Profil Moeldoko, Didukung 4 Faksi Rebut Demokrat dari AHY

Moeldoko meraih preastasi dengan menjadi lulusan terbaik di Akademi Militer.Tiga bulan menjadi Kasad, ia dilantik menjabat Panglima TNI.
Kepala Staf Presiden Moeldoko. (Foto: Instagram/@dr_moeldoko)

Jakarta - Nama Kepala Kantor Staf Presiden (KSP) Moeldoko tengah ramai dibicarakan terkait isu yang dilontarkan Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono ( AHY) soal gerakan pengambilalihan partai.

Moeldoko mengaku dirinya merupakan bagian dari orang yang mencintai Partai Demokrat.

"Saya sih sebetulnya prihatin gitu ya melihat situasi itu, karena saya juga bagian yang mencintai Demokrat," kata Moeldoko dalam konferensi pers virtual, Senin, 1 Februari 2021.

Mantan Panglima TNI itu menjelaskan, isu ini bermula dari foto-foto dirinya bersama sejumlah tamu. Para tamu tersebut datang berbondong-bondong dan menceritakan tentang situasi terkini.

Moeldoko mengaku selalu membuka pintu untuk siapa saja yang hendak bertamu. Dari pembicaraan tersebut, lalu sampai pada pembahasan situasi Partai Demokrat.

"Mereka datang berbondong-bondong ya kita terima, konteksnya apa saya juga nggak ngerti. Dari ngobrol-ngobrol itu biasanya saya awali dari pertanian karena saya memang suka pertanian," ujar Moeldoko.

Profil Moeldoko

Moeldoko meraih preastasi dengan menjadi lulusan terbaik di Akademi Militer. Kariernya pun di TNI Angkatan Darat melesat hingga ia diangkat menjadi Panglima Tentara Nasional Indonesia.

Pria kelahiran Kediri, 8 Juli 1957 itu menjabat Kepala Staf Angkatan Darat (Kasad) hanya dalam waktu 3 bulan. ia adalah anak dari pasangan Moestaman dan Masfuah, bungsu dari 12 bersaudara. Ayahnya hanya seorang pedagang palawija dan perangkat keamanan di desa sedangkan ibunya sebagai ibu rumah tangga.

Kehidupan Masa kecil berada dalam lingkungan keluarga sederhana. Orang tuanya serba kekurangan untuk membiayai anak-anaknya yang terbilang banyak karena pendapatan orang tuanya tidak menentu.

Meski serba kekurangan, orang tuanya berharap anak-anaknya jadi orang berguna. Moeldoko kecil bisa dibilang termasuk anak yang cekatan dan pekerja keras. Sejak kecil ia sudah bekerja mengangkut batu dan pasir dari kali setiap pulang sekolah.

Moeldoko menempuh pendidikan di sekolah SD dan SMP di Kediri sedangkan sekolah menengah atasnya di Jombang. Setelah itu, dia melanjutkan pendidikan militer di Akademi Militer (Akmil) di Magelang. Pada usia 24 tahun, Moeldoko menyelesaikan dan berhasil menjadi lulusan terbaik Akmil pada tahun 1981 dengan dianugrahi Bintang Adimakayasa.

Moeldoko mengawali karier di militer sebagai Komandan Peleton di Yonif Linud 700 Kodam VII/Wirabuana. Moeldoko juga dapat melaksanakan tugas dengan baik saat operasi Seroja Timor-Timur dan penugasan lainnya seperti ke Singapura, Jepang, Irak-Kuwait, Amerika Serikat, dan Kanada.

Pada 2008, ia menjabat sebagai Kasdam Jaya, dan pada tahun 2010-2011, ia mengalami tiga kali rotasi jabatan dan kenaikan pangkat. Mulai dari Panglima Divisi 1/Kostrad, panglima III/Siliwangi, hingga menjabat sebagai Wakil Gubernur Lembaga Ketahanan Nasional (Lemhannas).

Kariernya terus meroket, dua tahun kemudian dengan cepat menduduki Wakil Kepala Staf AD hingga dipercaya sebagai Kepala Staf TNI AD (KSAD) tahun pada 22 Mei 2013.

Selang tiga bulan, menginjak usia 56 tahun, Moeldoko ditetapkan sebagai Panglima TNI oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY). 

Di tengah kesibukannya di dunia militer, dia tidak melupakan pentingnya pendidikan. Dia terus mengasah intelektualnya di perguran tinggi hingga gelar tertinggi. Dalam usia 57 tahun, ia berhasil mendapatkan gelar doktor Ilmu Administrasi Negara di Universitas Indonesia dengan nilai sangat memuaskan.

Dua tahun lepas dari tugas kemilitiran, pada 17 Januari 2018, purnawirawan jenderal bintang empat ini diangkat oleh Presiden Joko Widodo sebagai kepala Staf Kepresidenan menggantikan Tetan Masduki. 

Keluarga

  1. Istri : Koesni Harningsi
  2. Anak : Randy Bimantoro
  3. Joanina Rachma

Pendidikan

  1. Sekolah Dasar Negeri Juntok 1, Kediri
  2. SMP Negeri Papar, Kabupaten Kediri
  3. Sekolah Menengah Pertama Pertanian (SMPP), Jombang, 1977
  4. AKABRI, Magelang, 1981
  5. S-3 Falkultas Administrasi Negara, Universitas Indonesia, Jakarta, 2014

Karier

  1. Asops Kasdam VI/Tanjung Pura
  2. Dirbindiklat Pussenif
  3. Komandan Rindam VI/Tanjung Pura (2005)
  4. Komandan Korem 141/Todopuli Bone (2006)
  5. Pa Ahli Kasad Bidang Ekonomi (2007)
  6. Direktur Doktrin Kodiklat TNI AD (2008)
  7. Kasdam Jaya (2008)
  8. Panglima Divisi Infanteri 1/Kostrad (2010)
  9. Panglima Kodam XII/Tanjungpura (2010)
  10. Panglima Kodam III/Siliwangi (2010)
  11. Wakil Gubernur Lemhannas (2011)
  12. Wakasad (2013)
  13. KSAD (2013)
  14. Panglima TNI, (2013-2015)
  15. Kepala Staf Kepresidenan (2018)

Penghargaan

  1. Satya Lencana Kesetiaan VIII, XVI, dan XXIV,
  2. Satya Lencana Seroja
  3. Tanda jasa dari PBB
  4. Satya Lencana Santi Dharma
  5. Bintang Kartika Eka Paksi Nararya
  6. Bintang Yudha Dharma Nararya
  7. Bintang Kartika Eka Paksi Utama. []

Baca juga: 

Berita terkait
Mahfud Bantah Restui Moeldoko Ambil Alih Partai Demokrat
Mahfud Md membantah namanya disebut memberi restu Kepala Kantor Staf Kepresidenan (KSP) Moeldoko mengambil alih paksa Partai Demokrat.
Dituding Ingin Kudeta AHY, Moeldoko: Saya Mencintai Demokrat
Moeldoko mengaku jika dirinya merupakan bagian dari orang yang mencintai Partai Demokrat.
Soal Isu Kudeta Partai Demokrat, Moeldoko: Jangan Ganggu Jokowi!
Moeldoko menegaskan, isu kudeta Demokrat murni tentang dirinya dan tidak ada kaitannya dengan istana maupun Presiden Joko Widodo atau Jokowi.
0
LaNyalla Minta Pemerintah Serius Berantas Pungli
Ketua DPD RI, AA LaNyalla Mahmud Mattalitti, meminta pemerintah serius memberantas pungutan liar (pungli). Simak ulasannya berikut ini.