Protes Harga Rokok Mahal, Warga Pamekasan Dibacok

Rokok Mahal, Samheji korban bacok ketiga pelaku di Pamekasan. Insiden pembacokan terjadi hanya kesalahpahaman soal harga rokok.
Tersangka pembacokan Subaidi saat diamankan Polres Pamekasan. (Foto: Tagar/Nurus Solehen)

Pamekasan - Gara-gara protes harga rokok, Samheji mengalami pembacokan dari ketiga pelaku bernama Subaidi, Mat Lasit, dan Munir. Hal tersebut dikatakan oleh istri korban, Horida yang merupakan seorang warga Desa Tlagah, Kecamatan Pegantenan, Kabupaten Pamekasan.

Kepala Satuan Reserse Kriminal Polres Pamekasan AKP Hari Siswo Suwarno membenarkan kejadian tersebut dilakukan oleh ketiga pelaku. Namun dua di antaranya masih dalam pencarian polisi, yaitu Mat Lasit, dan Munir dan Subaidi baru ditangkap oleh petugas pada Selasa, 30 Juli 2019.

"Keduanya (Mat Lasit, dan Munir) tetap berstatus daftar pencarian orang (DPO). Saat ini tengah diburu. Polisi mengimbau agar dua pelaku tersebut menyerahkan diri. Sebelum polisi menangkap secara paksa," kata Hari Siswo Suwarno saat dihubungi Tagar pada Rabu 31 Juli 2019.

Insiden pembacokan terjadi hanya kesalahpahaman soal harga rokok. 

Dia mengatakan kejadian kekerasan tersebut terjadi berawal dari kesalahpahaman mengenai harga rokok saja.

"Insiden pembacokan terjadi hanya kesalahpahaman soal harga rokok. Pelaku menangkap mungkin ada kata-kata yang tersinggung, sehingga membuatnya naik pitam, dan mendatangi korban," ucap dia.

Kata dia, tersangka Subaidi ditangkap dikediamannya dan langsung dibawa ke Polres Pamekasan. Tersangka diduga melakukan pembacokan terhadap Samheji yang keberatan dengan harga rokok terlalu mahal.

Samheji korban bacok di PamekasanSamheji korban pembacokan saat dirawat di RSUD Slamet Martodirdjo Pamekasan. (Foto: Tagar/Nurus Solehen)

Sementara Horida mengatakan alat pembacok yang digunakan ketiga pelaku menggunakan sebilah celurit dan pisau. Akibatnya, Samheji mengalami luka sabetan di bagian kepala dan punggung.

"Saya cuma minta agar pihak kepolisian bisa mengadili tiga pelaku pembacokan. Suami saya tidak hanya dibacok Subaidi, ayah dan pamannya juga ikut membacok," kata Horida sambil terharu saat menjelaskan kronologis kejadian kepada sejumlah wartawan di RSUD Slamet Martodirdjo Pamekasan, Selasa, 30 Juli 2019.

Diketahui, ketiga pelaku pengeroyokan itu masih satu kerabat dekat. Statusnya, Subaidi sebagai watak pelaku pembacokan, Mat Lasit ayah pelaku, dan Munir paman pelaku.

Horida meminta kepada polisi untuk memproses ketiga pelaku itu dengan seadil-adilnya. "Saya menyesal kepada Mat Lasit dan Munir. Mereka pura-pura mau menyelesaikan masalah. Ketika berbicara baik-baik, tiba-tiba mereka mencekal leher suami ketika mendadak datang Subaidi," kata Horida.

Saat Samheji dikeroyok, dia memang berencana ingin membela suaminya. Namun, Horida mendapatkan ancaman akan ditebas lehernya oleh Mat Lasit. Sehingga dia tidak bisa berbuat apa-apa dan membiarkan ketiga pelaku itu menganiaya korban.

Namun, berdasarkan versi istri Subaidi, sebelum kejadian tersebut, Samheji berlaku kasar saat ingin menawar harga rokok. Tetapi dalam pandangan pihak Samheji, korban hanya mengeluhkan harga rokok yang dibelinya itu sangat mahal.

Ketiga pelaku ini memang sempat mendatangi rumah korban untuk melakukan klarifikasi dan meluruskan masalah harga rokok tersebut. Namun tak disangka disitulah aksi pembacokan dimulai. Mat Lasit dan Munir lebih memilih ikut membela Subaidi dengan membantu menggorok leher dan tangan Samheji, lalu ikut membacok.

Akibat tindak pidana yang dilakukan Subaidi, tersangka dikenakan Pasal 170, subsider 351 dengan kurungan penjara di atas lima tahun. 

Baca juga:

Berita terkait
0
Usai Terima Bantuan Kemensos, Bocah Penjual Gulali Mulai Rasakan Manisnya Hidup
Dalam hati Muh Ilham Al Qadry Jumakking (9), sering muncul rasa rindu bisa bermain sebagaimana anak seusianya. Main bola, sepeda.