP, Megawati Soekarno Putri, sangat tidak elok.